Wahhh...tidak disangka baru update lagi...maaffff bgt baru muncul sekarang, banyak yg terjadi yg bikin istirahat dari nulis...mudah2an penantian akan lanjutan part berikut tidak akan selama ini yaaa dan mudah2an lagi masih menunggu kisah Dean....makasih pake bgt buat yg masih nungguin, happy reading yaaa...love you my beloved reader ^.^
"AKU?" Michelle mengerutkan kening, menatap kepala perawat di bagian OB/GYN area itu dengan bingung.
"Iya, kamu yang akan mewakili bagian kita. Semua orang sudah mendapat bagian dan sekarang giliran kamu." Susan menggelengkan kepala seakan kebingungan Michelle sama sekali tidak masuk akal berhubung event sosial yang selalu diselenggarakan oleh rumah sakit tempat mereka bekerja.
"Tapi...." tatapan galak Susan menghentikan protesnya dan Michelle tidak berani untuk membuka mulutnya untuk menyuarakan keberatannya.
Michelle bukannya tidak ingin berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang selalu rutin dilakukan di Texas Children's Hospital hanya saja ia termasuk orang yang tidak nyaman berada di keramaian apalagi kini ia harus ikut berpartisipasi untuk menggalang dana bagi anak-anak penderita kanker yang kurang mampu secara financial.
"Dan dok, berpenampilan yang cantik ya. Siapa tahu dokter akan mendapatkan malam terbaik di sana." Susan mengedipkan mata seakan menyinggung dirinya yang terkenal sangat 'lurus' dan tidak pernah sekalipun terlihat ataupun terdengar jika ia terlibat hubungan dengan lelaki manapun, walau hanya sekedar rumor semata.
Michelle menyadari jika ia menjadi bahan pembicaraan karena sikapnya yang cenderung dingin jika berinteraksi dengan lelaki dan tidak peduli akan gersangnya kehidupan percintaannya, ia bahkan tidak ingat kapan terakhir kali ia melewatkan waktu bersama dengan lawan jenis.
Bohong jika ia tidak ingin merasakan pengalaman itu lagi, berkencan yang diakhiri dengan ciuman manis
Ciuman.
Ingatan Michelle melayang saat dengan cerobohnya ia mencium lelaki itu hanya untuk membuktikan jika lelaki itu salah menilai dirinya, tindakan yang sangat bodoh, runtuknya dalam hati. Lelaki itu pasti berpikir ia sama seperti wanita-wanita lainnya yang dengan mudah bisa lelaki itu dapatkan.
Bodoh, bodoh, bodoh.
Akibat tindakan bodohnya itu, ia berupaya menghindari keluarga Jabson terlebih saat Kate menelpon untuk mengajaknya makan siang bersama. Ia sama sekali tidak sanggup berhadapan dengan wanita yang membuatnya mengingat akan lelaki cassanova itu dan tindakan bodohnya, lagipula tidak menutup kemungkinan jika lelaki itu tidak mengumbar apa yang terjadi antara mereka.
Terasa sengatan rasa sakit di lengannya membuat lamunana Michelle terhenti dan memusatkan perhatian ke asal rasa sakit yang terasa di kulitnya.
"Masih terlalu siang untuk bermimpi, V-girl." Michelle menekuk wajahnya mendengar celetukan wanita berjas putih yang sedang membaca jadwal yang tergeletak di atas meja.
"Atau kamu sedang memimpikan acara besok siang? Bisa saja kamu akan bertemu dengan lelaki yang dapat menjebol V-mu." ucapan ceplas-ceplos rekan sejawat sekaligus sahabat terdekatnya itu membuat wajah Michelle menghangat, ia bersyukur tidak ada siapapun yang berada di dekat mereka hingga ucapan Alicia tidak akan menjadi bahan pembicaraan di ruang istirahat.
YOU ARE READING
Journey Of Love (pending)
RomanceEmpat cerita yang dikemas dalam satu buku walau hanya setengah part yg diupload dan bagian dewasanya hanya akan tersedia dalam bentuk buku...semoga my beloved reader masih tetap nungguin ^.^