Ciee Ending

1K 92 28
                                    

Akhirnya ending juga. Gils, dari kemaren mah kagak connect terus ke internet. Sinyalnya ge emang kayak asu. Ah iya, maaf banget kalo ending nya kurang berkenan di hati para readers. Author cuma takut ngecewain para readers yang kurang puas dengan hasil ending nya. Tapi author udah fix kalo ending nya akan seperti ini. Jadi mohon maaf sebesar-besarnya kalo ending nya ga sesuai harapan kalian. Maaf banget 🙏. Udah sih itu aja, cekidot yuk.



Typo itu manusiawi. Harap maklum.





Enjoy !




Author POV

2 tahun kemudian

Muach.

Satu kecupan dari seorang bocah kepada gadis yang masih betah terlelap dibawah selimutnya.

Muach. Muach. Muach.

Sang bocah itu mengecup gadis itu berulang-ulang. Niatnya agar sang gadis bangun dari tidurnya, karena sang gadis sudah berjanji ingin mengajaknya ke suatu tempat.


"Engh."

Akhirnya sang gadis itu bangun juga.

"Pipip ayo, katana pipip mau ajak eja pegi."

"Lho, anak pipip udah rapi aja."

"Iya dong. Ayo, pip. Pipip andi ulu ana. (Pipip mandi dulu sana)"

"Ok deh, sebentar ya."


Gadis tersebut ialah Nabilah, dan bocah yang sedari tadi mengganggu Nabilah ialah putra pertamanya dan Gaby yang diberi nama Alvaro Reza Perdana. Ya, hari ini Nabilah memang sudah berjanji pada Reza akan mengajaknya pergi ke suatu tempat. Sejak Reza lahir, Nabilah memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan menetap di Indonesia. Namun tetap saja, kedua orang tua Nabilah tak mengetahui tempat tinggalnya. Dirumah yang kini Nabilah tempati ada seorang pembantu dan supir yang kadang dapat membantu Nabilah dalam mengasuh Reza.


"Hey anak pipip." Nabilah mengecup pipi Reza yang sedang asik menonton kartun kesukaannya.

"Pipip udah selesai andi nya ?"

"Udah dong. Yuk kita berangkat."

"Yuk." ucap Reza merentangkan kedua tangannya, kode agar Nabilah menggendongnya.






Sebelum ketempat tujuan, Nabilah memghentikan mobilnya didepan toko bunga.

"Pipip, kok kita inih ? Atana asih auh ? (Pipip, kok kita kesini ? Katanya masih jauh ?)"

"Pipip, mau beli bunga dulu. Yuk turun."







Nabilah keluar dari toko bunga itu dengan membawa sebucket bunga ditangan kanannya, dan menahan Reza agar tak jatuh dari gendongannya dengan tangan kirinya. Mereka masuk kembali kedalam mobil Nabilah dan menaruh bunga tersebut di kursi belakang, lalu menaruh Reza di kursi penumpang yang ada disampingnya.





Tak butuh waktu lama untuk sampai ketempat tujuan Nabilah, kini ia sudah memarkirkan mobilnya. Ia turun dengan menggendong Reza dan tak lupa dengan membawa sebucket bunga yang tadi ia beli.





Nabilah dan Reza mengenakan pakaian serba hitam, itu semua karena Nabilah yang menyuruh, dan tak lupa pula dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung Nabilah.

"Pip, kok kita ke kubulan ci ?"

Nabilah tak menjawab pertanyaan Reza dan terus berjalan.

Ia melewati beberapa gundukan tanah dan berhenti disalah satu gundukan tanah yang terlihat diurus dengan baik. Tak ada rumput liar yang tumbuh disekitaran gundukan tanah itu.

Nabilah berjongkok disamping batu nisan salah satu orang yang ia sayangi. Ia menurunkan Reza tepat disampingnya berjongkok.

Nabilah tersenyum menatap gundukan tanah itu yang sesuai harapannya, selalu rapi.

"Za, inget ga ?" tanya Nabilah.

Reza nampak berfikir-fikir untuk mengingat sesuatu. Dan pada akhirnya ia menyerah dan menggeleng atas pertanyaan yang Nabilah ajukan tadi.

"Ini mami."

"Mami ?"

"Iya, ini mami." ucap Nabilah mengelus batu nisan disampingnya.

"Mami sayang banget banget sama kamu. Dulu Mami pernah bilang ke pipip, kalau mami pengen banget kamu jadi aparat negara ketika udah besar nanti."

"Apalat negala apa, pip ?"

"Tentara."

"Mami, mami tenang aja. Kalau eja udah besal, eja akan wujudin semua keinginan mami. Kalena eja juga pengen banget jadi tentala. Suatu saat nanti, eja akan buktiin ke mami. Eja akan kesini lagi pake selagam kebesalan milik eja. Eja janji, mi. Kalena eja uga sayang ama mami." ucap Reza begitu yakinnya.

Nabilah tersenyum melihat putranya seperti itu.

Entah cuaca yang tidak mendukung atau apa, tiba² saja cuaca yang tadinya panas terik menjadi mendung seperti akan turun hujan. Langitpun telah ditutupi oleh awan hitam.

"Za, kita pulang yuk. Kayaknya sebentar lagi mau hujan."

Reza pun mengangguk.

Nabilah menggendong Reza kembali, ia meletakkan sebucket bunga yang tadi dibawanya diatas gundukan tanah tersebut.

"Aku pulang dulu, ya. Kapan² aku mampir lagi." pamit Nabilah mengelus batu nisan itu.

Setelah pamit, ia dan Reza pergi menuju mobilnya diparkirkan dan meninggalkan wilayah pemakaman.






Setelah dari pemakaman, Nabilah mengajak Reza ke apartment pasangan BebNju. Karena kata Reza, ia pun rindu dengan anaknya BebNju yang sudah ia anggap seperti kk nya sendiri, siapa lagi kalau bukan Vino.







Tingnong~

Ckklek

Muncul seorang anak kecil dari dalam apartment itu.

"Kak Inoooo." ucap Reza kegirangan.

"Lho Reza ? Aunty Nabilah ? Masuk yuk."


Nabilah masuk kedalam apartment milik BebNju itu.

"Eh, Bil, Za. Sini duduk."

"Reza main sama kak Vino yuk."

"Yuk."







"Sebentar ya, aku ambilin minum untuk kalian dulu." ucap Shania melangkahkan kakinya ke dapur.

"Abis darimana ? Tumben bareng sama Reza, biasanya lo kerumah sakit." ucap Beby.

"Abis dari makam."

Beby hanya membulatkan mulutnya sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.



Obrolan mereka pun terasa sangat seru sampai² tak tau bahwa kini hari sudah berganti menjadi senja. Karena hari pun sudah senja, Nabilah pun pamit untuk pulang.











Di perjalanan pulang, Reza sudah tertidur dengan lelapnya didalam mobil.

Sesampainya didepan rumah, Nabilah menggendong Reza untuk masuk kedalam rumah.

Nabilah membawa Reza kekamarnya dan menidurkannya diatas ranjang milik Reza. Setelah menaruh Reza, ia keluar dan masuk kekamarnya untuk membersihkan tubuhnya agar segar kembali.

Selesai membersihkan tubuhnya, ia terduduk dipinggir ranjangnya dan mengambil sebuah bingkai foto yang terdapat foto dirinya dan Gaby.








"Aku kangen kamu, Gab."







End

Yeayy, abis. Sebelumnya author mau minta maaf kalo ada salah² kata.

~ Sekian & Terima kasih ~

Love (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang