Kila POV
Pagi ini cerah banget. Tapi hati gue gak secerah matahari pagi ini. Gue cukup bersyukur Gimar gak jemput tadi pagi, karna gue masih bt dengan pernyataan dia tentang Eva tadi malam.
"Yah, ini Tiara gak masuk, gila kali dia ya," gue ngeliat ponsel yang isinya "Kil, absenin gue ya, gue mau caw" dasar, dia pasti jalan-jalan.
"Kenapa?" Suara itu cukup mengagetkan. "Eh, ini Tiara gak bisa masuk hari ini,"
"Gue duduk di samping elu, gak apa-apa?"
"Hm, boleh," gue cuma bisa senyum.
Dia bener ganteng, baik, ramah, pinter musik, dan katanya pinter bangeeeet akademik nya. Idaman gue banget.
"Kil, itu ka Gimar nungguin di depan kelas," ucap Loli salah satu teman kelas ku. "Eh, makasih udah kasih tau," gue beranjak dari kursi.
"Hm?" Tanya gue malas hanya menaikkan kedua alis. "Makan kantin?" Tawarnya. "Gak ah males,"
"Belum makan ih gue nya," Gimar memelas. "Suruh siapa?" Tanya ku ketus.
"La, kantin yu?" Ajak Nicolas yang tiba-tiba hadir. "Eh? Aduh gue males nih, gak mood makan," tolak gue halus. "Temenin gue makan aja, gimana?" Tanya nya lagi.
"Kil, gue duluan dibanding dia," protes Gimar.
"Ah elah, ribet, yaudah ayo gue temenin kalian,"
"Lah? Bertiga?" Ucap Gimar dan Nico berbarengan.
"Gak mau? Yaudah, gak jadi,"
Mereka langsung berjalan ke arah kantin meninggalkan gue dibelakang mengekor pergerakan mereka.
"Satu meja dong ah, gue cuma ada satu, gak bisa dibagi dua,"
"Yaudah, lu pilih gue kan?" Tanya Nico.
Dunia gue seakan berhenti ditanyai pertanyaan sekonyol itu. Ini aneh, sangat aneh. Padahal gue baru tau dia kemaren, harusnya gue gak ngerasain ada sesuatu yang berdesir di dalem hati. Apa jangan-jangan gue suka sama dia? Ah masa sih, kan gue udah terlalu nyaman sama Gimar.
"Gimar! Gue duduk disamping elu ya," ucap seseorang yang gue gak suka sekali tipe suaranya. Ya, dia, Eva. Dia cukup mengagetkan dunia gue yang sempet berhenti sejenak.
"Yaudah gue duduk sama Nico, lu sama Eva aja, Ka" gue langsung ambil tempat duduk di depan Nico yang sudah asik dengan makanan nya.
Gimar POV
Secara gak langsung, lu milih dia, dibanding gue, Kil.
Gue benci kali ini, harus lu panggil dengan sebutan 'kaka'.
Kila POV
Kamu gak larang aku buat duduk sama Nico. Parahnya, kamu gak larang Eva duduk di samping kamu, Yo.
Nico POV
Dia kayanya mulai jatuh cinta sama gue. Gue bakal perjuangin dia.
Walaupun sorot matanya redup saat liat Gimar bareng cewe itu duduk bareng. Gue bakal bikin lu jatuh hati ke gue tanpa lihat Gimar lagi, La, Lala.
Author POV
"La, ntar balik sama gue aja ya," Nicolas mulai membuka suara, karena dia tahu Kila hanya menunduk menatapi ponsel nya yang sebenarnya mati. "Ehh, gak usah, gue bisa naik taxi,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is a Verb
RandomCinta tak pernah salah. Semua berlabuh dengan tepat. Ketika semua orang berkata "cinta", hanya orang pemberani yang akan menunjukannya. Bukan hanya sekedar menyimpannya rapat-rapat. Namun, dialah pemenang sesungguhnya, mencintai dengan memberi tanpa...