6. Lebih dekat

2.5K 148 2
                                    

" Saat aku memutuskan untuk melangkah, kau sendiri yang memaksaku untuk tetap pada tempatku."

-L U N A Y L A-

*********

"Makasih yah." Luna memberikan senyum termanis yang ia miliki yang hanya dibalas dengan anggukan singkat oleh Aldo.

Luna membuka pintu mobil kemudian keluar dari sana. Ia berdiri di depan pagar rumahnya menunggu mobil Aldo pergi. Aldo membunyikan suara klakson mobilnya sekali kemudian melajukan kendaraan beroda empat itu keluar dari kompleks perumahan Luna.

Luna menatap mobil Aldo dengan senyum yang tercetak manis di bibirnya, kemudian setelah mobil Aldo sudah tidak terlihat lagi di matanya Luna baru masuk ke dalam rumah dengan langkah riang.

"Eh, Non Luna, tumben pulangnya telat?" Luna menghentikan langkahnya di anak tangga kedua saat mendengar suara Bi Atih. Ia berbalik badan menghadap Wanita paruh baya itu. "Iya Bi, tadi Luna ada urusan sama temen, Bibi sudah mau pulang?"

Bi Atih mengangguk "Iya Non, tadi bibi sudah masak makan malam Non Luna, ada di meja makan"

"Makasih yah, Bi, Kalau gitu Luna naik dulu, mau mandi." Ucapnya kemudian kembali melangkahkan kakinya naik kelantai dua dimana kamarnya berada.

Cewek itu, melempar tas di sofa lantas berjalan ke arah ranjangnya, ia menghempaskan tubuhnya disana dengan tangan yang terlentang. Sebuah senyuman kembali terlihat di bibirnya saat mengingat tentang Aldo, ia mengingat semua kejadian yang beberapa hari ini terjadi.

Banyak hal yang tak terduga yang telah Luna alami beberapa hari ini yang berhubungan dengan Aldo. Mulai dari cowok itu yang meng-add akun Linenya, satu meja dengan Aldo, berbicara dengan Aldo, senyuman Aldo, bahkan pulang bersama dengan Aldo dan masuk ke dalam area pribadi cowok itu. Semua hal itu hanya bisa Luna bayangkan dalam ruang imajinasinya, tak pernah sekalipun terlintas di benaknya semua itu akan terjadi. Tetapi jujur saja, ia sangat menyukainya, hatinya kian memberontak ingin mendapatkan hal lebih dari sekedar menatap cowok itu dari kejahuan. Ia ingin berada disamping cowok itu dan menjadi bagian terpenting di hidup Aldo.

Kali ini bisakah ia berharap lebih? Apakah ini saatnya ia berjalan maju? Meningggalkan zonanya dan berusaha menggapai Aldo?. Siapkah ia terluka? Ah, bukankah selama ini ia juga sudah sering terluka melihat kedekatan Aldo dengan cewek lain?. Baiklah, mungkin ini sudah saatnya bagi Luna untuk memperjuangkan Aldo. Ia tidak selamanya harus stay ditempat tanpa melakukan usaha apapun.

Setelah lelah berkutat dengan fikirannya sendiri, cewek itu bangun dari tidurnya dan melangkah ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Mungkin air dingin dapat membantuku berfikir.

******

Ku putuskan untuk melangkah...

Berusaha menggapai dirimu...

Karena kini hatiku kian memberontak...

Mengharapkan hal lebih darimu....

Luna menyentuh tulisan 'Simpan' di I-padnya. Entah kenapa, hatinya lebih terasa ringan saat ia telah mengutarakan segala apa yang dia rasakan dalam bentuk kalimat-kalimat seperti ini. Bebannya terasa terangkat, makanya menulis seperti ini adalah hobbynya.

Line!

Suara notifikasi dari ponselnya berhasil mengalihkan perhatian cewek itu, ia mengambil ponsel itu dan membuka aplikasi Linenya.

Seketika matanya membulat melihat ke layar ponselnya. "Ini benerankan? Aldo beneran chat gue?" Luna menepuk pipi kanannya, benar-benar tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

[SOL 1]Lunayla -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang