part-9

22 3 0
                                    


"Mau ngomong apa??" Tanya Ika ketus, mereka duduk berseberangan di ruang tamu cewek itu.

Ika melipat tangan nya di depan dada, memandang cowok di depan nya dengan buas.

"Nggak ada minuman?! Gue tamu loh." Ozy menaik turunkan alisnya, ingin menggoda Ika.

"Gu....." Kalimat itu baru saja akan keluar dari mulut Ozy tapi tertahan karna sergahan Ika.

"To the point aja napa??" Ika melototkan matanya.

Apa apaan ini, sungguh Ika sudah sangat berbaik hati dengan mempersilahkan tamu tak di undang nya ini masuk ke dalam rumah nya. Lalu, apalagi sekarang? Apa cowok di depan nya ini masih ingin menguji kebesaran dan kesabaran hati Ika.

Bukan nya takut akan kemarahan Ika, cowok itu malah terkekeh melihat Ika melototkan matanya.

"Galak amat neng." Jika sekarang Ozy sedang terkekeh, Ika malah merasa kemarahan nya naik di satu tingkat membuat nya benar benar ingin menerkam cowok di depan nya ini sekarang.

Ika menatap Ozy tajam, jika dengan menatap bisa membunuh seseorang maka ia yakin cowok berlesung pipi di hadapan nya ini sudah hancur berkeping keping sedari tadi.

"Iya, iya.. nggak usah liatin gue segitu nya juga kali." Ozy menghembus kan nafas nya pelan, ia mulai merasa kegugupan melanda nya.

"Cepetan.." Ika memutar bola mata jengah dengan tingkah cowok di depan nya ini.

"Gue mau ngajak lo jalan.." Ika dapat mendengar nya, walau volume suara itu lebih kecil tapi ia dapat mendengar kalimat itu dengan jelas.

Ozy mulai gelisah, ia duduk dengan rasa tak nyaman. Lama tak ada yang bersuara, mereka hanya saling diam.

Ika terus menatap Ozy dengan sebelah alis terangkat.

"Gue sibuk." Ozy langsung memandang Ika, wajah nya yang sedikit pucat itu berekspresi lucu.

"Lagi. Sampai kapan lo bakal nolak gue sih?!" Tanya Ozy sambil mengehela nafas pelan.

Apa salah nya mengajak seorang gadis jalan jalan di hari libur?. Tidak ada yang salah sebenarnya, tapi sebuah kesalahan jika kau menganggap gadis berkepala batu ini mau ikut.

Astaga.. apa salah nya menjawab 'Ya' ..Batin Ozy.

"Cuma jalan ini. Gue nggak bakal nembak lo, kalau lo takut." Bukan maksud Ozy memaksa, cowok ini hanya ingin melihat Ika dan mengenal Ika lebih dekat. Karna selama hampir 3 tahun kenal, cowok itu bahkan tidak tahu apa yang disukai cewek berambut cepol ini.

"Hmm..." Ika tetap diam, bukan nya ia tidak mau keluar, ia hanya merasa takut jika satu jawaban 'ya' yang keluar dari mulut nya ini akan membuat bencana bagi dirinya sendiri nanti.

"Apa susah nya bilang 'iya' sih?!" Tanya Ozy frustasi.

"Oke.." Jawab Ika pelan, menghembuskan nafas lelah.

"Yesss.. jadi kita jalan?!" Ozy membuat gerakan meninju angin keatas, lalu berdiri dari duduk nya berjalan kearah Ika.

Cowok berjaket hitam itu mengulurkan tangan nya kearah Ika dengan senyum yamg berkali lipat lebih manis dari sebelum nya.

"Ayook..." Ajak nya saat Ika tidak juga meraih uluran tangan nya.

"Kalau sekarang nggak bisa. Rumah gue lagi nggak ada orang yang jagain." Itu hanya sebuah alasan, Ika hanya tidak mau terus mematahkan hati cowok baik seperti Ozy. Cowok itu terlampau baik untuk dirinya.

Mendengar itu Ozy langsung mengehela nafas, ia baru merasakan euforia itu dan dengan jahatnya di rebut kembali. Sekali lagi ia harus merasa kecewa.

ElfanIkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang