part-3

50 7 0
                                    


"Pulang sendiri Ka?!" tanya Tasya. Ia membereskan barang barang nya, memasukan ke dalam tas.

"Kayak biasa aja Sya" jawab Ika malas. Ia sudah ingin keluar tapi di tahan oleh suara Mega.

"Tunggu kali." Seru Mega kesal karna akan di tinggal oleh kedua sahabat nya.

"Cepetan, elahhh...." ujar Tasya dengan tangan yang sudah menenteng helm bogo berwarna coklat tua milik nya.

Ika berhenti lalu bersandar di pintu kelas. ia hanya mendesah, ia lelah sangat lelah. Pasal nya banyak sekali cobaan yang melanda nya hari ini, pertama Elfan yang mengganggu nya, kedua di cerca oleh seorang guru(walau bukan hanya dia yang di maki disini), dan yang ketiga dipaksa kerja rodi dengan cara meringkas materi sebanyak 3 bab.

Bisa kalian bayangkan seberapa lelah nya ia sekarang. Dan dari sekian banyak manusia di sekolah nya kenapa Ika harus berurusan dengan yang nama nya Elfan itu. Berurusan dengan cowok itu membuat jiwa dan raga nya merasa lelah. Terlebih hati nya.

"Ayok..." ujar Mega setelah memakai tas berwarna soft pink itu di punggung nya.

Ia berjalan kearah Tasya, menggamit lengan putih itu untuk di selipkan di lengan nya sendiri. Lalu mereka berjalan kearah Ika yang masih setia menyandarkan tubuh nya di pintu kelas.

"Ayok Ka!" Kata Mega setelah berada di hadapan Ika.

Mereka berjalan bersisian, terjadi keheningan disini. Mega sibuk dengan ponsel nya, Tasya sibuk menghafal lirik lagu dan terus bergumam, sedangkan Ika ia berjalan sendiri di belakang dengan tangan yang menenteng helm nya ia termenung.

Sampai sebuah suara mengusik gendang telinga nya menjalarkan getaran disana.

"Ika... lo denger nggak sih?!" tanya Mega, ia menaikan satu oktaf suara nya karna terlalu kesal.

Ika tersadar, ia mengerjab beberapa kali, lalu menatap kedua sahabat nya. Ia meringis, pantas saja sahabat nya meneriaki nya pasalnya mereka sudah sampai di parkiran sekolah. Dan gue bengong, kayak orang bego. Astaga apa yang terjadi sama lo Radinka??. Batin nya.

"I.. iya. Gue denger." jawab Ika gugup. Ia melihat raut wajah kedua sahabat nya yang penuh dengan tanda tanya.

Mereka sudah berteman selama kurang lebih 2 tahun setengah dan baru kali ini Ika terlihat kehilangan kontrol terhadap diri nya, itu yang membuat kernyitan di dahi Tasya dan Mega semakin dalam.

Mereka tahu Ika memiliki suatu masalah yang ditutupi dari mereka berdua, oleh karna itu Mega menanyakan nya langsung kepada Ika sewaktu di kantin, tetapi sahabat nya yang satu ini terlalu menutup diri. Apakah sangat sulit bagi Ika untu berbagi kepada mereka?

"Are you oke? " tanya Mega dengan tangan terulur memegang bahu Ika.

Bukan maksud nya untuk memaksa Ika bercerita, tapi jika dengan bercerita beban hati mu akan terasa berkurang, kenapa tidak.

Ika mengangguk, dengan senyum samar ia menjawab "yes" dan harapan Mega harus pupus karna sifat keras kepala yang dimiliki Ika.

"Yaudah, kalo lo butuh temen cerita kita bakal jadi pendengar yang baik." hanya kata itu yang dapat keluar dari mulut Mega karna ia sudah tak tahu harus berkata apalagi untuk menanggapi sifat Ika.

"Kita sahabat  Ka. Jangan lupain fakta itu" ujar Tasya pelan, ia hanya ingin menyadarkan sahabat nya ini kalau mereka bisa saling membantu.

Walau mereka tak tahu pasti apa masalah sahabat nya, tapi mereka ingin membantu, karna tugas seorang sahabat adalah berada disisi sahabat nya saat suka maupun duka, menangis dan tertawa bersama. Itulah arti sahabat bagi mereka.

Bagaimanapun mereka akan tetap mendukung Ika, karna mereka tahu seberapa sulit nya melunakkan hati seorang Radinka dulu nya.

   Flashback

Seorang siswi dengan rambut cepol nya memasuki kelas yang selama dua bulan ini menjadi kelas nya.

Ia berjalan kearah rak helm dan meletakkan helm maroon nya ke dalam rak no.3 dari atas. Lalu berjalan kearah meja nya yang terletak di baris no.4 yang terletak diujung barisan.

Ia menghempaskan tas nya dengan kasar keatas meja, lalu duduk dengan meletakkan kepala nya diatas tas hitam milik nya.

"Ka..." ujar seorang cewek bertubuh mungil dengan tangan memegang pundak cewek yang di panggil Ika.

Ika menegakkan tubuh nya, melepas paksa tangan yang berada di pundak nya. Lalu menatap cewek yang bediri di samping nya.

Ia mendengus, memperlihatkan ketidaksukaan nya secara langsung "Jangan ganggu gue" Ika menatap cewek itu datar.

"Gue cuma mau bilang kalo lo di panggil guru BP" cewek itu berucap dengan nada sarat akan ketakutan.

Karna ia tahu siapa yang sedang dihadapi nya sekarang. cewek yang rambut nya selalu di cepol ini terkesan sangat bar bar. Ia sudah banyak mendengar selama dua bulan terakhir, bahwa yang nama nya Radinka Churvi selalu membuat masalah terhadap siapapun. Bahkan kepada seseorang yang tak sengaja menyenggol lengan nya saat berjalan di lorong sekolah seminggu yang lalu.

Tanpa menjawab, Ika berjalan menuju pintu kelas. Ia berjalan gontai seolah olah akan pergi ke kantin bukan nya keruang BP.

"Jangan buat tu cewek marah atau lo akan di terkam ama dia" celetuk seorang cewek dengan rambut di gerai, memberi kesan feminim pada dirinya.

Cewek bertubuh mungil itu mencari asal suara, melihat kesamping dan mendapatkan sahabat nya sejak SMP berada tak jauh dari tampat nya berdiri sekarang.

"Gue merasa ada yang aneh sama tuh cewek Sya. Lo ngerasa nggak?!" tanya cewek bertubuh mungil, ia berjalan mendekati sahabat nya.

"Jangan ikut campur masalah orang Ga. Kita baru kenal dia beberapa bulan bukan berarti kita berhak ikut campur masalah dia" jawab Tasya tegas, karna ia sangat mengenal teman lama nya ini.

"Jangan berurusan sama cewek bar bar kayak dia" jelas Tasya dengan nada pelan.

"Tapi.. kayak nya Ika baik kok" bela Mega, karna ia sangat yakin cewek bernama Radinka yang terkesan bar bar itu mempunyai alasan kenapa ia melakukan nya.

"Terserah, tapi kalo ada sesuatu yang terjadi sama lo jangan ngadu ke gue. Oke." jelas Tasya. Ia berlalu menju keluar kelas dengan langkah anggun nya.

"Suatu saat kita akan berteman Radinka. Gue akan buat lo mempercayai kami" ucapan itu ditujukan kepada diri nya, ia berjanji kepada diri nya sendiri akan membuat seorang Radinka menjadi sahabat mereka.



____________________________________

Bersambung...

   Autrilia.

ElfanIkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang