# Bagian 18

216 20 1
                                    

Pict di atas : Mizuki Ryugasaki

Berhubung [No-Name] menjadi sekutu [Q], akhirnya [Q] bisa lebih beristirahat dengan santai. [Q] atau Aoi menyerahkan [No-Name] atau Kuro dalam penyusunan strategi bersama Yoshio (Licht). Sisanya, mereka merawat orang yang pernah di tahan dan yang hampir di jadikan bahan penelitian. Sedangkan Kurumi hanya mengecheck semua masa lalu mereka melalui putaran ingatan yang disalurkan lewat sentuhan.

"Aneh, kenapa semuanya sama. Kenapa masa lalu mereka seperti yang pernah diceritakan Lissa padaku ya? Sebenarnya apa yang terjadi? Apa aku juga harus bilang ke Aoi? Tidak, mengingat tingkah Aoi yang selalu sembrono dalam beraksi membuatku harus berpikir ulang. Mungkin, kalau Lissa aku bisa memberitahunya" gumam Kurumi, lalu melihat si kembar Hitachin berlari riang ke arahnya.

"Kurumi-senpai" panggil mereka.

"Ara...ara..., kalian terlihat senang sekali. Ada apa?"

"Hehe, setelah sekian lama kami menunggu, akhirnya kami bisa juga bertemu dengan kedua orang tua kami. Kami kesini ingin meminta saran dari Kurumi-senpai, kepada siapakah kami seharusnya mengucapkan terimakasih?" tanya Zen

"Hm, aku pikir kalian tidak perlu berterimakasih kepada siapapun. Soalnya, kalian semualah yang melakukannya, apalagi kalian juga ikut menyelamatkan semua orang yang ada di kapal itu, jadi itu adalah hak istimewa kalian karena kalianlah pahlawannya" jawab Kurumi, 'Yah, walaupun hanya Aoi saja yang tidak bekerja karena alasan sakit. Meskipun begitu, jika ia tidak dipaksa istirahat ia pasti akan pergi juga dengan kemampuannya sendiri. Enaknya bisa jadi teleporter' pikir Kurumi

"Kalau begitu, terima kasih Kurumi-senpai" ucap Hitachin bersaudara lalu pergi ke kamar dimana orang tua mereka berada.

Di sisi lain

Semenjak Aoi siuman, ia terus mengurung diri di kamarnya dengan alasan bahwa pada saat ia sakit ia tidak diperbolehkan ikut serta dalam penyelamatan itu. Yah, mau bagaimana lagi, ia juga tau kalau itu bukanlah salah mereka sepenuhnya. Ia hanya merasa kalau dirinya itu terlalu lemah sehingga tidak dapat menyelesaikan misinya sendiri, karena itulah ia mengurung diri di kamar selain itu ia adalah tipe orang yang tidak jujur dengan perasaannya sendiri.

"Kuro-chan, aku tau ini memang salahku. Aku memanglah masih lemah, tapi kumohon maukah kau tetap bersamaku?"

"Aku tidak ingin sendirian, dan aku juga tidak mau kehilangan orang yang kusayangi lagi. Kuro-chan, dari lubuk hatiku yang paling dalam aku sangat mencintaimu melebihi siapapun"

"Tetaplah bersamaku dan akan ku jaga kau sampai seumur hidupku. Kau maukan Kuro-chan?"

DORR

Bagaikan ditembak pistol tepat di dada. Lissa yang mendengar pembicaraan Aoi dibalik kamarnya Aoi benar-benar shock bahkan ia tidak tau harus bagaimana menanggapinya nanti. Dengan perasaan yang bercampur aduk, ia pun pergi menemui Kurumi dan menceritakan semua yang ia dengar.

"Jadi begitu, lalu apa kamu mau menerima akan hal itu?" tanya Kurumi

"Tentu saja tidak. Menyerahkan Aoi pada seorang pembunuh ditambah lagi ia itu sudah tua jadi tidak mungkin aku membiarkan hal itu. Aku juga tidak mau punya ipar seperti dia." kesal Lissa, lalu tak lama kemudian Kuro datang dengan wajah kesal.

"Kejam sekali kau mengatakanku sudah tua. Umurku baru masuk 20 tahun tau!" kesal Kuro balik sedangkan Lissa dan Kurumi memandang Kuro dengan wajah yang merah padam karena Kuro bertelanjang dada dan hanya memakai celana panjang.

"A..apa-apaan kau datang dengan telanjang dada seperti itu?" ucap Lissa gelagapan

"Oh, aku baru saja siap mandi, dan oi, kenapa kau mengatakan aku sudah tua, ha!" kesal Kuro, 'Kuro baru saja siap mandi? Apa di kamar Aoi dia mandinya? Apa mereka mandi berdua dan sudah melakukan hal ini dan itu? Itu artinya, Aoi ku sudah tidak suci lagi' pikir Lissa dan tak lama kemudian ia pun langsung nangis histeris.

"Whoa, apa yang terjadi padanya? Kenapa dia marah-marah padaku lalu menangis secara tiba-tiba seperti itu?" kaget Kuro dengan perubahan Lissa.

"Yah, itu, seharusnya kan kau sudah tau sendiri, bahwa Aoi sudah menembakmu" kata Kurumi

"Kapan?"

"Waktu di kamarnya Aoi"

Tak lama kemudian, semua orang yang ada disana pun berdatangan karena mendengar suara tangisan seseorang, termasuk Aoi.

"Lissa nee san, kenapa kau menangis? Apa yang terjadi? Siapa yang membuatmu menangis? Kalau aku ketemu dengan orang yang membuatmu menangis maka tidak akan aku ampuni dia!" geram Aoi sambil menggendong kucing kesayangannya. 'Dasar tidak peka' pikir Kurumi.

Tapi melihat tingkah Aoi yang terlihat tidak mengerti apapun, akhirnya Kurumi pun menjelaskan semuanya pada Aoi.

<><><>

Setelah mendengarkan cerita Kurumi, Aoi malah menanggapinya dengan tawa yang meledak sehingga membuat semua orang menjadi kebingungan.

"Wahaha... nee-san takut aku direbut oleh Kuro? Hahaha..., nee-san jangan khawatir. Karena aku akan selalu bersamamu. Oh ya, yang waktu nee-san dengar itu semua salah paham. Aku berbicara bersama Kuroneko-chan, bukan Kuro yang itu. Apa nee-san lupa kalau aku memanggil kucingku dengan sebutan Kuro-chan karena dia itu imut-imut dan berwarna hitam? Jadi, jangan khawatir, ok" kata Aoi menjelaskan kesalahpahaman, sedangkan Lissa, Kurumi dan Kuro memandangnya tak percaya, karena Aoi mengatakan hal manis kepada seekor kucing dan bukannya manusia? Dan itu semua membuat Lissa menjadi geram. 'Lain kali, akan aku bunuh kucing itu, karena kucing itu sudah membuatku salah paham, tidak lebih tepatnya kucing itu sudah memonopoli Aoi sendirian. Kalau bisa, akan kubuat hidangan dari kucing itu dengan sebutan sup Kuro-chan dan akan aku makan sendiri nantinya' batinnya. 'Lebih baik kau jangan melakukan hal itu, karena itu akan membuat Aoi jadi nangis' batin Kurumi. 'Sial, siapa yang memberikan nama kucing itu Kuro? Kan jadi salah paham. Lagian perasaan seperti apa yang ia miliki untuk kucingnya itu?' pikir Kuro sehingga ia pun menjadi bingung.

"Aoi, aku penasaran sejak dulu, dimana dan siapa yang memberikan nama kucing itu padamu?" tanya Kuro

"Ah, kalau yang itu, aku yang memberikan namanya"

"Aoi, jangan berbohong" sanggah Lissa

"Baiklah, yang memberikan nama dan yang menemukan kucing itu adalah teman masa kecilku yang bernama Shiro Shintaro. Karena Shiro itu artinya putih dan aku punya kucing yang berwarna hitam, jadinya aku beri saja nama kucingku itu Kuro. Biar serasi dengan Shiro nii-san, selain itu, aku dan dia beda 3 tahun, aku langsung menganggapnya sebagai aniki-ku. Toh, dia juga selalu bersikap seperti layaknya seorang kakak bagiku. Tapi, itu sudah lama sekali. Karena sekarang aku tidak akan pernah bisa bertemu dengannya lagi" ucap Aoi sedikit menunduk

"Lalu dimana orang yang bernama Shiro Shintaro itu?" tanya Mizuki tiba-tiba

"Aku juga tidak tau dia ada dimana, dia tiba-tiba saja menghilang sebelum kejadian itu terjadi. Tapi yang pasti aku sangat merindukannya" jawab Aoi lagi, sedangkan Mizuki tersenyum senang.

"Apa kau juga mencintainya" tanya Mizuki lagi dengan penuh penasaran

"Ini bukan cinta, tapi rasa sayang sabagai saudara, meskipun bukan saudara kandung, tapi aku sangat menyayanginya sampai-sampai aku tidak ingin kehilangan dirinya, tapi itu sudah terlambat. Dan selain menyayanginya, aku juga selalu menghormatinya"

"Kalau begitu, apa kau mencintai Kuro?" kali ini Yoshio yang bertanya

"Ya! Eh, maksudmu Kuro yang mana ya?" tanya Aoi bingung

"Yang mana saja boleh" jawab Yoshio lagi dengan senyuman nakalnya, awalnya Aoi bingung, namun ia kesampingkan pikiran itu lalu bermain lagi dengan kucing kesayangannya, sedangkan Kuro dan Lissa menatap kesal ke arah kucingnya Aoi. 'Dasar, kenapa disini harus ada 2 Kuro? Kuro-chan aja susah untuk kusaingi, apalagi Kuro yang itu. Kedua-duanya sama-sama membuatku kesal' batin Lissa geram, 'Gara-gara kucing itu, aku juga yang di salahkan. Lagian kenapa harus Kuro juga namanya? Kan masih banyak lagi nama yang lain. Selain itu, aku pun juga dibuat jadi salah paham karenanya.' Batin Kuro kesal.

Di sisi lain, seseorang terlihat senang. Ia pun mulai berpikir bagaimana caranya agar rencananya berhasil. Sebuah rencana yang akan mengundang semua tokoh utamanya.

'I'll be waiting for that' batinnya.

<><><>

Yaah... maaf karena lambat updatenya


[No-Name]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang