Setelah keributan yang terjadi di Times Square, Riley dan Valentine berhasil lolos dari kerumunan massa yang mengerumuni Times Square.
Kerusuhan itu reda disebabkan oleh bantuan dari kepolisian dan tentara yang dstang memberi bantuan kepada polisi yang berjaga sebelum nya.
Beberapa orang yang di anggap sebagai provokator ditangkap dan massa pun membubarkan diri, melihat kesempatan itu, Riley and Valentine pun meilninggalkan tempat itu.Akhirnya, karena sudah banyak jalanan yang ditutup dan masih banyak polisi yang berjaga, Valentine akhirnya memutuskan untuk membawa Riley ke rumahnya, tepatnya sebuah pemukiman penduduk yang berlokasi 5 kilometers dari Times Square.
Karena ia tak punya pilihan dan jalanan malam hari terlalu berbahaya, Riley pun setuju dan mengikuti nya.
Namun, karena tak ada kendaraan yang bisa jalan, mereka pun baru sampai sekitar 5 jam kemudian.
Mereka berjalan kaki dari Times Square sampai ke pemukiman penduduk tersebutSingkat cerita, mereka pun tiba di pemukiman itu, dan terlihat banyak warga sekitar sedang berkumpul di tengah jalan raya, seperti sedang melakukan acara api unggun.
"Ehm...ini benar benar luar biasa, ternyata walaupun listrik mati, penduduk sini masih bisa berkumpul dan akrab ya?"
Kalimat itu keluar dari mulut Riley yang terkagum-kagum karena lingkungan ini masih damai dan tak ada keributan.
"Terus, rumah mu yang mana?"
Tanyanya kepada Valentine sambil memperhatikan keadaan sekitar nya yang ramai oleh penduduk yang sedang berkumpul di luar.
"Yang itu, di dekat ujung jalan ini"
Tangan nya pun menunjuk sebuah rumah yang berada di sebuah ujung jalan, letak nya agak jauh dari kerumunan warga yang sedang berkumpul di jalan dan sedang mengadakan pesta api unggun.
Valentine pun menyapa warga yang berpapasan dengan mereka berdua, seperti nya ia cukup akrab dengan lingkungan sekitar.
"Yeah...orang orang mulai menyadari kalau mereka tak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Mungkin kita tak akan sadar kalau saja listrik masih menyala."
Sedikit menusuk, namun hal itu lah yang terlihat saat ini.
Tak lama, mereka pun sampai di depan rumah Valentine. Dan terlihat seorang pria memakai hoodie berwarna orange dan jaket kulit hitam sedang merokok dan memperhatikan kumpulan penduduk yang sedang berkumpul di depan api unggun.
Saat mereka berdua melewati pria tersebut, ia pun menatap Riley dan Valentine dengan pandangan tajam, seolah sedang mengawasi mereka berdua. Namun, seperti nya ia tak acuh dengan mereka berdua.
"Co-come on here"
Ucap nya kepada Riley sembari menarik tangan nya melewati pria tersebut. Terlihat ekspresi csnggung dsri wajah nya.Akhirnya, mereka berdua masuk kerumah yang tak terlalu besar itu, dan Riley pun segera merebahkan diri di atas sofa ruang tamu.
"Bruuukk..."
Bunyi sofa yang ia tidur sekarang itu seakan mewakili rasa lelah yang sudah menumpuk di tubuh nya itu.
Ya, setelah berjalan kaki sejauh 5 kilometers dari Times Square kaki nya pun tak sanggup berdiri lagi."Hei, Val...kau punya lilin untuk ruangan ini? Aku perlu meneliti lagi buku-buku dan arsip ini."
Ucap nya sembari membuka arsip dan buku buku di depan nya itu.
[Valentine's POV]
"Aku akan pasang lilin dimeja kerja diruang depan... tunggulah sebentar"
KAMU SEDANG MEMBACA
Powerless/A World Without Light
Ciencia FicciónWARNING:SOME CONTENT OF THIS STORY CONTAIN MATURE AND SEXUALLY EXPLICIT. 18++ ONLY. HARSH LANGUAGE INSIDE... I'll explain. We lived in an electric world. We relied on it for everything. And then the power went out. Everything stopped working. We wer...