Di ruang UGD rumah sakit, jiyong dan lisa duduk di atas dua ranjang berbeda, mereka sedang duduk berhadapan. Sebuah tirai mengelilingi mereka. Jiyong duduk, masih dengan celana jeans dan kaos hitam lengan pendeknya. Pergelangan kaki, pergelangan tangan, dan bagian atas sikunya memar karena ikatan tadi. Seorang perawat sedang memberi obat pada luka memar keunguan itu. Jiyong mengamati lisa yang duduk diranjang didepannya, lisa memakai celana jeans selutut, dengan kaos hitam tanpa lengannya kedua lengan bagian atas lisa memar karena berkali kali menghantam pintu saat mencoba mendobraknya tadi, ujung ujung jari lisa pun terluka. Seorang perawat sedang mengobati ujung ujung jari itu. Lisa meringis saat ujung ujung jarinya terkena alkohol yang terasa dingin dan membuat jarinya perih.
"Kalian bisa pulang, begitu wali kalian datang..." ucap perawat setelah selesai mengobati mereka dan meninggalkan mereka. Jiyong bangkit dari duduknya, kakinya sedikit gemetar karena rasa sakit di pergelangan kakinya. Jiyong mendekati lisa dan membawa lisa dalam pelukannya
"Oppa sungguh baik baik saja? Tidak ingin pemeriksaan total?" Tanya lisa sambil melingkarkan tangannya di pinggang jiyong
"Kapan kapan saja... bagaimana denganmu?" ujar jiyong, meletakan dagunya di puncak kepala lisa
"Aku baik baik saja... hanya sedikit lecet di ujung ujung jariku...besok juga sembuh..."
"Kenapa kau menghantam pintu dengan tubuh kurusmu ini sayang? Kau pasti kalah dengan pintu itu..."
"Kenapa pintu itu sangat kuat huh? Pintu itu melukaiku..."
"Gomawo..."
"Hm??"
"Oppa mencintaimu, kau masih marah?"
"Oppa masih sempat memikirkan itu? Aku saja lupa..."
"Jangan marah lagi, oppa mencintaimu, hanya lalisa."
"Ne... aku juga."
"Juga apa?"
"Mencintaimu oppa-"
"Lisa! Jiyong! Kalian baik baik saja?!" Seorang pria paruh baya membuka tirai itu. Dia tidak sendirian, 3 pria yang lebih muda berdiri di belakangnya. Hyunsuk sajjangnim, seungri, taeyang dan daesung. Jiyong melepaskan pelukannya pada lisa
"Kami baik baik saja.." ujar jiyong
"Maafkan aku sajjangnim, aku yang salah karena meninggalkan jiyong oppa sendirian di studionya..." seru lisa
"Kau tidak salah lisa..." ucap jiyong
"Iya, kau tidak salah. Apa kalian sungguhan baik baik saja?" Tanya hyunsuk sajjangnim
"Ne. Kami bisa pulang kalau kau sudah mengurus administrasinya hyung" seru jiyong dan kembali duduk di tepi ranjang
"Aku yang akan mengurusnya..." ucap daesung dan pergi mengurus administrasi ditemani oleh seungri
Jiyong dan lisa di izinkan untuk pulang, tapi jiyong menolak untuk pulang ke dorm, jiyong menolak untuk mendekati YG dan sekitarnya. sehingga hyunsuk sajjangnim mengantar jiyong dan lisa ke apartemen mereka. Galleria foret. Hyunsuk dan jiyong mengantar lisa hingga didepan pintu apartementnya
"Masuklah..." suruh jiyong
"Pergilah dulu oppa..." pinta lisa
"Ann-"
"Ayo ji, biarkan lisa beristirahat." Hyunsuk sajjangnim menarik jiyong untuk pergi. Jiyong melambaikan tangannya dan masuk lift mengikuti hyunsuk. Lisa masuk kedalam apartementnya dan berbaring diatas ranjangnya. Lisa mencoba untuk tidur tapi tubuhnya terasa begitu sakit. Lisa mengganti bajunya dengan baju tidurnya yang lebih nyaman lalu mencoba kembali tidur, namun ia tetap tidak bisa tidur.
Ting
Tong
Ting
Tong
Lisa berlari ke pintu depannya dan membukakan pintu itu untuk tamunya, jiyong. Pria itu berdiri depan pintu lisa dengan setelan piyama yang ditutupi dengan jaket
"Oppa?" Tanya lisa membiarkan jiyong masuk. Jiyong masuk kedalam apartement itu dan menutup pintunya, memeluk lisa begitu pintu sudah tertutup
"Oppa mengkhawatirkanmu..." bisik lisa
"Ahh... jangan terlalu erat... bahuku-" keluh lisa begitu memarnya tertekan terlalu kuat oleh jiyong
"A a maaf..." jiyong melepas pelukannya karena panik lisa kesakitan, lisa tersenyum melihat jiyong dan mendekati jiyong
"Sedikit lebih lembut... seperti ini..." lisa memeluk jiyong dengan sangat lembut, menyandarkan kepalanya pada dada jiyong dan melingkarkan tangannya di pinggang jiyong. Jiyong membalas pelukan itu, mengelus rambut lisa dan memejamkan matanya
"Oppa... aku tidak bisa tidur..." bisik lisa
"Arraseo, makanya oppa datang..."
"Oppa mau menginap?"
"Hm..."
"Tidur bersamaku ya?" Tanya lisa
"Hm..."
"Gomawo, karena oppa baik baik saja.." bisik lisa, menyembunyikan wajahnya pada dada jiyong, meremas bagian belakang jaket jiyong
"Lisa... kenapa kau tidak pergi saat aku menyuruhmu pergi?"
"Oppa menyuruhku pergi? Aku tidak dengar itu..."
"Tidak dengar?"
"Kalaupun aku dengar, aku akan tetap disana... walaupun bom itu lebih berbahaya, aku tetap akan disana, bersamamu." Bisik lisa
"Kenapa begitu?"
"Aku mencintaimu."
"Gomawo..."
"Lalu kenapa oppa menyuruhku pergi?"
"Aku takut kau akan terluka. Sama sepertimu, Aku mencintaimu." Jawab jiyong melepaskan pelukannya dan mencium kening lisa
"Kakiku sedikit sakit, bisakah kita-" ujar jiyong
"Ayo tidur..." lisa memeluk lengan jiyong mengajaknya kekamarnya.
Lisa dan jiyong berbaring diatas ranjang lisa. Lisa memeluk jiyong, begitupun dengan jiyong yang memeluk lisa
"Oppa..."
"Hm?"
"Belum tidur?"
"Hampir saja tidur kalau kau tidak memanggilku lisa."
"Hehe mian..."
"Ada apa?"
"Anniyo..."
"Baiklah. Tidur sekarang..." ujar jiyong dengan matanya yang sudah tertutup. Jiyong akan mulai bermimpi kalau lisa tidak memanggilnya lagi
"Oppa..."
"Hmm?"
"Kau belum tidur?" Ucap lisa lagi, entah sudah berapa kali lisa menanyakan itu
"Lisa, kau tidak bisa tidur?"
"Hehe... ne..."
"Apa yang ingin kau lakukan?"
"Bisakah oppa bercerita kejadian tadi?"
"Kejadian tadi?"
"Ne... bagaimana dia bisa mengikatmu?"
"Hm... kurasa dia masuk, kupikir kau yang masuk, tapi tiba tiba dia menempelkan sesuatu pada mulutku dan aku tidak sadar. Begitu sadar, aku sudah melihatmu dan semua petugas keamanan." Cerita jiyong, namun lisa tidak menanggapinya. Jiyong membuka matanya dan melihat lisa yang ada di pelukannya. Gadis itu sudah tertidur. Jiyong tersenyum dan mengecup kening gadis cantik itu
"Love you lalisa... mimpi indah..." bisik jiyong dan ikut tertidur bersama lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
{P} Lovely Manager
Fanfiction[END] "Hyung, aku setuju dia jadi manager kita..." "Aku juga setuju ji, dia cantik..." "Kurasa dia cocok menjadi manager kita, hyung..." "Pilih dia saja..." "Tapi masih ada calon manager yang lainnya..." April 2017 - Republish