7

5.2K 207 3
                                    

Sudah seminggu Asyifa tak pernah bertemu dengan Azzam dan Naila. Tidak ada kabar ataupun komunikasi.  Entah mengapa hati kecil Asyifa mengatakan bahwa ia rindu dengan dokter dan gadis kecil itu. 

"Fa,  kamu akhir-akhir ini kenapa gak semangat gitu?", Tanya Kirana yg menghampiri Asyifa di butiknya.

"kelihatan ya?"

"yaaa begitu, kenapa sih?"

"aku kangen aja sama Naila, anak kecil yg pernah aku ceritain ke kamu itu"

"kamu kangen  sama Naila atau sama Dokter itu,  Fa?", goda Kirana yg membuat Asyifa malu-malu.

"enggak kok"

"kalo iya juga gapapa,  Fa.", ucap Kirana sembari tertawa melihat Asyifa yg sudah malu.

Ponsel Asyifa berdering.  Tertera di layar ponselnya kalau Zahna yg menghubunginya.

"assalamu'alaikum,  ma"

"....................... "

" sekarang ma?"

"..........…………"

"iyaa mah,  Asyifa pulang sekarang"

Panggilan dari Zahna membuat Asyifa harus segera pulang,  karena ada hal penting yg akan dibicarakan.

"Na,  aku pulang dulu ya. Mama mau bicara penting katanya". Asyifa pun pamit pada Kirana.

Sesampainya dirumah,  Asyifa melihat ada 2 mobil yg terparkir di halaman rumahnya. Asyifa bingung,  padahal hari ini tidak ada acara dirumahnya.  Mungkin tamu papa dan mama,  pikirnya.

"assalamu'alaikum"

Semua orang yg di ruang tamu menjawab salam Asyifa.  Asyifa melihat ada lelaki dan wanita seumuran orang tuanya yg duduk di seberang papa dan mamanya. Dokter Azzam juga ada di antara mereka.  Hanya saja ia tidak melihat Naila.

"Asyifa,  duduk sini", Asyifa hanya mengikuti perintah mamanya.  Ia masih tak mengerti apa yg sebenarnya terjadi.

"sekarang Asyifa sudah ada disini,  kita mulai saja ya?", ucap Ibrahim - papa Asyifa-

Azzam menarik nafas panjang. Ia berusaha untuk relax.

"Bismillahirrahmanirrahim, saya dan keluarga saya datang kesini bermaksud untuk meminang putri bapak, Asyifa Zaina Ardiningrum untuk menjadi istri saya", ucap Azzam dengan percaya diri.

Perkataan Azzam cukup membuat jantung Asyifa berdetak dengan kencang.  Tangannya dingin.  Setelah seminggu ia tidak bertemu dengan  Azzam,  sekali bertemu Asyifa dikejutkan  dengan  lamaran.

"Asyifa,  papa serahkan semuanya kepada kamu,  nak. Silahkan  dijawab", ucap Ibrahim

"Bismillah.  Insya Allah,  Asyifa mau"

Semua orang yg ada di ruang tamu mengucapkan Alhamdulillah.  Senyuman begitu jelas tercetak di bibir Azzam.

"jadi,  akad dan resepsi bisa kita laksanakan 3 hari lagi", ucap seorang lelaki paruh baya di seberang papa.

What! 3 hari lagi.  Terlalu cepat.  Bagaimana mungkin  bisa menyiapkan  segalanya dalam waktu 3 hari *batin syifa

"Apa tidak terlalu cepat?", tanya Ibrahim kepada lelaki paruh baya itu.

"Bapak tidak usah khawatir, Azzam sudah menyiapkan semuanya dari jauh jauh hari.  Baju pernikahan  juga sudah disiapkan  oleh Azzam"

Diam-diam ternyata Azzam sudah menyiapkan segalanya.  Bahkan  sebelum ia melamar Asyifa.  Azzam melakukan ini karena ia sangat yakin bahwa Allah telah mengirimkan bidadari surganya.

Bidadari SurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang