Sudah seharian penuh Lissa mencari keberadaan Aoi dengan alat pelacak yang sebelumnya Aoba taruh di saku bajunya, namun belum juga ditemukan.
"Lissa, aku lupa bilang kalau, alat pelacak itu akan sulit di temukan jika sudah melewati tempat ini, maksudku alat pelacak itu tidak akan berguna jika Aoi pergi terlalu jauh seperti keluar dari pulau ini" kata Aoba yang membuat Lissa semakin frustasi
"Daripada susah-susah, bukankah kita memiliki seorang teman yang dapat melacaki kekuatan esper orang lain? Bagaimana kalau kita tanya dia saja?" usul Kuro sedangkan Lissa menatap Kuro dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Apa?" tanya Kuro bingung
"Kenapa tidak bilang dari tadi? Kalau kau bilangkan aku jadi tidak kesusahan seperti ini" geram Lissa
"Ya, aku juga baru ingat" jawab Kuro sekenanya, 'Tapi siapa namanya ya? Aku lupa' pikir Kuro
"Nama orang yang kau maksud pasti Asuka? Mungkin kau memang tidak tau karena kau tidak pernah bertanya dengan orang yang sebelumnya kau selamatkan" jawab Yoshio santai seakan akan tau isi pikiran Kuro dan mulai bertanya dengan Asuka tentang keberadaan Aoi.
Sementara Yoshio bertanya pada yang lainnya, Kuro terlihat sedang berpikir lalu ia pun langsung menuju ke tempat para korban sebelumnya. Dengan tatapannya yang memikat serta sandiwaranya yang sempurna, akhirnya ia bisa berdiskusi dengan para korban tersebut.
"Apa kau sudah menemukan jejak Aoi?" tanya Megumi yang mulai menghampiri Yoshio
"Ya, dia sekarang berada di pelabuhan yang tak terpakai, lebih tepatnya pelabuhan yang dijadikan sebagai pasar gelap"
"Mau apa dia disana?" tanya Miku yang datang tiba-tiba
"Jika aku tau, aku sudah pasti tidak akan bertanya pada Asuka" kesal Yoshio. 'Sial, Aoi selalu saja membuat pekerjaanku semakin bertambah. Apa dia itu tidak punya hati?' batin Yoshio geram yang membuatnya semakin stres.
"Kalau begitu, biar aku yang menjemputnya. Kalian tunggu saja disini" usul Kuro
"Kau ingin pergi sendirian? Memangnya kau bisa melakukannya?" tanya Megumi
"Memangnya kau sedang berbicara dengan siapa? Aku adalah [No-Name], aku bisa melakukan apa saja yang kuinginkan. Jadi kau tidak perlu khawatir, aku akan membawanya pulang" ucap Kuro lagi.
"Tunggu, Asuka bilang disana tidak hanya ada Aoi, tapi masih banyak lagi yang bersama Aoi yang memiliki kekuatan super" kata Yoshio sedikit kaget
"Sudah ku duga. Aku harus cepat menyelamatkannya. Dan Asuka, terima kasih dan juga maaf" ucap Kuro dan detik itu juga Asuka langsung pingsan.
"Apa yang kau lakukan pada Asuka!" seru Yoshio
"Apa yang aku lakukan? Aku berusaha menghilangkan penderitaannya saja. Selain itu, sepertinya aku butuh bantuan. Apa ada yang mau ikut denganku?" ajak Kuro kepada Megumi, Makoto, Yukki, Akane dan Yoshio.
"Aku ikut" jawab mereka serentak.
"Kalau begitu, Yoshio, kau siapkan alat teleportasi itu dan jelaskan situasi ini pada kakakmu. Dan yang lainnya bersiaplah!" kata Kuro memberikan instruksi kepada yang lainnya. Berikutnya, Kuro pun langsung menemui Hitachin bersaudara.
"Ada yang ingin aku tanyakan pada kalian, dan aku harap kalian mau membantuku" ucap Kuro pada Zen dan Kaze. Dan akhirnya, mereka pun mendengarkan penjelasan dari Kuro dan mulai mengerti dengan situasi saat ini.
<><><>
Di sisi lain, Aoi terus saja bertanya pada Shiro tentang banyak hal.
"Shiro nii-san, kenapa kau meninggalkanku? Kenapa kau tidak pernah mencariku? Apa kau tau kalau aku sangat khawatir kepadamu? Dimana kau tinggal? Apa kau baik-baik saja? Apa kau sudah punya pacar? Atau keluarga baru? Dimana saja selama ini kau berada nii-san?" tanya Aoi bertubi-tubi sehingga membuat Shiro kebingungan untuk menjawab semua pertanyaannya.
