"Allah memberi lebih baik dari yang kita minta, dalam bentuk yang lebih baik dari harapan kita, dengan cara yang lebih baik dari dugaan kita."
***
Setelah selesai melaksanakan shalat isya. Nadhifa memilih untuk menbaringkan tubuhnya di kasur sambil membaca sebuah novel. Rumah tampak sepi, karena suaminya belum pulang dari masjid.
"Assalamualaikum," Faiz masuk ke dalam kamarnya lalu menghampiri istrinya yang sedang membaca buku dengan fokus.
Faiz ikut membaringkan tubuhnya di samping Nadhifa sambil bersandar di bahu Nadhifa. "Baca apa sih? Sampai salam suami nggak dijawab."
Nadhifa menoleh ke arah suaminya, "Wa'alaikumussalam," Nadhifa langsung mencium punggung tangan Faiz. "Maaf ya, Mas. Aku terlalu fokus sama novel." ujar Nadhifa sambil menyimpan novel yang tadi ia baca di atas nakas.
"Iya, nggak apa. Kamu sudah kenalan sama tetangga?" tanya Faiz.
"Ternyata orang disini ramah juga ya, Mas. Mas juga ternyata dikenal semua tetangga."
"Iya, sebenarnya tetangga disini akrab semua. Jadi satu sama lain pasti dikenal."
"Mas.."
"Kenapa sayang?" tanya Faiz sambil mengusap rambut Nadhifa yang sudah tak tertutup hijab.
"Begini Mas, tadi pagi saat aku membeli bahan masakan di tukang sayur, aku ditawarkan ikut pengajian sama Ibu-Ibu, aku lupa namanya Ibu siapa. Mbak Diana juga ikut pengajian, katanya kalau aku mau ikut, bareng aja sama dia."
"Terus kamu jawab apa?"
"Aku jawab, aku minta izin dulu sama Mas."
"Kamu mau ikut?"
"Kalau Mas mengizinkan, aku mau ikut." balas Nadhifa sambil menatap suaminya.
"Mas mengizinkan, agar kamu juga bisa lebih akrab sama tetangga yang lainnya." jawab Faiz sambil tersenyum. "Setiap hari apa pengajian nya?"
"Setiap jum'at siang."
"Ya sudah,"
"Mas.."
"Kenapa lagi sayang?" tanya Faiz lembut. Ia menoleh ke arah istri cantiknya.
Nadhifa langsung mencium tepat di bibir suaminya sekilas, "Terimakasih, Mas. Itu untuk gantinya yang di kantor," ujar Nadhifa sambil memalingkan wajahnya karena malu. Pipi nya pun sudah merona.
Faiz tersenyum dengan apa yang dilakukan istrinya, "Sama-sama sayang. Yang di dapur tadi pagi, nggak diganti juga?" tanya Faiz sambil tersenyum jahil.
"Mas apaan sih," jawab Nadhifa malu.
Faiz gemas melihat tingkah Nadhifa yang begitu lucu di matanya, "Kamu lucu kalau lagi malu-malu gitu." pipi Nadhifa semakin merona dibuatnya. "Ya sudah kita tidur yuk. Jangan lupa baca doa! Good Night My wife." Faiz mencium kening Nadhifa sebelum keduanya terlelap ke alam mimpi.
***
Faiz sedang melajukan mobilnya menuju kampus Nadhifa. Ya, Nadhifa sudah kembali ke rutinitasnya sebagai mahasiawi semester 6 di salah satu Universitas Islam di Jakarta.
Di kampus ini lah, Faiz untuk pertama kalinya melihat sosok Nadhifa yang membuat hatinya gak karuan.
Tepat di area parkiran kampus kini mereka berada, "Belajar yang rajin. Kalau sudah selesai, telepon atau kirim pesan aja ke Mas, nanti Mas jemput."
Nadhifa mengagguk paham, "Ya sudah, aku masuk dulu. Mas hati-hati ya di jalan. Asaalamualaikum." pamitnya sambil mencium punggung tangan Faiz. Sedangkan Faiz mencium kening Nadhifa.
"Wa'alaikumussalam," Nadhifa beranjak dari duduknya lalu keluar dari dalam mobil. Setelah mobil Faiz melaju keluar area parkiran kampusnya, Nadhifa segera berjalan menuju kelasnya.
Di dalam kelas ternyata sudah banyak teman-temannya yang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.
Nadhifa menghampiri kedua sahabatnya yang sedang fokus pada ponselnya masing-masing, kemudian duduk di samping sahabatnya.
"Assalamualaikum,"
Kedua sahabatnya menatap ke arah Nadhifa, matanya membulat senang dan keduanya langsung memeluk erat tubuh Nadhifa. Mereka begitu rindu dengan sahabat baiknya ini.
"Aku rindu sekali sama kamu, Fa." seru Fathiya senang.
"Jawab dulu salamnya atuh Fath, Ra." ujar Nadhifa mengingatkan.
"Oh iya, aku lupa. Wa'alaikumussalam." jawab Fathiya dan Zahra bersamaan. "Cie pengantin baru nih," goda Fathiya.
"Apa sih kamu, Fath." sahut Nadhifa sambil tersenyum malu. "Ada kabar apa nih, selama aku nggak masuk kuliah?"
"Oh iya aku lupa kabarin kamu, kemarin ada dosen baru pengganti Pak Arga, nama nya Pak Daffa. Kamu tau nggak, Fa--"
"Aku nggak tahu,"
"Jangan di potong dulu, Nadhifa! Aku belum selesai ngomongnya."
"Aku kira tadi kamu nanya ke aku, maka dari itu aku potong. Sok atuh di lanjutkan." balas Nadhifa sambil tertawa kecil melihat sahabatnya kesal karena dirinya.
"Pak Daffa itu..." Fathiya tidak melanjutkan bicaranya saat melihat Pak Daffa masuk ke dalam kelasnya.
Kelas yang tadinya ramai oleh celotehan para mahasiswa/i berubah hening seketika saat Pak Daffa memasuki ruang kelas.
"Menurut kamu gimana Fa, Pak Daffa tampan nggak?" bisik Fathiya. Mereka berbisik agar tidak ketahuan mengobrol saat jam kelas Pak Daffa yang kini sedang menjelaskan materi.
"Lebih tampanan suamiku, Fath." jawab Nadhifa sambil terkekeh. "Kamu suka ya sama Pak Daffa? Hayo jawab jujur," goda Nadhifa masih berbisik.
"Apaan sih kamu Fa. Ya nggaklah," elak Fathiya.
"Kamu mah nggak mau jujur. Padahal kalau kamu memang suka sama dia, aku dukung deh kamu sama dia. Tapi by the way dia nya single nggak? Kalau dia nya sudah punya istri 'kan bahaya, Fath." ujar Nadhifa sambil terkekeh.
"Yang aku tahu tuh dia masih single Fa, usia nya aja masih 25 tahun. Dia itu termasuk dosen termuda di kampus ini,"
"Cie kamu tau banyak ya tentang dia, kamu beneran suka ya sama dia? Padahal kamu bilang, kemarin dia itu baru menggantikan Pak Arga mengajar." Nadhifa masih saja mengoda sahabatnya itu.
"Yang pakai khimar pink dan biru harap perhatikan ke depan! Jangan main bisik-bisikan," tegur Daffa dengan tegas.
Fathiya dan Nadhifa yang tercyduk oleh dosen barunya itu hanya diam menunduk, "Ma-maaf, Pak." hanya kata maaf lah yang keluar dari bibir Nadhifa.
"Kemarin 'kan saya sudah memberitahukan kepada kalian semua bahwa saya tidak suka ada mahasiwa/i yang tidak menyimak penjelasan materi saya. Kalian tahu 'kan kalau ada yang melanggar, ada konsekuensi bagi yang melanggar."
"Ta-tahu, Pak." jawab Fathiya terbata-bata. Sedangkan Nadhifa hanya diam menunduk, karena ia pun juga tak mengerti harus bicara apa sedangkan dia sendiri pun tak tahu peraturan kelas yang diberi dosen barunya itu.
"Yang pakai khimar pink siapa namanya?" Daffa menunjuk ke arah Nadhifa duduk.
"Sa-saya Nadhifa, Pak."
Daffa melihat buku absensi kehadiran mahasiswa/i miliknya, "Nadhifa Ayu Zuhaira?" tanya Daffa memastikan.
"Iya, Pak."
"Kemarin kamu tidak masuk?!"
☆☆☆
Kritik dan saran jangan lupa, kita sama-sama belajar. Jadi jangan sungkan ya untuk saling mengingatkan.
Enjoy and Happy Reading! 🌼
Jakarta, 25 Syaban 1439 H
Salam,
Triyanih Ayu Saputri 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Kujaga Takdirku
SpiritualCara Membaca Ku Jaga Takdirku (New Version) a. Hapus cerita ini dari perpustakaan kalian. b. Kemudian, tambahkan kembali cerita ini ke perpustakaan kalian. Kalau masih tidak bisa, coba kalian logout akun Wattpad kalian. Lalu login kembali. Selamat M...