# Bagian 2

929 62 1
                                    


Sesuai yang diharapkan [No-Name], mendengar rapat semalam membuatnya tersenyum penuh kemenangan, karena rencana yang ia buat semuanya berjalan dengan lancar. Ia pun juga senang karena tidak mendengar kabar tentang [Q].

"Apa dia sudah menyerah? Kalau iya baguslah, jadi sainganku sudah berkurang dan aku tidak perlu menambah daftar yang harus kubunuh lagi" ucapnya, lalu ketika ia menghidupkan TV nya terlihat agen rahasia yang bernama Dazai sudah tidak bernyawa lagi dengan bekas lubang di kepalanya, terlihat jelas bahwa agen itu di tembak mati oleh seseorang namun bukan itu yang membuatnya terkejut melainkan video yang diunggahnya di media sosial itu adalah hasil dari [Q] sehingga membuat para wartawan menyiarkan kabar itu di semua media.

"Sialan, berani sekali dia mengambil sasaranku, tapi bagaimana dia bisa melakukan hal itu? Apa dia seorang ESPer? Tapi setahuku dia hanya hacker jenius, tapi kenapa dia juga bisa membunuh orang? Shit, aku tidak akan kalah darinya, selain itu sepertinya aku harus menambah daftar buronanku, kau sekarang menjadi targetku [Q]" ucapnya dengan seringai yang mengerikan.

!!!

"Hei berhenti!" teriak seseorang dari kejauhan, ia pun mulai mengejar kembali.

Slassh...

Sebuah kilatan listrik tepat mengenai orang itu namun orang itu tetap saja masih hidup dan terus mengejar.

"Sepertinya ada pelindung yang menyelimutinya, makanya sengatan listrikku tidak mempan terhadapnya, boleh juga agen rahasia itu. oups!" terlihat jalan buntu dan membuat orang itu tidak bisa kemana-mana.

"Haha, gadis kecil lebih baik kau menyerah saja, buka maskermu itu dan nurut padaku maka kau akan baik-baik saja" jawab agen itu yang mulai mendekat, namun tak lama kemudian agen itu terhempas kebelakang seolah-olah ada yang menendangnya dengan sangat kuat dan cepat.

Bugh...

Ketika ia sudah mulai bangun kembali, ia melihat sekelilingnya namun nihil tidak ada seorang pun disana, bahkan buronannya pun kabur, dengan wajah yang memerah ia berusaha menahan amarahnya.

"Awas saja kalian para ESPer, aku pasti akan menangkap kalian semua. itu pasti!" geramnya.

Di tempat lain yang terlihat sepi, tiba-tiba saja ada orang yang jatuh dan mendarat dengan bokongnya, berbeda dengan yang satunya lagi yang mendarat dengan mulus.

"Si..siapa kau? Apa kau seorang ESPer? Apa kau yang telah menyelamatkanku? Tapi tidak bisakah kau mendaratkan aku dengan mulus tanpa jatuh seperti ini?" tanya gadis itu sambil mengusap-ngusap bokongnya yang sakit tadi.

"Bisa dibilang begitu, selain itu juga ini adalah salahmu sendiri kenapa tidak mendarat dengan benar?" jawabya santai, sedangkan gadis yang dikejar-kejar itu hanya menggerutu kesal.

"Dasar, jadi apa kau teleporter?" tanyanya, ia pun juga memperhatikan orang itu dengan seksama.

'Memakai jaket hitam, masker hitam, celana hitam, sarung tangan hitam, tunggu ia terlihat seperti orang yang sangat mencurigakan bagiku, bagaimana tidak? Semuanya serba hitam, ditambah suaranya juga disamarkan sehingga aku tidak tahu dia ini laki-laki atau perempuan' pikir gadis itu

"Ya"

"Siapa namamu? Umurmu? Jenis kelaminmu? Alamatmu? Kau ini musuh atau sekutu? Asalmu dari mana?" tanya gadis itu bertubi-tubi yang membuat orang itu menjadi sedikit kesal.

"Banyak sekali pertanyaanmu, padahal kau bukanlah wartawan tapi pertanyaannya minta ampun, tapi aku akan menjawabnya, yaitu RAHASIA" jawabnya lagi lalu menghilang.

"Apa-apaan dia itu, 'RAHASIA'? Dasar, mentang-mentang teleporter seenaknya saja dia meninggalkanku sendirian, bahkan ia juga tidak meminta maaf padaku lagi" kesal gadis itu

[No-Name]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang