5

6K 234 7
                                    

-Asyifa-

"Syifa! Mau sampai kapan kamu terus-terusan begini?! Papa mu ini sudah tua, Syifa! Papa ingin melihat kamu bahagia. Papa nggak mau kalo nanti papa nggak bisa hadir di hari bahagia kamu".

Papa marah. Ya. Papa marah padaku. Bukan. Bukan karna kebencian. Tapi karena papa sayang. Aku tau itu.

"Pa..", aku menggenggam tangan papa. Rasa bersalah menyelimuti diriku.

"Maafin Syifa", Aku memeluknya sangat erat. Aku egois. Ya, aku akui itu. Papa ingin sekali melihat aku menikah. Tapi, entah kenapa aku masih belum bisa. Aku takut. Aku nggak mau kejadian itu terulang lagi.

🌸🌸

Asyifa selalu kepikiran perkataan papanya minggu lalu. Namun apa daya, Asyifa tidak bisa berbuat apa-apa. Sekarang Asyifa hanya bisa menunggu. Menunggu siapa yg akan datang melamarnya. Fatir ? Sayangnya Asyifa sudah terlanjur kecewa dengan dia.

Hari demi hari dilalui Asyifa dengan biasa. Permintaan papanya begitu sulit dikabulkan oleh Syifa.

"Fa, kamu kenapa sih akhir-akhir ini? Ada masalah? Coba cerita"

"Papa minta aku segera nikah, Na"

"Yaaahh itu mah wajar, Fa. Seumuran kamu ini mah udah sepatutnya membina rumah tangga yg sakinah mawaddah warahmah"

"Aku belum--"

"Ettt... jangan bilang kalo kamu belum siap lagi? Haduuuhhh Asyifaaaa. Mau nunggu sampai kapan sih, Fa?"

"Na, aku takut kalo kejadian 2 tahun yg lalu terulang. Aku takut kalo orang yg deket sama aku bakalan ngalamin nasib yg sama seperti Arzan. Aku trauma. Aku ngalamin hal yg sangat menyakitkan 2 tahun lalu. Kamu ga tau kalo aku hacur disaat itu, Na. Disaat aku ga bisa nerusin pernikahan aku karna Arzan kecelakaan!". Ucap Asyifa dengan bercucuran air mata mengingat kejadian 2 tahun silam. Kirana memeluk Asyifa.

"Maafin aku, Fa. Aku ga bermaksud. Itu semua bukan kesalah kamu, Fa. Kamu harus ingat. Jodoh,rezeki dan maut itu udah ditentukan Allah. Dan Arzan yg pada saat itu kecelakan juga udah taqdir Allah, Fa. Ini bukan salah kamu. Jangan pernah merasa kalo kamu penyebab semua ini. Allah itu udah nentuin kapan hambanya akan kembali kepada-Nya. Bagaimana pun juga, kamu harus tetap nerusin kehidupan kamu, Fa.". Asyif menangis sendu. Apa yg dikatakan Kirana ada benarnya. Mau sampai kapan ia terus begini. Toh, ia juga punya kehidupan yg harus ia jalani.

●●

Hanya suara dentingan sendok makan yg terdengar saat ini. Orang yg ada di meja makan fokus dengan makanannya masing-masing, begitu juga dengan Asyifa. Walaupun kelihatannya Asyifa fokus menyantap makanannya, ada hal yg memenuhi pikirannya saat ini. Apalagi kalau bukan permintaan papanya tempo lalu. Berulang kali Asyifa menghela nafas agar memiliki keberanian untuk mengatakan sesuatu. Zahna, ibunya Asyifa menatap anaknya penuh tanda tanya. Ia yakin ada sesuatu yang menjadi beban dalam pikirannya.

"Syifa? Kamu baik-baik aja kan?"

"Sebenarnya ada yg pengen Syifa katakan sama papa dan Mama"

Ibrahim-ayah Syifa- menatap Asyifa penuh tanda tanya, begitu juga dengan Zahna.

"Sebelumnya Syifa minta maaf sama papa dan Mama karna Syifa belum bisa jadi anak yg baik, Syifa belum bisa menuhin permintaan papa dan Mama untuk menikah, Syifa rasa papa dan Mama paham kenapa sampai saat ini Syifa belum siap menikah dan menolak semua lamaran. Tapi sekarang Syifa sadar, seharusnya Syifa gak egois.", cairan bening itu akhirnya lolos dari mata Asyifa. Zahna beranjak dari tempatnya dan langsung memeluk anak bungsunya itu.

Bidadari SurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang