Asyifa dirawat di rumah sakit, ia hanya demam biasa namun fisiknya begitu lemah karena kelelahan, untuk itu ia membutuhkan istirahat yang cukup. Saat di rumah sakit, Azzam menjelaskan semuanya kepada Zahna, ibunya Asyifa. Awalnya Zahna marah kepada Azzam, namun setelah mendengar penjelasan Azzam sampai akhir, ia pun paham kondisi menantunya itu. Fatir juga ada pada saat itu, ia hanya diam mendengar penjelasan dari Azzam tanpa menyanggahnya. Ingin sekali rasanya ia memukul Azzam pada saat itu karena tega meninggalkan Asyifa selama tiga tahun, tapi sayangnya ia hanya bisa diam.
Dokter yang menangani Asyifa keluar dari ruangan, ia mengatakan bahwa Asyifa sudah sadarkan diri. Azzam, Zahna, Reyhan, dan Fatir masuk ke dalam ruangan.
Azzam langsung duduk di sebelah kanan bangsal, tapi Asyifa mengalihkan pandangannya ke arah mamanya yang berada di sebelah kiri. Ia berusaha menahan air matanya agar tidak keluar. Ia belum siap menatap Azzam, ia kecewa.
"Mah, Raka sama Naila mana?"
"Mereka di rumah, ada Aisha yang jagain. Gimana keadaan kamu, nak?"
"Alhamdulillah, Asyifa udah agak medingan"
"Syifa..", Azzam menggenggam tangan istrinya itu, namun Asyifa memaksakan diri untuk melepaskan genggaman Azzam. Asyifa tetap tidak mau menatap Azzam.
Zahna, Reyhan, Fatir, termasuk Azzam kebingungan melihat sikap Asyifa yang begitu dingin padanya. Bukankan Asyifa merindukan Azzam, lalu mengapa ia mengalihkan pandangannya begitu saja. Bahkan Asyifa tak merespon perkataan Azzam.
Reyhan seperti memberi kode pada Zahna dan Fatir. Mereka pun keluar dari ruangan itu membiarkan Azzam dan Asyifa.
"Syifa, Maafkan aku", ucap Azzam dengan suara lirih.
Asyifa tak bergeming.
"Lihat aku, Syif. Aku mohon", ucap Azzam sembari menggenggam tangan Asyifa dengan sangat kuat. Asyifa memberontak.
"Lepas!", akhirnya cairan bening itu lolos dari mata Asyifa.
"Kenapa?",tanya Azzam.
"Seharusnya kamu tidak ada disini",ucap Asyifa dengan suaranya yg bergetar.
"Sayang, aku tau kamu sangat merindukan aku, dan aku pun begitu. Aku mohon, lihat aku"
"Berhenti memanggilku seperti itu!"
"Syifa.. aku Azzam, suami kamu. Kenapa kamu seperi ini?"
"Kamu bukan Azzam yang aku kenal!", ucap Asyifa sembari menunjuk ke arah Azzam.
Azzam tidak mengerti apa yang dikatakan Asyifa. Sikap Asyifa berubah drastis terhadapnya.
"Aku tau kamu marah sama aku, aku bisa jelasin semuanya, syif. Aku nggak ada maksud buat ninggalin kamu selama ini. Wallahi. Aku mohon dengarin penjelasan aku".
"Semua udah jelas"
"Kamu bahkan belum mendengarkan penjelasan dari aku"
"Aku rasa dengan melihatnya sendiri udah jelas"
"T-tunggu. Maksud kamu apa?"
"Aku udah nemu jawabannya saat di rumah sakit waktu itu"
"Dan-"
"Dan apa ?"
"Aku akan maafin kamu, tapi ada syaratnya"
"Apa?"
"Aku mau kita pisah"
Deg. Ucapan Asyifa seperti ribuan
pedang yang menancap di hati Azzam. Pertahanan Azzam runtuh hanya dengan kalimat sederhana itu. Matanya berkaca-kaca.