"Satu-satu dulu Aoi. Aku tidak mungkin bisa menjawab semua pertanyaanmu"
"Tapi aku ingin nii-san menjawab semua pertanyaanku. Titik" kata Aoi layaknya anak kecil.
"Baiklah. Pada waktu itu, aku dibawa oleh ayahku untuk berlibur, aku tidak bisa memberitahumu karena memberitahu tentang perpisahan itu sangat menyakitkan, jadi aku langsung pergi tanpa memberitahumu terlebih dulu. Aku juga selalu mencarimu, bahkan sampai mencari informasi di setiap tempat, namun semuanya langsung menghilang, padahal sudah sedikit lagi aku bisa menemukanmu. Maaf kalau aku membuatmu khawatir. Kalau masalah tempat tinggal, kau tidak perlu cemas, karena aku berada di tempat yang aman. Dan juga selama ini aku sehat-sehat saja. Masalah pacar dan keluarga? Aku belum punya, karena aku sedang menunggu seseorang. Sekarang apa kau sudah puas, Aoi?" jelas Shiro panjang lebar
"Lalu siapa yang nii-san tunggu?" tanya Aoi lagi.
"Menurutmu siapa?"
"Apakah itu Lissa nee san?" tanya Aoi polos karena menurutnya Lissa dan Shiro itu sangat cocok.
"Ternyata kau masih tidak peka ya Aoi" gumam Shiro yang terdengar oleh Aoi.
"Apa? Aku tidak peka? Apa maksudmu, nii-san?" tanya Aoi lagi yang masih tidak mengerti.
"Aoi, katakan padaku apa kau menyukaiku?" tanya Shiro yang mengabaikan pertanyaan Aoi yang tadi
"Tentu saja aku menyukaimu nii-san" jawab Aoi
"Tapi rasa sukaku dan rasa sukamu berbeda"
"Apanya yang berbeda? Bukankah itu sama? Aku menyukai nii-san sebagai nii-san ku" ucap Aoi, alhasil Aoi langsung di tolak ke arah dinding dan mengurungnya.
"A...apa yang nii-san lakukan?" tanya Aoi gemetar
"Kau ingin tau kan, perbedaan rasa sukaku dan rasa sukamu?" kata Shiro, setelah itu wajahnya pun semakin mendekat ke arah Aoi.
"Nii..-san, k..kau terlalu dekat" setelah itu Shiro pun langsung mencium Aoi dengan paksa. Aoi yang dilakukan seperti itu langsung kaget. Ia tidak percaya kalau Shiro akan melakukan hal seperti itu padanya. Dengan kekuatan seadaanya, ia pun langsung mendorong Shiro dengan kuat sehingga ciuman itu pun mau tak mau terlepas.
"Uhuk..uhuk..uhuk..., kenapa nii-san lakukan hal itu padaku? Aku benci nii-san!" marah Aoi lalu berusaha kabur dari Shiro namun terlambat, karena tiba-tiba saja Aoi langsung tidak sadarkan diri.
"Maaf Aoi, aku terpaksa melakukan hal itu padamu karena aku tidak ingin kau lari lagi dariku" gumam Shiro lalu membawa Aoi pergi.
<><><>
Beberapa jam kemudian, akhirnya Kuro dan yang lainnya pun sampai di pelabuhan yang tak terpakai itu, namun mereka tidak menemukan siapapun disana.
"Kemana mereka pergi?" tanya Makoto
"Mereka sudah pergi" kata Kuro yang membuat yang lainnya jadi kesal.
"Hoi Kuro, yang benar saja! Lalu dimana Aoi?" kesal Akane sambil memegang kerah baju Kuro dengan kuat.
"Bersabarlah, aku pasti akan menemukan mereka. Mereka ke arah barat. Yoshio, antarkan kami nanti ke arah barat. Dan Lissa, tenang saja. Aku pasti akan membawa Aoi dengan selamat" ucap Kuro yang berusaha menenangkan Lissa yang masih nangis sesenggukan.
"Baiklah, kau harus janji. Jika kau gagal, akan ku bunuh kau walapun pada akhirnya kau yang akan membunuhku duluan" ancam Lissa
"Tenang saja. Kau bisa memegang janjiku. Lagipula, aku rasa aku beneran menyukai Aoi" kata Kuro disertai senyuman nakalnya.
'Ketika aku berhasil menemukanmu dan membawamu kembali. Kau harus menjadi milikku, Aoi' batin Kuro
KAMU SEDANG MEMBACA
[No-Name]
Science FictionBerita yang menggemparkan, seorang pembunuh yang sulit ditemukan dan seorang hacker yang sulit dilacaki melanda di daerah Yokohama. Seorang pembunuh profesional yang dijuluki [No-Name] dan sampai sekarang masih belum ditemukan dimana keberadaan [No...