"Berbuat baiklah kepada wanita, karena sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas. Maka sikapilah para wanita dengan baik," (HR al-Bukhari Kitab an-Nikah no 5186)
***
Nadhifa sedang menunggu taksi datang yang ia pesan melalui aplikasi online. Ia akan pergi ke kantor suaminya untuk mengantarkan bekal makan siang.
Tak lama dari itu taksi datang dan langsung melaju menuju kantor suaminya.
Nadhifa telah sampai di depan kantor suami nya -Fadlullah Corp- ini pertama kalinya bagi Nadhifa menginjakkan kakinya ke kantor suaminya semenjak ia menikah.
Ketika Nadhifa berada di lobby kantor, Nadhifa disambut baik oleh semua karyawan kantor. Ya, karena semua karyawan Faiz mengetahui bahwa Nadhifa adalah istri dari CEO perusahaan dimana tempat mereka berkerja.
Nadhifa belum mengetahui dimana letak ruangan suaminya. Ia pun berniat untuk menelepon suaminya. Sebelum Nadhifa menelepon ada salah satu karyawan menghampiri dirinya.
"Assalamualaikum, Bu Nadhifa. Ibu mau bertemu dengan Pak Faiz?" tanya karyawan berhijab tersebut.
"Wa'alaikumussalam. Iya, dimana ruangan nya?" tanya Nadhifa ramah.
"Mari saya antar, Bu." jawab karyawan tersebut sambil berjalan menuju ruangan boss nya tersebut.
Nadhifa pun mengikuti arah jalan karyawan tersebut. Tak lama karyawan tersebut berhenti di salah satu ruangan yang sepertinya itu ruangan suaminya.
"Ini, Bu Nadhifa ruangan Pak Faiz." ujar karyawan tersebut.
"Terimakasih ya sudah mengantar saya. Ohiya, nama kamu siapa?"
"Nama saya Vika, Bu." jawab Vika tersenyum.
"Ya sudah saya permisi masuk ke dalam ya, Mbak Vika. Assalamualaikum." pamit Nadhifa ramah.
"Wa'alaikumussalam."
Nadhifa pun masuk ke dalam ruangan suaminya.
"Assalamualaikum, Mas." Nadhifa menghampiri suaminya yang sedang sibuk dengan berkas-berkas yang ada di tangannya yang sedang ia baca. Ia langsung mencium punggung tangan suaminya.
"Wa'alaikumussalam, sayang. Kamu kok tau ruangan Mas?" tanya Faiz bingung, kenapa istri cantiknya itu tahu ruangannya, karena ia sendiri pun belum memberitahukan dimana ruangan kerjanya kepada sang istri.
"Oh tadi itu Mas, ada karyawan Mas yang dengan baik hati mengantarkan aku kesini. Niatnya sih aku mau menelepon Mas tapi ke buru ada karyawan Mas yang nganterin aku." jelas Nadhifa sambil duduk di depan suaminya dengan meja yang menjadi pembatas.
"Kamu tau siapa namanya?"
"Tau dong, tadi aku sempat kenalan sama dia, namanya Mbak Vika."
Faiz hanya ber-oh saja sebagai jawaban. "Makan siang untuk Mas mana sayang?"
Nadhifa memberikan rantang ke suaminya "Ini Mas." Nadhifa menyimpannya diatas meja kerja Faiz.
"Suapin ya, istriku." ucap Faiz manja.
Nadhifa terkekeh. "Sejak kapan suamiku jadi manja gini."
"Sejak menikah dengan istri shalihah Mas ini." jawab Faiz asal sambil mencubit pelan pipi Nadhifa.
"Bisa aja jawabnya. Ya sudah sini aku suapin." Nadhifa mengambilalih rantang dan mulai menyuapi Faiz.
"Mas.." rengek Nadhifa.
Faiz menoleh, "Kenapa sayang?"
"Berkas-berkasnya itu di simpan dulu. Ini jam makan siang, Mas masih kerja aja." ujar Nadhifa saat suaminya masih saja sibuk dengan berkas-berkas yang ada di tangannya sambil sesekali suaminya itu membacanya.
"Iya, Mas minta maaf. Tuh sudah di simpan." jawab Faiz sambil menyimpan berkas-berkas di meja kerjanya. Nadhifa hanya tersenyum. "Kamu juga makan, sini biar Mas yang suapin kamu." Nadhifa menerima suapan dari suaminya dengan senang hati. Mereka pun saling suap-suapan dengan romantis.
"Mas, aku ambil minum dulu ya di pantry." Nadhifa beranjak dari duduknya namun ditahan oleh Faiz.
"Sebelum keluar, ini dulu dong sayang." ujar Faiz sambil menunjuk bibirnya.
"Mas.." pipi Nadhifa sudah merona dibuatnya.
"Nggak usah malu sayang. Disini hanya ada Mas dan kamu." ujar Faiz sambil mengangkat wajah sang istri yang sedang menunduk malu. Kini tak ada lagi meja yang menjadi pembatas antara Faiz dan Nadhifa.
Dengan gugup dan jatung yang sudah berdetak di luar batas normal, Nadhifa mendekatkan wajahnya ke arah suaminya, kini wajah Nadhifa hanya tinggal beberapa senti lagi dari wajah suaminya. Tetapi tiba-tiba...
"Eh sorry..." ucap Arfan, sahabat sekaligus asisten Faiz di kantor, menampakkan wajahnya di pintu ruangan Faiz.
Seketika Nadhifa menjauhkan wajahnya dari Faiz. Dengan perasaan malu Nadhifa bangkit dari duduknya. "A-aku ambil minum dulu, Mas. Assalamualaikum." ucap Nadhifa gugup sambil berjalan cepat menuju luar ruangan suaminya.
"Ganggu aja lo, Fan." ucap Faiz kesal sambil melempar pulpen yang ada di meja kerjanya, setelah Faiz menjawab salam istrinya.
Dengan sigap Arfan menangkap pulpen yang di lempar oleh Faiz. "Sorry, Iz. Gue 'kan nggak tau kalau ada istri lo disini. Lagian kalau mau romantisan sama istri jangan di kantor, bahaya nanti ada yang ganggu," ujar Arfan sambil tertawa.
"Iya lo yang ganggu," sahut Faiz kesal.
Arfan hanya tertawa melihat kekesalan sahabatnya itu.
Lagi dan lagi Faiz gagal mendapat ciuman dari istri tercintanya.
☆☆☆
Kritik dan saran jangan lupa, kita sama-sama belajar. Jadi jangan sungkan ya untuk saling mengingatkan.
Enjoy and Happy Reading! 🌼
Triyanih Ayu Saputri 💕
![](https://img.wattpad.com/cover/106881025-288-k523089.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kujaga Takdirku
SpiritualCara Membaca Ku Jaga Takdirku (New Version) a. Hapus cerita ini dari perpustakaan kalian. b. Kemudian, tambahkan kembali cerita ini ke perpustakaan kalian. Kalau masih tidak bisa, coba kalian logout akun Wattpad kalian. Lalu login kembali. Selamat M...