part-13

25 2 0
                                    

Kelas itu sedikit lenggang karna guru yang berada di depan sedang menjelaskan dengan wajah yang kelihatan acuh, murid di ruangan itu pun merasa bebas karna guru yang acuh tersebut.

Ika yang menghadap sebuah buku paket itu hanya bisa menghela nafas berat beberapa kali karna sudah merasa sangat bosan. Ika mengangkat tangan kirinya lalu melihat jam tangan mungil yang melingkar di pergelangannya, menunjukkan jam 02.53 membuat Ika semakin mendesah karna waktu sangat lama berlalu.

Ia melipat tangan nya diatas meja lalu meletakkan kepala di meja yang beralaskan lengannya. Ika menoleh saat seseorang mencolek lengan nya, dilihat nya Tasya yang sedang memandang kearah pintu kelas lalu menatap nya dengan pandangan berbinar.

"Ya Allah Ika, ada malaikat di depan pintu kelas." Bisik Tasya saat Ika hanya meresponnya dengan kening berkerut.

"Jangan gila, nggak ada malaikat di dunia nyata." Ujar Ika dengan wajah datar sambil kembali meletakkan wajah nya diatas meja beralaskan lengan seperti sebelumnya.

"Lo liat dulu itu.." Ujar Tasya semangat sambil terus menggoyangkan lengan Ika, membuat gadis berwajah kusut itu menatap nya dengan pandangan membunuh.

Dengan usaha keras Tasya membalikkan badan Ika agar menghadap kearah pintu kelas, Ika yang merengut karna pemaksaan itu langsung melotot saat melihat siapa yang berdiri tidak jauh dari pintu kelas sambil memandang nya dengan tersenyum itu.

Seharusnya Ika sadar saat Tasya mengucapkan kata malaikat dengan mata berbinar berarti ada manusia berspesies laki - laki tampan yang sedang ia lihat, tapi Ika terlalu acuh dengan sikap Tasya yang seperti melihat sosok adonis tersebut dengan kembali meletakkan kepala nya diatas meja.

Oh God! Apa yang di lakukan cowok itu di depan kelas nya saat bel pulang bahkan belum berbunyi seperti ini?

Ika kembali menatap Tasya yang sudah cengar - cengir sendiri karna merasa ditatap oleh cowok idaman semua gadis di sekolah, memukul lengan atas gadis berkulit putih itu membuat nya meringis karna merasa pedas menjalar di lengannya.

"Kasar banget sih lo, sakit tau." Ujar Tasya sambil mengusap - usap lengannya agar rasa sakit dan pedas itu sedikit berkurang.

Saat Ika akan kembali memukul Tasya bel tanda kelas hari ini berakhir pun berbunyi dengan suara nyaring.

Mereka yang tadinya kelihatan lesu tanpa semangat hidup itu pun kembali bernyawa dengan wajah yang sudah berbinar cerah, dengan cepat mereka memasukkan alat tulis kedalam tas masing - masing.

"Baiklah, pelajaran selesai kalian boleh pulang!" Ujar guru bertubuh sedikit gempal dengan jilbab berwarna cerah itu dengan semangat, tak kalah semangat dengan muridnya.

Saat Ika dan juga Tasya membereskan barang - barang nya tiba -tiba saja seseorang menggebrak meja dengan keras hingga membuat dua orang yang sedang membereskan tas nya itu terperanjat kaget.

"Lo gila ya, jantung gue bego!" Jerit Tasya kepada orang yang menggebrak meja itu dengan tangan mengelus dada.

"Nggak bakal mati juga kan lo." Balas Mega menyeringai kearah Tasya yang masing mengelus dada nya.

Ika hanya bisa geleng kepala melihat tingkah kedua sahabat nya itu, tidak jarang juga mereka saling menjambak karna sesuatu hal yang menurut Ika tidak lah penting.

"Gue bakal mati kalo lo terus kayak gitu, jantungan gue!" Tasya mendelik kesal kesal kearah Mega membuat gadis bertubuh mungil itu tertawa karna berhasil mengerjai sahabatnya.

Baru saja Tasya akan protes karna di tertawakan oleh Mega tapi suara berat seseorang mendahului Tasya membuat gadis itu mengurungkan niatnya.

"Ayo pulang.." semua orang menatap cowok itu, cowok yang sedang berdiri tepat di hadapan Ika dengan senyum yang sangat menawan membuat dua orang yang menatap mereka dengan pandangan cengo.

ElfanIkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang