Chapter 13 - Sensitif

12.6K 570 7
                                    

"Wanita terindah di mata lelaki adalah mereka yang membuat cemburu bidadari; kecantikannya merasuk ke jiwa, melintas batas usia. Wanita paling kemilau dipandang pria adalah dia yang mahkotanya fikiran jernih, liontin kalungnya hati yang ridha, gelangnya sifat qana'ah."
Ust. Salim A. Fillah

***

Setelah melaksanakan shalat subuh, Nadhifa berniat untuk merapikan tempat tidurnya. Saat ini Nadhifa dan Faiz masih berada di rumah orangtua Nadhifa.

"Assalamualaikum, Ratu Bidadariku." salam Faiz yang baru saja pulang dari masjid, Faiz langsung memeluk tubuh istrinya dari belakang yang sedang merapikan tempat tidur.

"Astagfirullah, Mas Faiz!" Nadhifa terpekik kaget.

"Kamu mah kebiasaan, Yang. Jawab dulu salam Mas," tegur Faiz.

"Wa'alaikumussalam," jawab Nadhifa sambil mencium punggung tangan suaminya. "Mas juga kebiasaan, selalu aja buat istrinya kaget," ujar Nadhifa tak mau kalah.

"Habisnya Mas gemas melihat kamu kalau kaget gitu," ujar Faiz sambil tertawa kecil. "Cantiknya nambah kalau kamu lagi kaget," bisik Faiz tepat di telinga Nadhifa.

"Gombal," balas Nadhifa. Ia memalingkan wajahnya dari suaminya karena pipinya pun pasti sudah merona oleh kelakuan suaminya. Memang suaminya ini hobi sekali membuat pipinya merona.

"Mas nggak gombal loh sayang. Mas jujur dari hati Mas yang paling dalam. Apalagi kalau pipi kamu yang memerah seperti itu, tambah dua kali lipat cantiknya." Faiz senang sekali menggoda istri cantiknya itu.

Pipi Nadhifa tambah merona oleh kelakukan suaminya. "Sudah, aku malu tau, Mas. Kamu hobi sekali membuat aku malu,"

Faiz tertawa melihat istrinya cantiknya yang malu-malu seperti itu, "Mas akan berhenti menggodamu, tapi ada syaratnya." Faiz tersenyum jahil.

"Apa syaratnya? Jangan aneh-aneh deh syaratnya." Nadhifa menatap curiga kepada suaminya itu.

"Syaratnya ini..." ucap Faiz sambil menunjuk bibirnya.

"Kenapa sama bibir kamu?" tanya Nadhifa tak mengerti. Faiz gemas, istrinya ini benar tak mengerti atau pura-pura tak mengerti sih.

Faiz menyisipkan beberapa anak rambut milik Nadhifa yang menutupi sebagian wajahnya. Lalu membisikan kata di telinga istrinya. "Mas ingin mendapatkan ciuman pagi dari kamu," bisik Faiz yang membuat pipi Nadhifa merona seketika.

Perlahan Nadhifa mendekatkan wajahnya ke wajah suaminya. Dengan malu Nadhifa mencium tepat di bibir suaminya singkat. Faiz tersenyum puas.

"Terima kasih, sayang." ujar Faiz sambil mencium pipi Nadhifa.

"Mas, nanti kita ke rumah Mbak Haura ya? Aku kangen sama si kecil Bilqis. Mumpung hari libur juga 'kan." pinta Nadhifa.

"Boleh, Mas juga kangen."

"Mas kangen Bilqis juga?"

"Mas kangen kamu,"

"Huh dasar gombal," balas Nadhifa sambil mencubit pelan lengan suaminya. Faiz hanya tertawa.

Kujaga TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang