Another Love ✔

How it begin

Perjodohan gila yang ditentukan oleh orang tuanya membuat Choi Young Eun mau tak mau harus melakukannya. Keputusan orang tuanya sama dengan keputusan final yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapa pun.

Choi Young Eun adalah anak tunggal keluarga Choi dan merupakan pewaris tunggal Empire Group. Maka dari itu pendamping hidupnya kelak harus ditentukan oleh kedua orang tuanya karena urusan bisnis.

Andai saja dulu gadis itu tidak mengambil jurusan kedokteran dan menuruti kemauan sang ayah untuk mengambil jurusan management bussinees mungkin dia tidak akan dijodohkan seperti ini.

🌹🌹🌹

Choi Young Eun mendengus pelan ketika melirik jam yang melingkar ditangannya. Dia benci ini, membuang waktunya hanya untuk menunggu seorang pria.

Tak lama kemudian seorang pria berjas kantor menghampirinya dan duduk di hadapan gadis itu.

"Kau terlambat lima belas menit Tuan Kim Taehyung." Gadis itu menyesap kopinya setelah melontarkan kalimat itu.

"Aku minta maaf telah membuat mu menunggu Nona Choi, ada pekerjaan penting yang harus ku kerjakan tadi."

Young Eun menganggukan kepalanya sekali.

"Baiklah, jadi hal penting apa yang ingin kau bicarakan dengan ku?" tanya Young Eun to do point.

"Ini tentang pernikahan kita," ujar Taehyung.

Pria itu berpikir sebentar sebelum akhirnya kembali bersua.

"Kau tentu tau kalau kita tidak saling mencintai dan aku berpikir untuk membatalkan perjodohan ini."

Young Eun menaikkan sebelah alisnya mendengar perkataan lawan bicaranya itu.

"Rencana apa yang kau punya?"

Raut bingung terpancar jelas dari wajah Taehyung.

"Rencana?"

"Jika kau ingin membatalkan perjodohan ini bukankah kau harus punya rencana? Jadi apa rencana mu?"

Taehyung terdiam mendengar penuturan gadis di depannya itu. Karena sesungguhnya pria tampan itu tidak punya rencana apapun untuk membatalkan pernikahan mereka yang akan berlangsung minggu depan.

Pernikahannya terlalu cepat untuknya sehingga membuat otaknya tidak bisa bekerja dengan baik.

"Kau punya kekasih?" Young Eun membuka suaranya ketika Taehyung sama sekali tidak menjawab pertanyaannya.

"Untuk apa kau menanyakan hal itu?"

Taehyung menatap gadis itu lamat.

"Menurutmu untuk apa? Tentu saja untuk membatalkan pernikahan kita."

"Aku tidak memiliki kekasih."

"Kalau begitu tidak ada pilihan lain selain menikah," ujar Young Eun santai.

Sedangkan mata Taehyung kini melotot tak percaya dengan apa yang baru saja gadis itu katakan.

"Yak! Apa maksud mu tidak ada pilihan lain?" Taehyung sedikit meninggikan suaranya.

Young Eun terkekeh melihat reaksi Taehyung. Biasanya wanita lain akan membalas teriakan sang pria tapi tidak dengannya. Sikapnya begitu tenang dan terkesan sedikit angkuh.

"Oh astaga aku tak menyangka kalau ibu ku mencari menantu temperamen untuknya."

"Apa kau bilang? Jadi maksud mu aku ini pemarah? Ya! Bagaimana bisa kau menilai ku seperti itu padahal kau baru dua kali bertemu dengan ku?"

"Tidak bisa kah kau tenang? Lihatlah kau jadi pusat perhatian sekarang."

Benar saja saat ini pelanggan di cafe itu melihat ke arah Taehyung seolah sedang menonton pertengkaran sepasang kekasih secara live.

"Ku pikir tidak ada lagi yang harus kita bicarakan Tuan Kim, sampai bertemu lagi." Young Eun bangkit dari duduknya.

"Apa? Yak! Nona Choi urusan kita belum selesai dan kau sudah mau pergi?" ucap Taehyung tidak terima.

Hei dia baru saja sampai bahkan ia belum sempat memesan apapun dan sekarang gadis dihadapannya itu sudah mau pergi begitu saja?

"Tuan Kim apakah anda tidak sadar kalau tadi anda telah membuang waktu ku yang berharga hanya untuk menunggu mu? Kau mungkin tidak tau, tetapi dibandingkan kau masih ada banyak orang yang membutuhkan ku di rumah sakit. Jadi saya permisi."

Setelah mengatakan hal itu pada Taehyung gadis itu langsung melenggang pergi meninggalkannya.

Taehyung mengacak rambutnya kasar sesaat setelah calon istrinya itu pergi.

"Sombong sekali wanita itu!" Desisnya sebal.

Pria itu tidak habis pikir dengan sikap wanita itu. Bagaimana mungkin Young Eun bisa bersikap setenang itu sementara dirinya uring-uringan seperti ini?

Dia mengingat ucapan gadis itu yang mengatakan kalau dirinya tidak punya pilihan lain selain menikah dengan gadis angkuh itu.

"Apa jangan-jangan dia menyukai ku?"

TBC