Author POV
Malam itu, keluarga Gimar terlebih dahulu datang di resto A'Chic yang memang sudah dipesan gimar.
"Serius kamu?" Tanya Ayah Gimar pada Gimar.
"Iya, Yah. Aku kan udah bilang aku serius, aku ga mau harus ngumpet-ngumpet terus,"
"Udah lah, Mas. Dia kan udah bilang dia serius, kenapa sih ga didukung aja anaknya?" Sela mamah saat Hendri, Ayah Gimar mulai meragukan Gimar.
"Ayah kan udah bilang, itu Kila sahabat kamu. Dua kali lebih berat kalau kamu bikin dia kecewa. Apalagi kita deket sama keluarganya,"
"Aduh, Mas, ini bukan lamaran kok, dia cuma pengen Kila seneng aja, ribet banget toh," ucap Tika lagi.
Sekitar jam 8 malam, keluarga Kila datang dan langsung disambut hangat oleh keluarga Gimar. Semua anggota keluarga saling mengenal sehingga tidak terlalu canggung untuk berbicara di sela-sela makan malam.
Gimar yang duduk tepat di samping Kila sedari tadi mengelus-elus pergelangan Kila di bawah meja.
"Kalau emang terlalu cepet, gak apa-apa gausah, Yo" bisik Kila pada Gimar.
Gimar malah semakin mengeratkan pegangan tangannya dan Kila hanya bisa diam karena Gimar sudah bertekad.
"Ehem," Gimar mulai mau berbicara.
"Jadi, om tante semua yang ada di sini, Gimar mau bilang makasih banget udah mau dateng," ucap nya lantang.
"Kalau dari tadi pada ngira ini acara sebelum Gimar sama Fara sibuk bakal ujian kelulusan, ya anggep aja gitu. Tapi sebenernya,"
"Yo," ucap Kila pelan.
"Sebenernya ada yang mau aku omongin," lanjut Gimar ga peduli dengan Kila.
"Aku udah cerita ke Ayah sama Bunda dan mereka dukung aku penuh. Aku cuma mau kalian semua dukung aku kaya mereka," ucapnya tegas
"Aku sayang sama Kila dan ternyata lebih dari sekedar adik,"
Ucapan Gimar yang satu itu membuat kedua orang tua Kila kaget bukan main. Fara juga begitu kaget bahkan sampai tersedak. Finnick hanya menatap Gimar mantap. Sementara Kila hanya bisa menunduk, malu.
"Kalian udah, jadian?" Tanya Fara refleks dan semua langsung melihat ke arah nya.
Gimar pun mengangguk pasti.
"Aku cuma mau kasih tau itu aja. Kalau aku bener-bener ga bisa anggep Kila cuma sebatas sahabat setelah banyak nya waktu yang aku sama dia lewatin. Aku gamau sembunyi-sembunyi, aku mau jujur," ucap Gimar seperti mengakhiri penjelasannya.
"Kil, sayang sama Gimar nya gak?" Tanya Fellin, Mamah Kila.
"Ih apaan sih, Mah,"
"Bener toh, Kil, tante juga kepo kamu sayang juga ga sama Gimar," disusul Tika yang bertanya.
Kila hanya malu-malu kucing seakan enggan untuk menjawab.
"Ayah sih setuju-setuju aja Gimar sama Kila, bahkan bagus, kalian udah saling kenal. Tapi bakal ganggu ke hubungan kalian yang sebelumnya ga?" Tanya Hendri.
"Om setuju sama Ayah kamu. Malah om sempet kaget, om kira kamu malah ada rasa sama Fara," ucap John, Papah Kila.
"Aku akan usahain yang terbaik kok buat kita," ucap Gimar sambil menatap Kila yang sedari tadi hanya diam tanpa kata.
"Selagi kalian ngerasa itu yang terbaik, kami semua pasti dukung kok. Tetep fokus sama pendidikan masing-masing karena nyatanya kalian masih sama-sama kecil buat terlalu serius," ujar Finnick begitu dewasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is a Verb
RandomCinta tak pernah salah. Semua berlabuh dengan tepat. Ketika semua orang berkata "cinta", hanya orang pemberani yang akan menunjukannya. Bukan hanya sekedar menyimpannya rapat-rapat. Namun, dialah pemenang sesungguhnya, mencintai dengan memberi tanpa...