"Nico, kamu ke parkiran mobil, aku ke parkiran motor sendiri aja, ntar kita ketemu di gerbang sekolah," ucap Kila sambil membetulkan ikatan rambut kuncir kuda nya yang sedikit berantakan.
"Eh gausah, aku anter kamu dulu aja ke parkiran motor, ntar aku baru deh ngambil mobil," balas Nicolas dengan santai. "Ini poni nya.." Nicolas membetulkan poni Kila yang belum rapih.
"Eh,.." Kila mulai bingung harus bagaimana menghadapi Nicolas yang padahal baru satu hari saja mengenalnya.
"Lu cantik ya," ucap Nicolas pelan. "Eh..?" Balas Kila bingung. "Gak usah dibahas, semua cowo pasti ngomong gitu ke elu," ucap Gimar santai.
"Kila, ayo kita balik!" Teriak Gimar dari kejauhan. Gimar melihat ada sesosok pria yang tak kalah keren darinya. Masalahnya adalah, ia bersama Kila.
"Eh ada Ka Gimar, kenalin ini Nicolas anak baru di kelas aku, Nicolas, ini Ka Gimar," ucap Kila sambil tersenyum ke arah Nicolas saja.
"Loh, jadi bukan cewe? Padahal udah mau gue gebet katanya cantik," kata Gimar sambil meraih telapak tangan Nicolas yang sudah terulur sedari tadi. "Yaudah ayo kita balik," ucap Gimar.
"Gak bisa, aku harus anter Nico ke butik seragam sekolah, dia belum hafal jalan Jakarta," kata Kila. "Kalo Kaka mau pulang duluan, gue dengan senang hati bakal anterin Kila selamat sampai rumah," lanjut Nico dengan pasti. "Hmm, iya aku bisa pulang sama Nico" ucap Kila mantap, karena ia masih kesal perihal Eva.
"Jelas gak bisa lah, Kil. Lu apa-apaan sih, Ka Fin nyuruhnya gue, bukan dia," ucap Gimar ketus. "Ayo balik ah cepetan, dia bisa pake google map buat cari tempat," ucap Gimar sambil menarik tangan Kila.
"Aw," ringis Kila pelan. "Wah, maaf, Ka, santai dong ke ade kandung sendiri, kalem aja, gue gak akan apa-apain, cuma minta anter," ucap Nico sembari melepaskan genggaman Gimar terhadap Kila.
"What? Ade kandung? Dia bukan ade kandung gue," tanya Gimar tambah ketus, ia sampai lupa, Kila meniupi pergelangan tangannya yang perih karna tarikan tangan Gimar.
"Ah, bosen gue Yo. Gue bilang ke dia lu tuh abang gue. Jadi Nico mungkin salah anggep kalo lu abang kandung gue. Udah lah ya, lu balik aja sana, noh-noh si Eva lagi nunggu jemputan, sana lu anter dia, takut diculik ntar," ucap Kila dengan kecepatan kilat. Ia langsung menarik Nicolas pergi, mereka masuk ke mobil hitam pekat yang harganya pasti sangat mahal. Meninggalkan Gimar yang bingung, ada apa sebenarnya.
o•o•o
"Jadi, Gimar tuh temen kamu, eh sahabat dari kecil?" Tanya Nicolas sambil berjalan beriringan dengan Kila yang sedang menyantap ice cream vanilla kesukaannya. "Hm, dia udah kaya kaka aku sendiri," kata Kila sendu. "Eh ini di bibir kamu ada bekas ice cream, belepotan ih," Nicolas mengulurkan tangannya, mengelap sudut bibir Kila yang terlihat baik-baik saja.
Jantung gue kenapa woy -Kila
"Ehem," Kila berdeham melepas kecanggungan yang terjadi. "Hm, udah malem, balik aja langsung ya?" Tanya Kila memohon. "Dengan senang hati," ucap Nicolas sembari menggandeng tangan Kila santai.
Mirip Gimar suka gandeng tangan -Kila
Sampai ke parkiran, Kila tak menolak tangannya digandeng oleh Nico. Terlalu banyak mata yang melihat kedekatan mereka.
"Kil," suara berat itu terdengar lagi.
"Eh? Ko ada disini?" Ucap Kila kaget, ia membalikkan tubuhnya, seraya melepaskan genggaman Nico.
"Maaf," ucapnya pelan. "For what?" Dengan santainya Kila membalas kalimat Gimar yang tiba-tiba hadir di area parkiran.
Tidak ada jawaban dari Gimar. Semua seakan mematung. "Ehem, Kil, kita balik sekarang?" Ucap Nico yang sedari tadi memang ada disana. "Eh, iya ayo," Kila membalikkan tubuhnya kembali. "Sama gue aja," ucap Gimar pelan. "Eh?" Kila membalikkan badannya lagi. "Sama gue aja," ulang Gimar lebih berani. "Gue ga suka ditolak, Kil. Lu tau itu kan?" Nadanya mulai meninggi. "Santai ka, gak apa-apa Kil, lu balik sama dia aja, kasian gue liatnya," ucap Nico sambil tersenyum "Makasi ya buat hari ini, La" ucap Nico sambil berlalu.
"Ada apa sih? Gak jelas banget," tutur Kila bt pada Gimar. "Mana motor lu? Balik lah cepetan, bosen gue" ucapnya lagi. "Lah bengong, cepet ih," Kila mulai tak sabar.
"Gue jelas. Gue gak mau lu deket-deket sama orang yang baru lu kenal sehari doang, Kil. Gue gak bawa motor. Gue bawa mobil, siapa tau lu lebih suka naik mobil dibanding motor. Bosen? lu udah terlalu lama sama dia sih, dari siang sampe malem gini. Bengong iya gue bengong, lu aneh sehari ini" panjang lebar Gimar berucap dan Kila hanya bengong karna Gimar sedikit lebih posesiv hari ini.
"Perlu gue bales omongan lu? Kayanya engga. Oh iya, kali ini gue lebih suka naik taxi," ucap Kila sambil berjalan melewati Gimar.
"Lu nyakitin hati gue kesekian kalinya dalam sehari ini," Gimar memelankan volume suaranya.
"Gak salah denger?" Ucap Kila mantap sambil membalikkan badannya (lagi dan lagi).
"De, gue males debat sama elu,"
"Dan hal yang lu omongin aja gue ga ngerti, Ka. Gue gak pernah ngerti semua yang lu omongin,"
"Ya, gue cuma mau lu gak kenapa-kenapa"
"Emang Nico ngapain gue? Gak ada kan,"
"Dia, d-dia kan.."
"Cemburu?"
"Gue kaka lu, Friskila," jawab Gimar agak lama."Ya, thank you so much for it, my lovely brother," Kila mulai memasang senyum 'miris' andalannya, karena memang, Gimar hanya menganggap nya sebagai 'adik'. Ia membalik badannya kembali untuk keluar mencari taxi.
Happ
"Balik sama gue aja," ucap Gimar sambil menarik tangan Kila sampai Kila hampir saja bertabrakan dengan tubuh Gimar. "Ahh, gue udah lama gak meluk elu, sini-siniii.." ucap Gimar menggelikan.
"Ah apaan sih norak," ucap Kila menjauhkan badan Gimar. "Udah ah marah-marah nya,"
"Elu yang marah, gue mah kaga, gue bahagia hari ini," goda Kila. "Lu bahas temen lu itu lagi, gue marah lagi," sinis Gimar. "Lu marah lagi, gue gak akan pulang sama elu lagi," balas Kila.
"Ihh dasar cewe. Ayo kita makan," tawar Gimar. "Gak, udah kenyang ditraktir Nico," jawab Kila. "Dia lagi, dia lagi," ucap Gimar sambil merangkul pundak Kila mendekati arah mobil berwarna merah yang tak jauh mewah dari mobil Gimar.
"Yo,"
"Hm?"
"Ganteng ya,"
"Jelas lah dari dulu gue ganteng,"
"Bukan, Nicolas"
"Bosen Kil, gausah bahas dia bisa gak sih,"
"Dia bener ganteng loh, cocok sama Eva, hehe"
"Eva nya cocok nya sama gue, gimana dong,"
"Ohhh. I-iya ya g-gue lupa, hehe. Nicolas sama gue aja kali ya, jodoh kayanya," ucap Kila pelan.
"Ga, jodoh lu bukan dia,"
"Suka-suka gue dong, hati gue yang milih,"
"Lu suka sama dia?"
"Obviously yes,"
"...."Gimar POV
Kayanya lo bener-bener suka sama Nicolas. Sepenuhnya gue bakal dukung lo kok Kila, asal lo bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is a Verb
RandomCinta tak pernah salah. Semua berlabuh dengan tepat. Ketika semua orang berkata "cinta", hanya orang pemberani yang akan menunjukannya. Bukan hanya sekedar menyimpannya rapat-rapat. Namun, dialah pemenang sesungguhnya, mencintai dengan memberi tanpa...