part-1

73 9 1
                                    

Yang diatas ilustrasi Elfan Algeanor ya guys !!

*****

Sesampainya di parkiran sekolah, cewek itu memarkirkan motornya di bagian paling belakang.
Ia turun dari atas motor dan melepaskan helmnya.

Berjalan sendiri dengan menenteng helm ditangan ia bersenandung, hingga sebuah suara masuk ke dalam pendengarannya.

"Gue panggil juga daritadi"ucap seorang cewek dengan nafas tak beraturan.

"Hehehee... gak denger"jawabnya dengan cengengesan.

"Ck. Budek apa tuli!?"cewek berkulit putih itu berdecak melihat temannya.

"Jangan mulai"matanya menghunus tajam ke cewek itu"Mau gue mutilasi"tambahnya sengit.

"Ka...Ka. udah gila, toa, psikopat lagi"ujar cewek yang berada di sebelah Ika.

"Natasya Ulfa... apa perlu gue robek tu mulut supaya lo diem!?"balas Ika sengit dengan mata yang berapi api.

"Ya jangan Ka, ntar lo nggak punya temen secantik gue tau rasa lo"Tasya tersenyum bangga dengan jawabannya sendiri.

"Cih..."Ika hanya berdecih dan menganggap jawaban Tasya angin lalu.

Meraka berjalan bersisian melewati blok A3 tempat adek kelas barada, Ika hanya tersenyum saat adek kelas yang ia kenal melewatinya dan menyapanya 

Ketika ingin memasuki kelas Ika terdiam.Membatu.

"Lo kenapa Ka?"tanya Tasya bingung dengan tingkah temannya.

"Ka..... Ika..."dengan nada setengah menjerit Tasya memanggil Ika, menyenggol lengan cewek itu membuat Ika tersadar dari keterkejutannya.

"Iya... apa?!"tanya Ika setelah ia sadar dan menghadap Tasya.

"Lo kenapa curut?"balas Tasya sebal dengan tingkah temannya yang absurd.

Ika tidak membalas Pertanyaan Tasya,  entah itu pertanyaan atau  ejekkan.Pikir Ika.

Ika masuk meninggalkan Tasya yang berjalan di belakangnya dengan bersungut kesal. Saat akan melewati meja yang dipenuhi dengan anak cowok yang warna baju rumpunnya berbeda dari yang dia pakai,(salahkan pemerintah yang mengatur hari masuk skolah disaat hari rabu) .Ika membuang muka dan mendengus kesal, tak ingin melihat wajah seseorang yang ia benci.

"Wooaaahh... tuan putri datang woooyy!!!"jerit salah seorang cowok yang memakai baju berbeda warna itu.

"Udah deh Ris, lo mau lihat singa ngamuk!?"cerca seorang cowok yang warna bajunya sama dengan yang dipakai Ika.

Sontak saja pernyataan itu membuat Ika mendelik tajam kearah Agit, teman sekelasnya yang suka bergaul dengan anak jurusan lain.

"Cailah... jangan marah neng, abang nggak gigit kok!!"celetuk seorang cowok yang duduk disebelah Agit, sontak saja mereka tertawa bersama saat mendengarnya.

Astaga, nih orang perlu gue musnahin kayaknya.Pikir Ika.

Ika berjalan mendekat kearah segerombol cowok yang duduk di pojok depan kelas, ia menyeringai mencoba mengintimidasi.

"Jaga tu mulut sebelum kesabaran gue habis"Ika langsung menunjuk kearah bibir cowok yanga mengatainya saat sudah sampai di dekat mereka. Bukannya takut mereka malah menahan agar tidak tertawa.

Cowok yang di tunjuk Ika berdiri, berjalan semakin mendekatinya.

"Jangan galak galak neng, ntar eneng nggak laku"cowok itu mengacak puncak kepala Ika yang langsung dapat tepisan kasar dari seorang Radinka.

"Lo mau gue bunuh!?"Ika besidekap menatap cowok itu miring.

"Udahlah Dan, jangan ganggu dia"baru saja cowok itu, Kenzidan ingin menjawab tapi diserobot oleh suara berat nan maskulin seorang cowok yang membuat Kenzidan terdiam.

"Ganggu lo Fan"kata Harris menonjok pelan bahu Elfan.

Elfan Algeanor, cowok most wanted skolah. Dengan segala pesonanya ia mencuri setiap pandangan mata orang saat dia lewat. Dengan segala prestasi dan ketampanannya ia menjerat setiap siswi. Tak terhitung lagi berapa mantannya.

"Jangan sok ngebelain gue"ucap Ika sengit kearah Elfan

Elfan terkekeh, berdiri dari duduknya lalu keluar dari kelas Ika, karna bel tanda masuk baru saja berkumandang.

"Dasar cewek batu"tukas Kenzidan kearah Ika lalu keluar dengan menyenggol bahu Ika.

Mereka keluar, hanya tinggal Agit yang duduk disana, dengan muka malas ia berdiri, berjalan menuju pintu.

"Mau kemana lo?"tanya Ika cepat, ia merentangkan tangan menghalangi Agit yang ingin keluar.

"Ke WC, mau ikut lo?"balas Agit menepis tangan Ika agar bisa lewat.

Ika menghela nafas, pasokan oksigennya berkurang saat mendengar suara berat nan maskulin dari seorang cowok yang membuatnya jatuh berkali kali itu, rasa yang selalu ia tutupi dari semua orang.

Gue benci lo Elfan, benci banget!!

*****

"Astaga Ika... itu perut apa karung? Banyak bener"seruan itu membuat beberapa anak di kantin menatap Ika lalu makanannya berulang kali, seakan Ika adalah spesies baru di planet ini.Diperhatikan seperti itu, Ika hanya bisa mendesah.

"Mulut lo ga, astaga seakan lo baru berteman sama gue"yang dilontarkan perkataan hanya cengengesan.

"Ya maaf ka, keceplosan gue"ujar Mega menanggapi perkataan Ika.

"Lo mah gitu, keceplosan melulu. Dari dulu juga"Mega tidak menanggapi perkataan Tasya dia langsung melahap bakso yang di pesannya.

"Eh... itu bukannya Elfan ya?"tanya Mega semangat dengan jari menunjuk objek pembicaraan.

Tasya melihat arah yang ditunjuk Mega dengan semangat sedangkan Ika hanya bisa menghela nafas. Lelah dengan keadaan.

"Astaga.. makin hari gue liat tu orang makin ganteng aja!"seru Mega bersemangat dengan tangan menopang dagu diatas meja.

"Ya Allah.. yang ini mah calon imam gue pasti"ujar Tasya tak kalah bersemangat dari Mega.

"Lo kenapa benci banget sih sama Elfan!?"tanya Mega saat Ika sedang fokus memasukkan bakso kedalaman mulutnya.

Ika mengalihkan pandangannya dari mangkok bakso, mentap Mega lekat

"Gue nggak benci"jawab Ika pelan dengan masih menatap Mega"Cuma nggak suka"setelah itu ia kembali fokus kepada baksonya.

Nggak suka lihat dia tebar pesona sama cewek lain!!!.Jerit hati Ika.

"Kita boleh gabung?"setelah pertanyaan itu kursi di sebelah Ika berderit menandakan ada seseorang yang duduk disana.

Ika tidak menoleh, sudah hapal dengan suara dan harum khas orang yang duduk di sebelahnya, sedangkan Mega dan Tasya menatap Ika dan orang di sebelahnya dengan wajah cengo. Tak mengerti dengan keduanya.

Apa yang lo lakuin, Elfan bego!!

____________________________________

Hay!!
Maaf kalau ceritanya kurang bagus, aku hanyalah seorang pemula...

Autrilia...

ElfanIkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang