31

4.8K 509 1
                                    

Mereka tiba di kantor YG. Siang ini, jiyong akan melakukan rekaman dengan jennie di studionya, sedangkan daesung akan menemui sajjangnim untuk konsernya di jepang. Lisa menghentikan vannya di tempat parkir

"Aku akan mengantar taeyang dan seungri untuk pemotretan, tapi naik mobilku. Kalian tunggu di studionya saja, aku akan mengambil mobilku dulu..." lisa melirik jiyong dan berlari meninggalkan mereka kembali ke dorm.

"Kenapa dia?" Tanya taeyang

"Kok wajahnya mengerikan?" Tanya daesung

"Masalah mantan." Gumam jiyong berjalan ke dalam gedung, ke studionya

"Kalian bertengkar??" Tanya seungri

"Ngambek." Jawab jiyong

15 menit taeyang dan seungri menunggu lisa di studio jiyong, lalu lisa datang dan masuk ke dalam studio itu.

"Ayo oppa..." ajak lisa

"Kau tidak mau menyapaku dulu?" Tanya jiyong melihat lisa yang berdiri didepan pintu studionya

"Oh hai." Sapa lisa dan memalingkan wajahnya, taeyang dan seungri menahan tawa mereka dan menghampiri lisa.

Lisa mengantar 2 pria itu ke lokasi pemotretan mereka, untuk iklan mobil. Pemotretan akan berlangsung paling tidak 3 jam, dan lisa memilih untuk pulang ke kantor YG dulu, menemui hyunsuk untuk membahas pengunduran dirinya.

Acara hari itu selesai. Daesung, seungri dan taeyang sudah di dorm. Lisa pun sudah di dorm. Hanya jiyong yang belum pulang. Lisa ingin menghubunginya, namun ia terlalu gengsi untuk menghubungi jiyong duluan. Lisa hanya berbaring di kamarnya, menunggu jiyong menghubunginya. Tapi jiyong tidak kunjung menghubunginya. Jam terus berputar hingga saat sudah hampir tengah malam, lisa memutuskan untuk mencari jiyong di studionya.

Kantor YG sudah sangat sepi. Semua ruangan sudah mematikan lampunya. Lisa menaiki lift menuju studio jiyong. Studio jiyong, adalah satu satunya ruangan yang masih menyala. Lisa membuka pintu itu perlahan, berniat mengagetkan jiyong. Belum sempat mengagetkan jiyong, lisa terlebih dulu kaget. Ia melihat jiyong memejamkan matanya, terikat diatas kursi dengan jam digital di dadanya, jiyong berada di balik kaca ruang kedap suara, tempat suara suara di rekam. Seorang gadis berseragam SMA berdiri didepan sebuah laptop yang menyala, memainkan jari jarinya diatas keyboard laptop yang lisa tau kalau itu bukan laptop jiyong. Lisa melangkah mundur dengan hati hati dan mencari benda yang bisa ia pakai disekelilingnya.

Lisa melihat tabung besi berwarna merah, alat pemadam kebakaran. Lisa memgambil alat itu dan membawanya kembali ke studio jiyong. Beberapa detik kemudian lisa memukul punggung gadis itu dengan tabung besi itu, gadis itu tersungkur kelantai tanpa perlawanan apapun. Lisa menelpon polisi dan melaporkan kejadian itu. Namun didetik berikutnya, jam digital di dada jiyong menyala. Jam itu menunjukan angka 10:00 lalu berubah menjadi 09:59 09:58 09:57 dan terus berkurang setiap detiknya. Lisa makin panik, sementara jiyong masih tetap memutup matanya. Lisa mencoba membuka pintu yang menghubungkan tempatnya berdiri dengan ruang kaca tempat jiyong berada, namun pintu itu terkunci, lisa mendorong, menendang, memukul dan menghantamkan tubuhnya pada pintu itu, tapi sia sia, pintu itu bahkan tidak bergeser sedikit pun. Lisa menekan tombol speaker diruangan itu dan berteriak memanggil jiyong

"Oppaaa!! Bangun!! Oppaaa!!!" Jerit lisa tidak dapat menahan tangisannya. Tapi jiyong tidak kunjung bangun

Lisa melempar alat pemadam kebakaran itu ke arah kaca yang membatasi 2 ruangan itu, namun kaca itu bahkan tidak retak sedikit pun. Lisa memandang sekeliling ruangan itu. Matanya tertuju pada laptop yang tadi di pakai si gadis SMA. Lisa menghampiri laptop itu dan membacaca semua yang tertulis di layarnya. Laptop ini pemicu bom nya. Itu bukan bom yang akan meledakan ruangan itu, tapi cukup untuk melukai jiyong. Lisa berusaha menahan dirinya untuk tetap kuat dan fokus

"Lisa! Fokus! Kau pernah mempelajari ini! Lisa kau bisa!" Maki lisa pada dirinya sendiri, namun lisa tidak dapat menemukan cara mematikan bom itu. Jam digital di dada jiyong sudah menunjukan angka 05:43

"Lisa kau bisa! Lisa sadarlah!" Lisa terus mengetik pada laptop itu, hingga beberapa petugas keamanan datang. Petugas keamanan itu berusaha membuka pintu yang mengurung jiyong, seorang petugas pun mencari kuncinya di tubuh gadis yang pingsan itu. Tapi waktu terus berjalan. Jiyong membuka matanya dan menilai situasi disekitarnya ketika jam digital di dadanya sudah berada di angka 04:58. Tombol speaker yang lisa tahan dengan alat pemadam kebakaran membuat jiyong mendengar makian makian lisa pada petugas keamanan dan polisi yang tidak kunjung datang. Lisa pun masih berusaha dengan pemicunya

"Lisa kau bisa! Kau harus bisa! Lisa tenanglah... konsentrasi..." lisa mencoba menenangkan dirinya sendiri dan terus mencoba mematikan pemicunya. 2 petugas terus mencoba membobol pintu itu, seorang petugas berusaha membangunkan gadis yang pingsan itu agar ia dapat mematikan pemicunya, dan seorang petugas lain terus menghubungi polisi

"Lalisa! Pergi dari sini!" Teriak jiyong begitu menyadari apa yang terjadi disekitarnya

"Fokus lisa fokus..." gumam lisa

"Lalisa! Cepat keluar! Apa yang kau lakukan disini?! Disini berbahaya! Ya! Lisa pergi dari sini!" Teriak jiyong terdengar begitu keras dari speaker yang masih diabaikan oleh lisa. Lisa melirik jam digital di tubuh jiyong, 04:00

"Arghhh! Fuck! Ya kau gadis sialan!! Cepat bangun!!!" Jerit lisa menghentakan kakinya dilantai masih sambil menatap layar laptop disebelahnya. Lisa benar benar sangat panik dan bingung. Air matanya membuat pandangannya kabur.

"Pintu terbuka!!" Seru petugas yang berhasil membuka pintu itu

"Panggil polisi! Ya! Apa polisi korea sibuk?! Ya! Mereka melalaikan tugas mereka!" Maki lisa sambil berlari memeluk jiyong.

"Lisa apa yang kau- pergi dari sini! Ini berbahaya!" Maki jiyong berusaha menjauh dari lisa.

"Aku tidak akan kemana mana!" Balas lisa berusaha melepaskan rantai dan perekat yang mengikat jiyong di kursi. Begitu menyentuh bom yang ada didada jiyong, lisa seperti mengingat sesuatu

"Ini- seperti milik bambam-" lisa kembali berlari pada laptop gadis itu dan jari jarinya mulai menari diatas keyboard. Tepat saat jam digital itu menunjukan angka 00.57 jam itu mati, pihak kepolisian datang dan petugas keamanan berhasil melepaskan rantai pada tubuh jiyong. Lisa jatuh terduduk di lantai, menangis. Antara takut sekaligus senang.

Petugas kepolisian dan penjinak bom datang, melepaskan jiyong dari ikatannya serta dari bom rakitan itu. Jiyong menghampiri lisa begitu semua ikatannya terlepas, memeluk lisa yang tengah di tenangkan oleh seorang petugas ambulance. Lisa memeluk jiyong

"Maafkan aku..... aku harusnya tidak mening-" jerit lisa diantara tangisannya

"Anniyo. Sudah sudah.. semua baik baik saja..." bisik jiyong sambil memeluk lisa dengan sangat erat

"Maafkan aku..." hanya itu yang keluar dari mulut lisa. Jiyong melepaskan pelukannya, meletakan 2 telapak tangannya pada pipi lisa

"Lihat oppa. Semua baik baik saja... berhentilah menangis..." ujar jiyong

"Hiks... oppa.."

"Kau bisa bangun?" Tanya jiyong dan dijawab dengan sebuah anggukan

Jiyong menarik lisa agar bangun dan membawa gadis itu keluar dari gedung itu. Di luar gedung, sudah ada ambulance. Jiyong melirik tangan dan jari jari lisa yang gemetar, seluruh tubuh lisa gemetar. Jiyong dapat melihat ujung ujung jari lisa berdarah. Dan membawa lisa masuk kedalam ambulance

"Aku baik baik saja..." ucap lisa menolak masuk ambulance

"Oppa yang sakit... temani oppa" ujar jiyong dan lisa mengalah.

{P} Lovely ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang