Chapter 14 - Bertemu Teman Lama

12.1K 544 3
                                    

Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha , Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik pada keluarganya. Aku sendiri adalah orang yang paling baik pada keluargaku." (HR. Tirmidzi, no. 3895. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)

***

Tepat pada sepertiga malam, Nadhifa terbangun akibat rasa mual yang tiba-tiba di rasakannya. Dengan langkah besar, Nadhifa berjalan setengah berlari menuju kamar mandi dan memuntahkan seluruh isi perutnya. Semua nyaris tak tersisa hingga perutnya seketika terasa kosong.

Kedua tangan Nadhifa mencengkram dinding wastafel, menopang tubuhnya agar tidak terjatuh. Baru kali ini ia merasa lemas yang luar biasa.

Faiz terbangun saat mendengar suara orang muntah di dalam kamar mandi. Faiz meraba-raba sebelahnya namun tak di dapati istrinya. Dia yakin kalau suara yang ada di dalam kamar mandi adalah suara Nadhifa. Segera Faiz bangun dan berjalan menuju kamar mandi.

Di ketuk pintu kamar mandi tersebut, namun tak ada sahutan dari dalam. Raut wajah Faiz menunjukkan kalau ia sangat mengkhawatirkan keadaan Nadhifa.

Tak lama pintu kamar mandi terbuka, Nadhifa muncul dari balik pintu kamar mandi dengan wajah pucat. Satu tangan nya memegangi perut dan tangan satunya memengangi mulutnya agar ia tidak mengeluarkan isi perutnya lagi.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Faiz dengan nada khawatir. Nadhifa hanya menggeleng. Hampir saja tubuh Nadhifa terjatuh tetapi dengan sigap Faiz menahannya agar tidak terjatuh. Faiz membantu Nadhifa berjalan menuju tempat tidur dan membantu istrinya untuk berbaring.

Faiz mengambilkan minum untuk Nadhifa yang  berada di atas nakas. "Minum dulu," Faiz memberikan segelas air putih. Nadhifa menerimanya lalu ia meminumnya. "Sudah enakan?" Nadhifa hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kamu kenapa sayang.  Kita ke rumah sakit ya."

"Aku nggak tau Mas, perutku tiba-tiba mual. Tapi sekarang aku sudah baikkan kok. Jadi, tidak perlu ke rumah sakit ya, Mas. Insya Allah aku baik-baik aja," ujar Nadhifa tersenyum meyakinkan suaminya.

"Mas khawatir sama kamu, sayang. Kita ke rumah sakit aja ya," bujuk Faiz.

"Insya Allah aku sudah baikkan kok, Mas." Nadhifa tersenyum. "Ohiya Mas, jam berapa sekarang?"

"Ya sudah nanti kalau kamu ngerasa sakit lagi, kita kerumah sakit ya, tidak ada penolakan!" Faiz melihat jam yang menempel di atas dinding kamarnya. "Jam tiga lewat lima belas." balasnya.

Nadhifa hanya mengangguk, "Ya sudah kita shalat tajahud yuk Mas, nanti keburu waktu nya habis."

"Kamu kuat?"

"Mas tidak usah khawatir. Insya Allah aku kuat," jawab Nadhifa.

"Ya sudah sini Mas bantu kamu ke kamar mandi," Faiz memapah Nadhifa menuju kamar mandi dan mereka mengambil air wudhu.

Setelah itu, mereka melaksanakan shalat tahajud bersama dengan khusyu.

"Nanti kamu ada kelas pagi 'kan hari ini? Kamu istirahat aja di rumah, jangan berangkat kuliah dulu." tegas Faiz setelah ia dan Nadhifa selesai melaksanakan shalat tahajud.

Kujaga TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang