[13] Burger

788 39 2
                                    


APA yang difikirkan Safa benar.

Saka benar-benar mabuk kemarin malam. Karena sampai hari ini, Saka makin cuek padanya. Kemarin-kemarin, Saka masih mau melirik jika berpapasan dengan Safa. Tapi sekarang, Saka malah nyelonong saja dan menganggap Safa orang asing jika berpapasan atau tidak sengaja bertemu disuatu tempat. Saka juga kembali membuat sarapan dua porsi dan membuat Safa harus membuat sereal untuk dirinya sendiri.

Dasar cowok! Seenak udel ngelupain sesuatu yang bahkan bikin cewek kefikiran sampe gak bisa tidur.

Saka menghembuskan napas kasar, lalu merobek bukunya yang tulisannya dipenuhi tip-ex karna berkali-kali salah menulis.

“Apaan sih lo, Sa. Sewot mulu.” kata Fira menyindir.

Safa tak merespon, ia menarik buku Fira dan mencontek catatannya.

“Kemaren, Niko like foto gue.” bisik Fira sambil cubit-cubit lengan Safa.

“Sakit bego.” ringis Safa menggerakan lengannya agar tak menjadi sasaran geregetannya Fira.

“Heheheee, sorry, Sa. Gue seneng banget soalnya.” kata Fira cengengesan.

Safa memutar bola matanya malas. “Yaya, lo fanatik banget sih. Koko cuman orang bego buat apa lo suka banget?”

Fira nyengir. “Ye, cinta itu buta kali.”

“Iyalah, orang begonya ketolong tampang.” sahut Safa.

“Gitu-gitu aja abang lo.” seru Fira pelan.

Safa hanya tersenyum simpul. “Gimana kucing lo? Ketemu?”

Fira mengangguk. “Dia malah masuk kandang kelinci kan bego ya, Sa.”

“Ya abis rumah lo kayak kebun binatang. Untung kucing lo gak masuk kandangnya Alex.” Safa tergelak mengingat nama ular Fira yang bernama Alex.

Fira menusuk pipi Safa. “Lo mah, jijik gue.”

“Lah, ular namanya Alex. Kan lucu, bikin ngakak anjir.” Safa geleng-geleng sambil tertawa.

“Udah-udah, jangan ngomongin gue mulu. Lo sendiri sama Saka gimana?” tanya Fira yang melunturkan senyum yang sebelumnya masih mengembang diwajah Safa.

“Lah lah kok diem? Gak baik deh kayaknya.” kata Fira meraih komik dari dalam laci.

Safa mengangguk. “Gue sama dia mah selalu gak baik.”

Fira menyengir sambil membuka halaman komik yang terakhir ia baca istirahat tadi. “Siapa tau dia jenis cowok yang suka tapi diem gitu.”

Safa menggeleng. “Gak mungkin.”

“Lo kan gak tau.”

“Dia kejam banget, Fir. Banget!” Safa sampai menggenggam penanya erat-erat karena kesal mengingat apa yang dilakukan Saka padanya.

“Dia gak sampe perkosa lo kan?”

“Astaga Fira!” Safa menoleh dengan cepat dan meraup wajah Fira lalu mencubit bibir temannya itu. “Asal aja lo kalo ngomong.”

“Ya siapa tau kan? Tapi nyatanya enggak?”

“Ya enggaklah gila!”

Fira tertawa. “Berarti dia gay.

“Tambah asal lo kalo ngomong!”

Fira tertawa melihat Safa yang bersungut-sungut. “Yaelah gue kan ngikutin rumor. Lagian dia pernah lirik lo atau apain lo gitu gak?”

Saka dan SafaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang