# Bagian 17

245 25 3
                                    

Selama 3 hari ini Aoi tidak sadarkan diri, seluruh tubuhnya pun juga sangat dingin, Lissa pun dibuat kebingungan karenanya, karena menurutnya ini kali pertamanya melihat Aoi tidak sadarkan diri. Ia pun juga selalu menjaga Aoi siang dan malam, dan terkadang ia juga tidak mau makan dengan alasan bahwa ia ingin makan bersama Aoi lagi. Namun, suatu keajaiban terjadi, Aoi sudah kembali sadar.

"Onee san, ini dimana? Kenapa ramai sekali?" tanya Aoi lemah sambil memperhatikan sekelilingnya.

"Ini di kamarmu, mereka semua sudah menunggumu untuk kembali hidup" kata Lissa yang mencoba menghibur.

"Memangnya aku mati ya tadi?"

"Ya, kau mati sebentar selama 3 hari 4 jam 33 menit 20 detik, tentu saja kau pingsan" kesal Yoshio namun tetap disebut juga dengan waktu yang komplit.

"Aku rasa dia sudah tidak apa-apa" kata seseorang yang masih memegang jidat Aoi. Aoi memang merasa ada yang aneh karena ketika ia bangun tiba-tiba saja ada begitu banyak orang yang tidak ia kenal.

"Aoi pasti bingung, hei sensei, kenapa tidak beritahu saja dia sekarang" pinta Megumi, 'Sensei? Memangnya guru yang mana?' pikir Aoi

"Aoi, akan aku ceritakan semuanya, sebelum itu perkenalkan. Namaku bukanlah Kazuto Fushimi, aku hanya mengambil identitas orang lain saja agar bisa mengikutimu. Nama asliku ialah Kuro Shinjiro. Akulah [No-Name]" jelas Kazuto lalu berubah wujud menjadi Kuro yang membuat Aoi menjadi ternganga karena tak percaya. 'Sensei?!'.

Flashback

Ketika Aoi masih tidak sadarkan diri, mereka semua dikejutkan dengan hal yang lain yaitu Kazuto Fushimi adalah Kuro Shinjiro yang tak lain [No-Name] sendiri.

"Sudah kuduga, kau, kau sudahlah mengambil kesempatan untuk tidur, mandi dan makan bersama adik kecilku, dan sekarang kau bilang mau membantu Aoi? Apa aku tidak salah dengar, kau kan seorang pembunuh" hardik Lissa, 'Kenapa aku tidak sadar ya kalau guruku sendiri adalah [No-Name]? Itu artinya aku masih perlu belajar lebih giat lagi nih, agar aku bisa mengalahkan mereka semua.' pikir Yoshio, 'Kalau kayak gini aku harus marah bagaimana? Seperti yang dikatakan Lissa-san, aku juga marah. Tapi marah kepada guruku? Bisa-bisa aku langsung tinggal kelas. Gomen Aoi, marah-marahnya aku serahkan saja pada kakakmu' batin Megumi.

"Memang benar aku pembunuh, tapi aku melakukan hal itu karena aku juga memiliki tujuan, aku ingin membalas dendam kepada orang yang telah membunuh kedua orang tuaku. Dan setelah aku amati, ternyata Aoi bukan termasuk dari mereka, aku baru menyadari kalau Aoi hanya menyelamatkan esper yang tersisa agar tidak di tangkap oleh agen-agen itu" jelas Kuro

"Jadi?"

"Jadi, izinkan aku untuk membantu tugas Aoi untuk menyelamatkan esper lain yang dibawa ke Samudra Arktik" pinta Kuro namun kesan di wajahnya terlalu dingin dan datar.

"Baiklah, tapi bagaimana kau mau kesana?" tanya Lissa

"Nee-san, jangan seperti itu. Aku tau kau menyimpan portal untuk teleportasi cadangan. Aku mengetahuinya setelah aku menjelajahi seluruh tempat ini. Jadi kenapa kita tidak gunakan saja itu?" tanya Yoshio. 'Dasar, kenapa ia bisa sampai tau?' pikir Lissa.

"Jawabannya sudah ditemukan, aku yakin itu pasti akan sangat berguna, lalu aku juga membutuhkan sukarelawan untuk ikut bersamaku" jelas Kuro

"Tunggu sebentar, aku memang punya portal itu tapi aku tidak tau bagaimana cara menghidupkannya karena itu buatan Professor Hiroshi" ucap Lissa

"Aku akan membantumu" jawab Yoshio

"Aku juga ikut!" Megumi langsung tunjuk tangan, melihat hal itu yang lainnya pun ikut serta seperti Akane, Yukki dan Makoto.

[No-Name]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang