PART 2

46.7K 3.4K 88
                                    

PART 2

"Kak Juan!" Sudah beberapa kali Alexa mengetuk daun pintu kamar itu, namun tidak ada jawaban dari dalamnya.

Tanpa sengaja Alexa menekan gagang pintu itu, ternyata tidak dikunci. "Tidak dikunci?"

Alexa membuka daun pintu itu secara perlahan, dan di saat itulah ia melihat bagaimana rapihnya kamar Juan. Pria itu sungguh sangat rapih, tidak seperti pria-pria pada umumnya yang memiliki kamar berantakan, contohnya seperti Alex—kakaknya.

"Rapih sekali," gumam Alexa.

Gadis itu masuk kekamar yang didominasi warna coklat tua itu, ia memejamkan matanya lalu menghirup dalam-dalam aroma kamar itu. Aromanya sama seperti aroma tubuh Juan. Alexa kembali membuka matanya lalu ia berjalan kearah rak buku. Banyak sekali koleksi buku yang dimikiki oleh Juan dari yang keluaran dalam negeri sampai keluaran luar negeri, buku bisnis sampai sejarah ada di susunan rak itu.

Jemarinya menyentuh punggung buku yang tersusun rapih di rak itu. Alexa tertarik dengan jajaran buku sejarah yang ada di baris keempat, Alexa memang menyukai sejarah dan ia pun akan kuliah di jurusan Arkeologi.

Juan yang baru saja selesai mandi mengerutkan keningnya ketika mendapati Alexa ada di kamarnya, gadis itu tidak menyadari kehadirannya karena terlalu asik dengan buku-buku sejarah itu.

Sesaat ada seringai jahil di kedua sudut bibir Juan, sepertinya pria itu memiliki ide jail untuk membalas apa yang sudah gadis itu lakukan padanya tadi.

Alexa menjatuhkan buku sejarah itu saat Juan menarik lengannya dengan kasar. Juan menghempaskan tubuhnya di atas ranjangnya hingga membuat Alexa memekik, tanpa disadari Alexa tiba-tiba saja Juan langsung menindihnya. Apa yang dilakukan Juan membuat Alexa terkejut apa lagi saat ini pria itu tidak mengenakan pakaian, hanya ada handuk yang melingkari pinggangnya.

"Kak Juan!"

"Apa yang kamu lakukan di kamarku?" tanya Juan sambil menatapnya dengan tajam.

Dari jarak sedekat ini Alexa bisa menatap mata kelabu Juan dengan sangat jelas.

"Aku……." Belum sempat Alexa melanjutkan ucapannya, Juan lebih dulu kembali menyergahnya.

"Apa kamu tahu? Masuk ke kamar seseorang tanpa izin itu adalah tindakan tidak sopan. Apalagi masuk ke kamar pria."

"Ta—tadi, aku disuruh Tante panggil Kakak untuk turun makan malam," ucap Alexa dengan susah payah.

Apa yang Juan lakukan membuat pikiran Alexa jadi berantakan, apalagi tubuh terbuka Juan. Semua otot lengan, dada dan perut pria itu membuatnya jadi tidak fokus. Tubuh Juan terbilang sangat atletis.

"Oh ya? Tidak ada maksud lain?"

Alexa menatap Juan bingung, gadis itu tidak paham akan pertanyaan itu. "Maksud Kakak?"

"Menggodaku lagi mungkin?" Alexa menggelang dengan cepat.

"Ti—tidak!" Jawab Alexa terbata.

"Lalu kenapa tidak mengetuk pintu saja, kenapa kamu masuk tanpa seizinku?!"

"Sudah, tapi tidak ada jawaban. Ma—maaf…."

Juan menatap dalam di kedua manik mata Alexa, hal itu membuat Alexa menelan salivanya sendiri dengan susah payah.

"Eu'umm, Kak…" gumam Alexa di bawah tatapan Juan.

"Apa?!" Tanya Juan dengan nada dingin.

"Sampai kapan Kakak akan menindihku seperti ini, tolong menyingkirlah."

"Kenapa? Bukankah seharusnya kamu senang aku memperlakukanmu seperti ini? Bukankah ini yang kamu harapkan?"

"Apa maksud Kak Juan?"

ALEXANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang