14. Bianglala

1.7K 110 4
                                    

" Lo adalah sesuatu yang terlihat mustahil untuk gue gapai..."

******

Luna menatap pantulan dirinya di dalam cermin. Ia tersenyum sumringah melihat pantulan dirinya yang tampak manis walaupun dengan pakaian seadanya. Rambut panjangnya sengaja ia ikat tinggi agar terlihat lebih fresh.

"Sayang, teman kamu udah nunggu di bawah tuh... Kasian tau anak orang di bikin nunggu lama" Suara dari Mamanya berhasil mengambil alih perhatian Luna.

"Emangnya, Aldo udah datang Ma?" Tanya Luna dengan alis yang mengernyit bingung sambil menatap Mamanya yang hari ini memang pulang lebih awal dari biasanya. Entah karena apa.

Mama Luna tersenyum simpul seraya berjalan ke arah anak semata wayangnya itu. "Dia malah udah datang dari tadi, kamunya aja yang kelamaan dandan" Mama Luna mengambil Pelembab yang ada di atas meja rias Luna kemudian membukanya. "Bibir kamu terlalu pucat sayang...." Ia memoleskan pelembab itu di bibir Luna.

"Perfect!" Ujarnya sembari memperhatikan penampilan anaknya dari atas ke bawah.

"Jadi, Aldo udah datang dari tadi?!" pekiknya terkejut dengan mata yang membulat. Padahal baru beberapa menit yang lalu Luna mendapatkan chat dari Aldo yang mengatakan bahwa cowok itu baru saja ingin menuju ke rumahnya.

Mama Luna menepuk pelan pipi anaknya itu "Iya, Udah cepat sana turun."

Luna mengangguk sekilas kemudian tangannya mengambil tas tangan miliknya yang berada di kursi meja riasnya. Luna mencium pipi kanan Mamanya "Aku pergi dulu yah Ma... Luna gak bakalan pulang terlalu malam kok" Pamitnya dan segera berlalu dari hadapan Sang Mama.

Dengan senyuman yang tercetak jelas dibibirnya, Luna melangkah turun ke lantai bawah dan mendapati Aldo sedang duduk di sofa ruang tamunya sambil bermain Handphone. Luna berdecak kagum melihat penampilan Aldo yang terlihat begitu mempesona dengan pakaian santai yang ia kenakan. Tambah cinta deh gue...

Aldo mengangkat wajahnya saat mendengar suara derap kaki yang melangkah ke arahnya, untuk sesaat matanya hanya fokus pada Luna yang terlihat begitu cantik. Lebih cantik dari yang ia duga...

"Udah siap?" Tanya Aldo saat sudah bisa mengendalikan dirinya.

Luna berdehem sebentar kemudian mengangguk sebagai jawaban. Dengan susah payah ia menahan senyuman bahagianya. Untuk pertama kalinya ia akan jalan bersama orang yang selama ini ia kagumi.

"Kalau gitu ayo pergi, gue udah minta izin kok tadi sama nyokap lo" Ajak Aldo dengan senyuman yang selalu menjadi favoritnya.

Lagi-lagi Luna hanya mengangguk, entah kenapa ia terlalu sulit untuk mengeluarkan kata-kata. Ia berjalan sedikit di belakang cowok itu, menatap wajah Aldo dari samping. Ia tersenyum, dulu Luna masih ingat dengan sangat jelas saat dirinya hanya bisa menatap Aldo dari kejahuan, berdiri sejauh mungkin agar cowok itu tak pernah menyadari kehadirannya. Namun, lihatlah sekarang.... Ia bisa melihat cowok itu dari jarak sedekat ini. Melihat senyuman Aldo yang tertuju padanya. Yah, ia tersenyum kepadanya. Kenyataan itu lagi-lagi membuat sesuatu dalam dirinya bergetar kesenangan.

"Aww..." Luna meringis pelan saat merasakan dahinya menabrak sesuatu. Ini semua salahnya karena terlalu lama melamun.

"Lo gak papa?" pertanyaan itu berhasil menarik perhatian Luna yang sedari tadi hanya sibuk mengusap-usap keningnya dan merutuki sikapnya.

Luna mendongak dan seketika langsung terkejut melihat wajah Aldo yang berada sangat dekat dengannya.

"Ini udah yang kedua kalinya lo nabrak gue hari ini..." Ucap Aldo dengan senyum miring.

[SOL 1]Lunayla -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang