2

17 0 0
                                    

Matahari mulai menyeruak masuk ke celah-celah ruangan bernuansa pink itu. Kila dengan heboh nya bangun, mandi, dan tentunya sarapan.

"Kila, Ka Finnick bingung deh baru hari pertama masuk sekolah, udah mau telat aja,"

"Ih, Ka Finnick, awas! Aku mau pake sepatu, ntar makin telat," protes Kila karena Kaka cowonya itu malah mencubit-cubit gemas ade cewe kecil nya yang sudah beranjak dewasa.

"Eh, Ka, anter Kila bentaran doang dong, ntar habis itu baru ke kantor, bos mah bebas kan hehe,"

"Finnick belum jadi bos, dia belum bisa taklukin Ayah," ucap Ayah cepat.

"Hehe, ayo kaka anter. Yah, Finnick izin kalo telat ya, ga ada meeting kok," ujar Finnick sambil merogoh kunci mobil dari saki celananya.

Titt.. Titt..

"Kila! Come on!"

"Itu anak emang ya, udah dibilang gausah jemput, masih aja mau jemput," protes Kila dalam hati

"Itu? Si Gimar? Kamu sama dia aja deh, ngapain sama kaka?"

"Eh, males,"

"Ntar pulang sekolah aja sama kaka, kita main dulu ke mall, udah lama kan,"

"Serius nih?"

"Apasih yang engga buat ade cewe kaka yang mulai gendut ini,"

"..AWWW" teriak Finnick setelah Kila menendang kaki Finncik, kejam.

"Aku berangkat! Ntar disekolah jam setengah tiga, Ka,"

"Iya, sana sama Gimar, salam dari Ka Ganteng,"

"Hm,"

Dengan berat hati, Kila keluar dari gerbang rumah yang membumbung tinggi, tentunya dibukakan oleh Pa Dodi, satpam rumah Kila.

Dia mulai menyeret-nyeret sepatunya ke aspal jalan.

"Malesin deh ah, dasar," rutuknya dalam hati.

Kila POV

"Gimar ga ngerti banget deh jadi cowo. Kalo cewe bt tuh, langsung dibujuk. Ini mah didiemin dulu semaleman, terus tiba-tiba dateng pas pagi. Kan gue udah keburu kesel b-a-n-g-e-t." Rutuk Kila dalam hati.

Gue mulai mendekat ke arah Gimar. Mengambil helm bertuliskan "Gimar-Kila" yang 4 bulan kemarin dia hadiahkan saat ulang tahun ku ke-17.

"Lu sehat?"

"Hm?"

"Are you ok?"

"Hm?"

"Lu mau gue ngomong bahasa apa, hah? Hm-hm-hm aja,"

Selalu gini ya, Yo. Lu tuh pengen gue tabok, pake hati. Lu tetep care tapi sosoan dingin, ga ngerti--atau emang lu lola ga kebangetan? Hah? Mungkin lu gapunya cewe sampe sekarang gara-gara lu ga peka kali ya.

"Bengong aja terus, gausah naik,"

"YA!"

"Anjir, lu sarapan apaan? Paku sama semen? Teriak kenceng amat,"

"..."

Gue naik ke motor Gimar yang emang menurut gue ga cocok buat bonceng orang.

"Ini jok motor bisa ga sih gausah naik-naik banget?"

"Haha," kekeh Gimar pelan.

"Terus bisa ga sih gausah bawa motor nya kenceng-kenceng,"

"Kan udah telat, Kila,"

Love is a VerbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang