"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (Kebesaran Allah)."
(QS. Az-Zariyat 51 : Ayat 49)***
Setelah shalat maghrib dan shalat isya. Nadhifa membaringkan tubuhnya di atas kasur, sambil menunggu kedatangan suaminya dari masjid, ia membaca novel yang dipinjamkan oleh kakaknya. Hari ini ia begitu gugup, karena sebentar lagi ia akan tidur ditemani oleh suaminya.
Terdengar suara pintu kamar dibuka. Nadhifa langsung menoleh, didapati sosok Faiz sedang menutup pintu. Nadhifa baru nyadari bahwa suaminya ini benar-benar sangat tampan.
"Sudah puas menatap suamimu yang tampan ini?" goda Faiz membuat pipi Nadhifa merona seketika.
Nadhifa memalingkan wajahnya ke arah novel yang ada di genggaman nya. Faiz ikut membaringkan tubuhnya di kasur milik Nadhifa, tepatnya berbaring di sebelah Nadhifa. Jantung Nadhifa berdetak lebih cepat dari biasanya.
"Kok diam? Boleh Mas melepas hijab kamu?" tanya Faiz sambil melihat ke arah hijab yang Nadhifa kenakan.
Nadhifa mengangguk gugup. Seharusnya suaminya ini tidak perlu bertanya seperti itu, karena sekarang dirinya sudah sah menjadi istrinya.
Perlahan Faiz mulai melepaskan hijab milik istrinya. Kemudian dilanjut dengan melepaskan ikat rambut milik istrinya. "Mas suka sama rambut kamu, ternyata istri Mas ini mempunyai rambut yang panjang." dan lagi-lagi membuat pipi Nadhifa seketika merona. Apalagi kini suaminya sedang menghadap ke arah dirinya.
"Berwudhulah, kita akan melaksanakan shalat sunnah dua rakaat!" Nadhifa hanya mengangguk menuruti perkataan suaminya.
Dalam heningnya malam, dua hamba Allah yang telah di satukan dalam sebuah hubungan yang diridhai oleh Allah melaksanakan shalat sunnah dua rakaat dengan khusyu.
Faiz berdoa, supaya Allah meridhai pernikahan nya dengan sang istri dan Allah memberikan hadiah terindah yang akan menjadi pelengkap rumah tangganya dengan Nadhifa yaitu dengan hadirnya seorang anak di dalam kehidupan nya.
Nadhifa mencium punggung tangan Faiz setelah Faiz selesai membacakan doa. Ia ikhlas memberikan apa yang selama ini ia jaga untuk suaminya. Kini suaminya berhak memilikinya secara utuh.
"Mas..." gumam Nadhifa terdengar begitu pelan saat Faiz mencium kening Nadhifa dengan begitu lama.
Faiz melepaskan ciuman di kening Nadhifa, matanya menatap lekat pada wajah cantik Nadhifa yang kini terlihat tambah cantik dengan pipi yang memerah.
Nadhifa memegang mukena yang kini masih membalut tubuhnya. "Aku..." Nadhifa berucap gugup. Kepalanya menunduk tak berani menatap wajah tampan suaminya.
Faiz mengerti apa yang kini membuat Nadhifa terlihat begitu gugup dan takut, senyuman tak dapat ia tahan. Sepertinya istri cantiknya takut kalau ia akan melakukan nya dengan kasar. Perlahan Faiz melepaskan mukena yang di kenakan oleh Nadhifa. "Tenang aja sayang, Mas akan melakukan nya dengan lembut. Percayalah Mas tidak akan menyakitimu." ucap Faiz meyakinkan Nadihfa. Nadhifa mengangguk malu. Hal itu membuat Nadhifa terlihat menggemaskan di mata Faiz.
Kemudian Faiz mengucapkan doa yang diajarkan oleh Baginda Rasulullah.
ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍَﻟﻠّﻬُﻢَّ ﺟَﻨِّﺒْﻨَﺎ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥَ ﻭَﺟَﻨِّﺐِ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥَ ﻣَﺎ ﺭَﺯَﻗْﺘَﻨَﺎ
"Dengan menyebut nama Allah, Yaa Allah, Jauhkanlah kami dari syaitan, dan jauhkanlah syaitan dari apa yang akan engkau rizkikan kepada kami (anak, keturunan)." HR. Bukhari dan Muslim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kujaga Takdirku
EspiritualCara Membaca Ku Jaga Takdirku (New Version) a. Hapus cerita ini dari perpustakaan kalian. b. Kemudian, tambahkan kembali cerita ini ke perpustakaan kalian. Kalau masih tidak bisa, coba kalian logout akun Wattpad kalian. Lalu login kembali. Selamat M...