"Kook-ie, apa kau membawa earphone? Milikku tertinggal di koper bagasi." Jimin memanggil Jungkook sambil mencubit pelan lelaki yang sedang bermain dengan telepon genggamnya.
MerekaㅡBeyond the Sceneㅡsedang mengudara menuju Bali, untuk melakukan shooting Summer Package 2018. Perjalanan dari Incheon menuju Ngurah Rai memakan waktu tujuh sampai delapan jam perjalanan, dan Jimin merasa sangat bosan. Jungkookㅡsejak mereka duduk tiga puluh menit yang laluㅡterus memainkan permainan di telepon genggamnya dan mengabaikan Jimin, membuat lelaki bersurai merah muda itu kesal.
Jungkook menoleh setelah menekan tombol pause. "Kau ingin mendengarkan lagu?"
"Ya. Aku bosan dan ingin tidur saja."
Jungkook kemudian mengeluarkan earphone dari dalam saku jaketnya, memberikan bagian kirinya untuk Jimin, dan memasangnya di telepon genggamnya sendiri. "Hyung ingin dengar lagu apa?"
Jimin menyerngit, "aku ingin mendengarkannya sendiri." Heol, setelah mengabaikan Jimin selama setengah jam, pemuda Jeon itu tidak merasa bersalah sama sekali? Tidak bisa dibiarkan.
Jungkook menarik kepala Jimin, memastikan earphone kirinya tidak lepas di telinga lelaki itu, kemudian mulai memutar lagu ballad. "Tidurlah, bahuku empuk, kan?"
"Tidak. Lebih empuk bahu Taehyung yang dipenuhi lemak bukan otot."
"Oh, jadi kau sering bersandar di bahu Taehyung?"
Jimin menciut, ia hanya bercanda tetapi aura gelap mulai keluar dari diri pemuda di sampingnya. Ia mengeluarkan senyum manisnya, berusaha membuat Jungkook tidak memikirkan kata-katanya tadi. Tangan mungilnya kini sudah mengangkat penghalang kursi, kemudian mendekatkan diri dan menyamankan kepalanya di dada bidang Jungkook, tidak lupa menyelipkan tangannya di perut lelaki yang lebih muda. "Hmmm."
"Ya atau tidak?"
Jimin mengangkat bahunya, "bisa jadi."
"Mengapa kau menyebalkan sekali?"
"Terserah kau saja!" Jimin bergeser dan memalingkan wajah ke jendela, menyaksikan pesawat melewati awan-awan yang terlihat lembut. Ia bukannya tidak tahu kalau kelinci itu cemburu, tapi... Bukankah Jimin dan Taehyung itu tidak apa-apa? Maksudnya, Jimin tahu kalau ekhm, Taehyung dan Jungkook shippers sangat banyak, bahkan yang terbanyak. Jadi, bukankah ia yang seharusnya cemburu?
"Hyung," Jungkook menyelipkan tangannya di pinggang lelaki itu, mengendus lehernya seperti kelinci sungguhan. "Aku minta maaf,"
"Hmmm. Aku hanya ingin mendengarkan lagu dengan damai,"
Si lebih muda memasangkan sebelah earphone ke telinga Jimin, sedangkan sisanya ia gunakan untuk dirinya sendiri. Jungkook kemudian memutar lagu-lagu kesukaannyaㅡkebanyakan Troye Sivan karena lagunya cocok untuk pengantar tidur.
Jimin menyamankan posisinya di dada bidang Jungkook, memeluk kelinci bongsor itu dengan kedua tangan. Masker sudah menutupi wajahnya hingga hidung, sedangkan surai merah mudanya sudah berantakan karena bergesekan dengan dada Jungkook.
"Bangunkan aku kalau makanannya sudah datang ya, Kook."
"Iya sayang, tidurlah!" Jungkook mengecup sekali surai lembut itu kemudian mengusapnya dengan sayang. "Selamat tidur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Redamancy // j.jk & p.jm
Fiksi PenggemarRedamancy -noun: The act of loving in return. [short story compilation]