Di perjalanan pulang setelah mengantar TOP, taeyang memakai earphonenya, seungri dan daesung tertidur setelah beberapa saat menangis karena kepergian sementara TOP. Sementara jiyong melihat ke luar jendela dan sesekali melirik lisa yang fokus pada jalan didepannya.
Ddrrtt
Ddrrtt
Hp lisa bergetar, lisa memakai earphone tanpa kabelnya dan mengangkat telponnya
"Halo?"
"Lisa? Ini mom. Kau sibuk?"
"Ah halo mom... aku sedang menyetir, tapi jalanan tidak begitu ramai, ada apa?"
"Dad, sudah bilang padaku kalau kau mau bekerja di kantor-"
"Aku belum memutuskan itu mom... dad memberiku waktu satu minggu untuk berfikir..."
"Kau masih menyukai pekerjaanmu sekarang? Mom tau kau lebih suka melakukan itu dibanding bekerja di kantor, tapi kau tau kan kalau kau anak kami satu satunya dan-"
"Aku tau itu mom... aku sudah melihat bambam memberontak dan dia gagal, aku tidak akan melakukan hal yang sama, jadi mom jangan khawatir..."
"Kalau begitu kenapa kau masih butuh waktu 1 minggu sayang?"
"aku ingin memulainya dari awal mom. Kalau dad ingin langsung aku mengambil alih peran direktur, aku tidak sanggup..."
"Kau bisa belajar pelan pelan sayang, mom yakin kau akan bisa melakukan itu..."
"Aku ingin mulai dari karyawan biasa mom, hmm... aku butuh orang yang bisa ku percayai."
"Baiklah, mom akan bicara pada dad. Berhenti marah pada dad, oke?"
"Yes mom..."
"Kalau dad menelponmu, kau harus mengangkatnya. Berbaikanlah dengan dad, dia selalu demam setiap kali bertengkar denganmu sayang..."
"Iya mom... sudah ya, jalanan mulai ramai..."
Lisa mematikan telponnya dan melepaskan earphonenya.
"Kenapa? Kau sudah memutuskan?" Tanya jiyong
"Mau tidak mau aku harus melakukan itu kan?" Tanya lisa
"Hm... mau tidak mau kau harus membantu orangtuamu, karena kau anak mereka satu satunya." Jiyong mengelus rambut lisa
"Jadilah anak baik sayang... aku selalu mendukungmu." lanjut jiyong masih mengelus rambut lisa
"aku sudah mengatur jadwal kalian selama 2 tahun kedepan, jadi-"
"Aku sudah tau.. dan sepertinya manager lama kami akan kembali..."
"Sungguh??"
"Hmm... aku sudah menghubunginya kemarin, dan aku sudah membujuknya dengan bilang kalau kami berlima sudah berbaikan... kurasa dia mau..."
"Oppa,"
"Hm?"
"Kau benar benar tidak ingin menceritakan alasan kalian bertengkar padaku?"
"Kau belum tau? Kau pasti sudah tau..."
"Aku belum tau cerita versimu..."
"Intinya sama saja..."
"Apa?"
"Aku harus menceritakannya?"
"Anniyo... aku tidak memaksanya..."
"Arraseo arraseo, jangan marah..."
"Jadi?"
"Aku dan tabi hyung menyukai gadis yang sama. Dan aku yang mendapatkan gadis itu."
"Sandara park?"
"Kau sudah tau kenapa memaksaku bercerita sih?"
"Aku kan ingin mendengarnya darimu... lanjutkan"
"Ckck untung saja kau pacarku."
"Wae? Kenapa kalau aku bukan pacarmu? Kau akan marah?? Belum move on?"
"Aku benar benar benci topik ini, kenapa semua gadis selalu sensitif dengan mantan.. aku sudah putus dengannya, aku sudah tidak punya perasaan apapun padanya dan aku mencintaimu sekarang. Puas?"
"Tidak perlu bilang begitu kalau terpaksa."
"Astaga... cemburumu tanpa dasar lisa..."
"Aku tidak cemburu... aku tidak masalah kalau oppa masih mencintai sandara park. Oppa mau ku bantu untuk mendekatinya lagi?"
"Lisa, aku tidak lagi mencintainya. Aku bahkan tidak punya perasaan apapun untuknya. Aku milikmu..."
"Apa sandara park cantik?"
"Iya dia canti- ya apa hubungannya dengan-"
"Aaa kau masih menyukainya..."
"Haish... Ini alasan aku tidak mau bercerita." Gumam jiyong dan menutup matanya sambil melipat tangannya di depan dadanya. Jiyong memilih tidur dibanding meladeni lisa berdebat yang tidak akan pernah selesai jika jiyong terus meladeninya.

KAMU SEDANG MEMBACA
{P} Lovely Manager
Fanfiction[END] "Hyung, aku setuju dia jadi manager kita..." "Aku juga setuju ji, dia cantik..." "Kurasa dia cocok menjadi manager kita, hyung..." "Pilih dia saja..." "Tapi masih ada calon manager yang lainnya..." April 2017 - Republish