# Bagian 10

399 29 5
                                    

Bruk

Terdengar suara benda jatuh atau lebih tepatnya lagi terdengar suara manusia jatuh yang datang dari antah barantah yang mendarat dengan cara bokong lebih dulu mendarat di permukaan tanah sedangkan yang satunya lagi mendarat tepat di atas tubuh orang pertama tadi.

"Ittai, fiuh.., untung saja aku mendarat dengan selamat. Tapi, ngomong-ngomong pencuri itu ada dimana ya?" tanya orang itu yang ternyata Aoi

"Ittai" terdengar suara rintihan namun Aoi tidak melihat siapapun di sekelilingnya.

"Hoy, menyingkirlah dari atas tubuhku, kau berat tau! Hachim" ucap pencuri itu yang diakhiri dengan bersin yang berasal dari bawah Aoi, Aoi yang melihatnya langsung tertawa cekikikan melihat kondisi pencuri itu, dan bukannya merasa bersalah ia tetap tidak mau menyingkir dari tubuh pencuri itu.

"Tidak mau!" seru Aoi yang membuat pencuri itu geram.

"Begitu ya?!" seketika tercium bau barbeque, Aoi yang menciumnya awalnya keenakan namun berikutnya ia terasa mulai kepanasan dan tercium aroma gosong. Karena penasaran dari mana baunya ia pun melihat ke belakang dan seketika itu juga ia berlari-lari pontang-panting karena bokongnya kebakaran.

"Ittai, aw..aw... panas...panas...panas...." ucap Aoi yang terus berlari-lari untuk mencari sesuatu yang dapat memadamkan api yang ada di bokongnya, sedangkan pencuri itu tertawa senang melihat Aoi yang terbakar.

"Hahaha...Baka, jika kau terus berlari-lari seperti itu apinya akan semakin besar loh..." kata pencuri itu lalu menjatuhkan Aoi ke bawah tanah sehingga api itu padam seketika. "Ini juga karena aku merasa kasihan padamu, jadi berterima kasihlah padaku, karena jika tidak kau akan gosong karena apiku, selain itu kau juga tak sehebat diriku" ucap pencuri itu dengan sombong, sedangkan Aoi mengelus-elus bokongnya yang kepanasan, selain itu ia juga merasa ada yang aneh dan ketika ia melihat kebelakang ternyata celana belakangnya bolong.

"Kyaa... kenapa bisa bolong? Ini semua gara-gara kamu, hachim" kesal Aoi diakhiri dengan bersin

"Enak saja, ini semua salahmu, karena apa? karena gara-gara kau menghimpitku badanku menjadi pegal semua, lalu menggagalkan aksi pencurianku, dan terakhir membawaku ke tempat antah berantah ini, hachim" ucap pencuri itu kesal yang diakhiri bersin juga dan tak terasa dari tadi ada yang mengawasi mereka dalam jarak dekat namun mereka tidak menyadarinya.

"Jika kalian ingin berkelahi, kelahi saja di tempat lain tapi jangan disini, dan jika kau esper api lebih baik kau cepat angkat kaki dari sini karena aku benci dengan esper api sepertimu apalagi ketika kau berada di wilayah esku, selain itu, kenapa kau tidak berteleport ke tempat lain saja dan jangan disini. Dasar aneh." omel seseorang yang ternyata adalah seorang pria yang lagi berbaring di atas padang salju namun matanya dengan setia tetap menatap buku yang ia baca. Aoi dan pencuri itu pun baru menyadari bahwa mereka berada di tempat yang penuh dengan salju, pantesan saja mereka kedinginan dari tadi.

"Lalu ini ada dimana?" tanya Aoi pada pria itu.

"di Gunung Fuji" jawabnya dingin.

"JADI AKU ADA DI GUNUNG FUJI?! KENAPA INI BISA TERJADIII?!" teriak pencuri itu histeris di dekat Aoi, namun Aoi tetap baik-baik saja karena ia memasang penyumbat telinga agar telinganya tetap sehat walafiat.

"Urusai" kesal pria itu lalu pergi meninggalkan dua orang yang dianggapnya aneh itu.

"Ini semua salahmu, kembalikan aku ke tempat semula, jika tidak akan aku bakar kau" ancamnya sambil mengguncang-guncangkan badannya Aoi. "Bakar saja jika kau bisa" gertak Aoi. Mengingat Aoi adalah seorang esper teleportasi ia pun sedikit kesusahan dan pada akhirnya ia tetap melemparkan api itu ke arah Aoi karena ia tak punya pilihan lain dan lagi-lagi Aoi menghindarnya dengan sempurna walaupun ia sendiri sedang sibuk mencari cara untuk menutup celananya yang bolong.

[No-Name]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang