[35] Balas Dendam?

819 35 0
                                    


SETELAH hampir lima belas menit keliling mencari sosok Fira, akhirnya Safa menemukan gadis itu juga. Tepat dibawah pohon mangga, gadis itu masih haha-hihi bersama Fabi yang tidak tahu sejak kapan mereka akrab. Sesaat, Safa berusaha menormalkan pernapasannya. Mengurangi perasaan panik karena sebelumnya, ia berfikir Fira bakal loncat dari gedung sekolah lantaran terlalu despresi sakit hati. Tapi ternyata tidak, ini udah hari ketiga dan baru hari ini Fira bisa ketawa setelah dua hari terakhir menjalani hidup dengan tidak niat.

Safa sendiri sudah tiga hari menjadi baby sister-nya bayi gede. Safa nggak pulang tiga hari ini. Terakhir ia pulang, ia ditinggal sendirian dirumah. Niko tidak pulang, begitupula Saka. Dan sejak itu, ia memutuskan untuk menginap di rumah Fira. Sebenernya Safa juga cemas akan sesuatu. Apa lagi kalo bukan karena dua cowok ganteng-ganteng bangsat disekitar dia itu?

Iya, Saka dan Niko.

Safa tidak tahu perihal mereka berdua kembali keappartemen atau tidak. Yang pasti, kedua laki-laki itu sudah 3 hari tidak masuk sekolah. Dan sudah kedua kalinya dalam sehari, speaker sekolah menyebutkan nama dua laki-laki itu agar menghadap Ibu Gea selaku guru BK kelas 12. Tapi karena nggak pengen jadi dua cewek lebay, Safa mengalah untuk strong disaat Fira lemas abis macam terong bakar.

Safa menyenderkan tubuhnya dipilar ketika memutuskan mengulur waktu untuk menemui Fira, sepercik rasa lega menjalar begitu cepat ketika melihat Fira tertawa seperti sebelumnya. Sebelum ia disakiti oleh abangnya sendiri.

Tidak ada Dani disana, hanya ada Fabi. Entah karena keinginan diri sendiri atau suruhan Niko, Fabi terlihat sukses menghibur Fira beberapa hari terakhir. Dan Safa tidak mau ambil pusing untuk menebak-nebak maksud Fabi apa. Yang terpenting, mood Fira kembali baik.

Drtdrt.

Safa melirik kebawah, tepat ditangannya yang menggenggam ponsel. Ia membaca pesan lewat pop up aplikasi Whatsapp.

Saka : nanti aku jemput

Safa menghela napas, menegakan tubuhnya kemudian membalas pesan dengan cepat.

Safa : iya, kamu dimana?

Safa : kenapa ngga berangkat lagi? Katanya hari ini berangkat. Nomor Niko juga kenapa nggak aktif

Saka memang selalu datang menjemputnya,  beberapa kali juga menyuruh Safa menunggu dibelakang sekolah dan cowok itu akan masuk sekolah dengan memanjat tembok. Menemuinya beberapa menit untuk memastikan keadaan atau melepas rindu. Tetapi, tetap saja Safa tak suka. Mereka baru resmi sama-sama mencintai, tetapi malah Saka sibuk dengan dunianya sendiri.

“Safa!”

Safa tersentak, menaikan pandangan dan menemukan Fira dan Fabi yang menatapnya heran.

“Ngapain disitu?!” seru Fira lagi.

Safa menggaruk tengkuknya, kemudian membawa langkah mendekat. “Gue cari-cari lo kali, gue kira lo terjun dari gedung.”

“Yakali, lebay,” balas Fira heboh, “ogah amat dah, gue nggak sebego itu kali.”

“Tayi.”

Fabi tertawa mendengar celetukan Safa, kemudian menyodorkan satu botol minuman dingin yang segera diterima oleh Safa.

“Dari Saka.” kata Fabian.

Safa melirik, menyudahkan tegukannya dan mengusap bibirnya yang basah. “Hah? Kok?”

“Kesini dia tadi,” ujar Fabi, “cuman bentar.”

“Kok nggak bilang?” tanya Safa heran.

Saka dan SafaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang