part-10

20 3 0
                                    


Ika menatap sekeliling, merasa asing dengan tempat ini.

Ozy mengatakan cafe ini baru di resmikan 2 hari yang lalu, jadilah ia mengajak Ika datang kesini karna katanya tempat ini akan menampilkan acara musik di setiap malamnya.

Mereka duduk di dekat panggung, membuat Ika menjadi ngeri sendiri akan suara musiknya nanti.

"Pesan apa??" Ozy menatap buku menu, lalu beralih menatap Ika saat cewek itu tidak juga menjawab.

"Musiknya nggak bakalan seberisik yang lo pikir." Ujar Ozy saat melihat kerutan di dahi Ika.

"Huum..." Ika mengambil alih buku menu ditangan Ozy, mencoba menyembunyikan rasa risihnya.

"Hot chocolate" diletakkan nya kembali daftar menu itu diatas meja.

Ozy memanggil pelayan cafe lalu memesan 2 hot chocolate. Ditatap nya Ika yang sedang memainkan ponselnya lalu tersenyum.

Bukankah bahagia itu sederhana. Hanya dengan berada di dekat orang yang kau cinta, kau sudah merasa sangat bahagia.

"Apa ada masalah??" Tanya Ika, ia mulai risih karna terus ditatap oleh Ozy.

"Tidak.." ia tidak mengalihkan pandangannya dari wajah Ika, Ozy sangat mengagumi wajah cantik cewek ini.

"Lalu.. kenapa ngeliatin gue kayak gitu?!" Ika mulai merasa kalau cowok dihadapan nya ini tidak membawa otaknya saat ingin pergi tadi.

"Lo cantik!!" Kata Ozy jujur.

Ika yang mendengar itu hanya dapat menggelengkan kepala nya, tak mengerti dengan tingkah aneh cowok dihadapannya.

Pesanan mereka akhirnya datang setelah menunggu beberapa menit.

"Lo punya pacar??" Ika mengalihkan tatapannya dari cangkir coklat panas, beralih menatap Ozy yang tersenyum menatap kearah nya.

"Gue nggak butuh yang namanya pacar." Jawab Ika ketus, ia memegang cangkir putih itu membawa nya mendekat ke bibir nya, ingin merasakan hangat nya coklat itu.

Ia meletakkan kembli cangkir nya, lalu memulai kembali permainan game nya yang tadi sempat terhenti.

Ku hampiri engkau meski kau jauh..
Sendiri ku tempuh hanya tuk bertemu dengan mu..

Tangan Ika terhenti, ia meletakkan ponselnya dan mulai menajamkan pendengaran nya, berharap jika tebakan nya salah.

Ku hampiri engkau meski kau jauh..
Namun hati mu tlah runtuh dan buat ku terjatuh..
Kau tak pernah tahu betapa hati yakin untuk mu..
Oh.. kau tak pernah tahu betapa aku merindukan mu..

Ika memejamkan matanya,menghela nafas pelan. Suara berat itu hanya diiringi dengan alunan piano yang terdengar begitu lembut. Ia tahu, bahkan sangat hapal dengan suara maskulin itu.

Ika berbalik, menatap kearah panggung yang sudah dihuni seorang cowok yang duduk dibelakang piano nya.

Intuisi ku slalu mengarah kepada mu..
Oh.. intuisi ku slalu mengarah kepada mu..
Oh.. tapi tak jua..
Tapi tak jua..
Tapi tak jua kau dihiraukan aku..

Cowok itu balas menatap mata Ika, dengan wajah penuh penyesalan ia kembali menekan tuts tuts piano nya.

Mungkin ku tak bisa buat mu luluh..
Namun kau harus tahu, bahwa diri ku sungguh sungguh..
Kau tak pernah tahu betapa hati yakin untuk mu..
Oh.. kau tak pernah tahu betapa aku merindukan mu..
Intuisi ku slalu mengarah kepada mu..
Oh.. intuisi ku slalu mengarah kepada mu..
Oh.. tapi tak jua..
Tapi tak jua..
Tapi tak jua kau hiraukan aku..
Tapi tak jua kau hiraukan aku..

ElfanIkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang