8. Busan [m]

5.9K 652 55
                                    

Busan. Keduanya terlalu bersemangat untuk kembali ke kampung halaman dan menghabiskan waktu bersama. Mendapatkan libur beberapa hari membuat Jimin dan Jungkook tanpa pikir panjang memesan kereta untuk kembali ke Busan.

"Hyeong, bagaimana kalau tidak ada orang di rumahku?"

Jimin mengerucutkan bibirnya dan berpikir, "kau boleh menginap di rumahku."

Jungkook menepuk pelan dahi Jimin, kemudian mengeluarkan senyum miring andalannya. "Bagaimana kalau kau yang menginap, hyeong? Kau tahu, tidak ada siapapun di rumahku. Jadi, kitaㅡaw!" Jungkook menghentikan pembicaraannya karena Jimin sudah menjewer telinganya dengan cukup keras.

Jungkook hanya terkekeh melihat yang lebih tua menutupi wajahnya dengan topi dan menyandarkan kepalanya nyaman ke kursi, berpura-pura tidur.

Benar apa yang dibilang Jungkook. Kakaknya masih berada di militer, sedangkan ayah dan ibunya sibuk bekerja. Hanya makan malam penyambutan dan berbagi kata rindu, tapi setelahnya mereka sibuk dan membiarkan Jungkook bernostalgia sendiri dengan rumah ini.

"Kau akan datang?" Jungkook hampir saja merengek kepada orang yang sedang di teleponnya. Ia benar-benar kesepian, dan ia rindu Jimin.

Pemuda di seberang sana menghela napas, mendengar Jungkook merengek membuatnya tidak tega. "Baiklah, kau tunggu saja."

Jungkook berteriak kegirangan, senyum mirip kelincinya tidak pernah lepas hingga bel rumahnya berbunyi beberapa kali.

Keduanya duduk, suasananya canggung entah mengapa. Tapi kemudian, yang lebih muda permisi ke dapur untuk membawa minuman dan beberapa makanan kecil.

"Rumahmu... indah,"

Jungkook juga tidak mengerti mengapa Jimin menjadi begitu tidak nyaman dan formal. "Kau baik-baik saja?"

Jimin menggelengkan kepalanya. "Walaupun sepi, ini pertama kalinya aku mengunjungi rumahmu."

Ditariknya pemuda yang lebih tua itu ke atas pangkuannya, membuat keduanya langsung bertatapan. Ada kilat gairah samar dari mata Jungkook yang membuat Jimin merasakan bulu kuduknya berdiri.

"Hyeong kita berdua saja." Jungkook memgelus pipi tirus itu, kemudian turun hingga ke lehernya yang cukup jenjang.

Jimin diam, hanya memeluk leher Jungkook dan menjambak rambutnya pelan. Merasakan sensasi dingin dari sentuhan yang lebih muda.

"Ji....," Jungkook mengecup jawline tajam Jimin, membuat nafasnya menjadi lebih berat. "Min."

Dengan sekali hentakan, Jungkook menyatukan kedua bibir mereka. Mulai mengecup bibir tebal Jimin, merasakan manisnya lip product apapun yang Jimin gunakan saat ini. Digigitnya bibir atas Jimin, menikmati menjadi seorang dominan. Berperang lidah dan memenangkannya, mengabsen gigi Jimin satu persatu, berbagi saliva, menyedot lidah yang lebih tua dengan kasar.

"Kook-ah, nafas....," Jimin terengah, tetapi Jungkook tidak berhenti. Dari pipi turun ke leher, menggigit kulit leher Jimin sebelum menyedotnya dengan kuat. Meninggalkan bekas kemerahan yang begitu jelas.

Jimin berada di bawah Jungkook sepenuhnya, dengan keringat yang mengucur deras, bibir terbuka lebar dan mengeluarkan desahan laknat, serta baju kaos yang sudah turun hingga bahunya terekspos dengan banyak bekas kemerahan. Begitu seksi, begitu membangkitkan adik kecil Jeon.

Disingkapnya dengan mudah baju Jimin, memerlihatkan kulitnya yang sepucat susu. "Hyeong, jangan tahan aku."

Jungkook memulai lagi penjelajahannya, sekarang memerangkap dua payudara kecil Jimin yang putingnya sudah menegang. Dijilatinya puting yang kiri dan kanan secara bergantian, membuat Jimin menegang hingga melengkungkan punggungnya.

"Jeon... Akh!" Pilinan demi pilinan, gigitan demi gigitan membuat Jimin terbang melayang, menyesakkan sesuatu di ujung tubuhnya.

"JungㅡYA! JEON JUNGKOOK." Keduanya menoleh secara bersamaan. Di sana, seorang wanita paruh baya yang masih terlihat begitu cantik sedang membulatkan mulutnya. Tidak percaya apa yang ia lihat.

"Eomma... Ini Jimin, pacar Jungkook."  Jungkook berkata dengan entengnya.

Jimin seperti melihat setan, matanya berkunang karena berbagai perasaannya bersatuㅡterutama karena maluㅡtak lama, pengelihatan Jimin semakin buram dan akhirnya jatuh sepenuhnya ke pelukan Jungkook.

p.s: di private besok
p.s.s: kalo jelek... sorry.... ini nulisnya ga niat dan di ambang keterbatasan lol

Redamancy // j.jk & p.jmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang