"Tadaima" ucap Aoi yang baru pulang sambil membawa barang belanjaannya bersama seseorang.
"Okaerinasai Onee-chan" jawab Zen dan Kaze bersamaan, "Onee-chan juga bawa teman ya hari ini?" tanya Kaze.
"Iya, dan hari ini dia akan membantu kita masak. Tapi, sebelum itu, khusus untuk malam ini, ayo kita pergi ke onsen, lalu kita makan di luar, bagaimana?" tanya Aoi yang langsung dijawab dengan anggukan cepat dari Zen dan Kaze.
"Megumi-san juga ikut ya" ajak Aoi, sedangkan Megumi mengangguk ragu dan tersenyum kikuk, 'Mungkin dia udah tidak sabar ke onsen, atau ia ingin cepat-cepat akrab dengan Kaze dan Zen? ah, senangnya' pikir Aoi sambil tersenyum-senyum sendiri, sedangkan yang lainnya menatap bingung, Aoi pun menyadarinya lalu bersikap tenang kembali.
"Ehem. Oh iya, jangan sampai ada orang yang tau kalau kalian itu esper ya" kata Aoi memperingati.
"Hai' sensei" jawab mereka serentak lagi lalu tertawa bersama.
!!!
Seperti yang dikatakan Aoi, mereka berempat pergi ke onsen bersama lalu berpisah.
"Kalian berdua jangan mengintip ya, lalu jika kalian sudah siap tunggu aja di tempat ini" kata Aoi, "Hai' onee-chan" jawab mereka serentak, 'Karena mereka kembar, mungkin mereka bisa selalu bicara serentak kali ya?' pikir Aoi
"Megumi-san, ayo!" seru Aoi sambil menggandeng tangan Megumi untuk masuk ke tempat kamar ganti baju.
Di dalam ruang ganti baju, Aoi melepaskan seluruh pakaian yang menempel di tubuhnya lalu menaruhnya di dalam keranjang temapt penitipan pakaian, setelah itu ia balut dengan handuk, Megumi yang melihatnya langsung merah padam lalu menutup wajahnya karena menahan malu.
'Tidak...tidak..tidak.. aku tidak bisa sekarang. Tunggu, aku kan sering melihat penampilan seperti itu tapi kenapa baru sekarang aku malunya, tapi ini kan juga jarang aku lihat, modus, maksudku bonus.' pikir Megumi, lalu kembali melihat ke arah Aoi, namun wajahnya semakin lama semakin merah dan panas.
"Kenapa rasanya panas sekali ya?" kata Megumi pada dirinya sendiri hingga terdengar Aoi.
"Tentu saja panas, karena kita kan memang ada di pemandian air panas!" seru Aoi, lalu mulai merendamkan tubuhnya di air panas. 'Bukan itu maksudku' batin Megumi, ia pun akhirnya melepaskan seluruh pakaiannya dan ikut merendamkan diri di air panas dengan sedikit jarak dari Aoi.
Sesekali Megumi melihat ke arah Aoi, dan saat itu pula wajahnya memerah kembali.
"Megumi-san, bisakah kau nanti menggosok punggungku?" pinta Aoi
"Ah, te..tentu" jawab Megumi gugup. 'I..ini kesempatan bukan? Bu..bukankah kesempatan itu sangat sulit didapatkan? Ka..kalau begitu apa boleh buat.'batin Megumi.
Megumi pun mulai menggosok punggung Aoi, lalu menghirup aroma tubuhnya Aoi dan tanpa sengaja tangannya tersentuh oppainya yang membuatnya menjadi penasaran.
"Aoi-san, bolehkah aku pegang oppaimu?" tanya Megumi pelan
"Hm? Kenapa punyaku? Punyamu kan ada Megumi-san, lebih besar lagi dibanding punyaku" kata Aoi jujur, dan Megumi pun menjadi pasrah. Memang benar punyanya lebih besar dari Aoi, mungkin ini bukanlah saatnya. Akan ada waktu bagi Megumi untuk merasakannya.
Setelah pemandian air panas, perjalanan mereka pun berlanjut, menelusuri setiap tempat untuk mencari tempat makan. Dan sampailah mereka di tempat ramen Ichiraku.
"Woah, ramen Ichiraku! Seperti di film-film naruto saja, tapi aku senang bisa makan di tempat yang sama seperti naruto" terlihat Kaze begitu senang dengan mata yang berbinar-binar.
"Baguslah kalau kamu suka, silakan di pesan" kata Aoi kepada Megumi, Kaze dan Zen.
Setelah makan, akhirnya mereka pulang ke rumah Aoi, Megumi pun menginap di rumah Aoi seperti janjinya.
"Aoi-san, aku tidur dimana?" tanya Megumi
"Karena aku hanya punya 2 kamar, maka Megumi-san tidur denganku saja. Akan aku siapkan futon untukmu. Lalu Kaze dan Zen akan tidur di kamar sebelah" kata Aoi sambil menunjukkan kamar Aoi.
Terlihat dengan jelas bahwa Aoi itu sebenarnya girly sekali, buktinya banyak sekali boneka yang terpajang di rak-rak atas, dan sisanya lemari pakaian dan rak yang penuh dengan buku-buku. Megumi juga melihat kalau Aoi itu sebenarnya pekerja yang keras, demi melindungi para esper ia siap untuk bertanggung jawab membuat Megumi menjadi kagum padanya.
"Ini futon untukmu Megumi-san, sudah siap. Lampunya aku matikan saja ya" kata Aoi lalu di balas dengan anggukan.
Hari semakin lama semakin larut, Megumi tetap saja tidak bisa tidur dengan nyenyak. Pasalnya, Aoi sudah melewati batas tempat tidurnya dan kini ia tengah memeluk Megumi dengan erat yang membuat wajah Megumi menjadi merah. 'Maaf Aoi-san'.
!!!
Ketika pagi hari tiba, Megumi sudah tidak ada di rumahnya lagi, ia pun juga berpikir mungkin Megumi sudah berangkat ke sekolah. Aoi pun bergegas untuk menyusul Megumi dan tak lupa menasehati Kaze dan Zen untuk mengunci pintu rumah.
Ketika di sekolah...
"Megumi-san.. ohayo" sapa Aoi girang
"Ohayo Aoi-san, oh iya ini seperti janjiku, aku membawakan oleh-oleh untukmu dan dua anak kembar itu" kata Megumi sambil memberikan bingkisan ke Aoi. Aoi sedikit bingung, sejak kapan ia membuat janji dengan Megumi, namun tetap ia terima dengan senang hati.
"Oh iya, Megumi-san, bagaimana semalam menurutmu?" tanya Megumi
"Semalam? Yang mana?" heran Megumi
"Yang semalam itu, kita pergi ke onsen bersama, lalu makan ramen bersama, dan tidur bersama, apa kau tidak ingat semalam?" tanya Aoi lagi.
"Tidak, bukankah aku waktu itu minta maaf padamu kalau aku tidak bisa datang ke rumahmu karena ada acara? Dan sebagai gantinya aku membawakanmu oleh-oleh, apa kamu tidak ingat tentang itu Aoi-san? Padahal aku sudah beri tahumu loh" kata Megumi. Seketika itu juga Megumi dan Aoi kaget dengan apa yang dialami mereka semalam.
"Jangan-jangan semalam itu kita bertemu [No-Name]?" kaget mereka serentak, detik itu juga.
"Kyaaa! Awas kau [No-Name] beraninya kau mandi bersamaku lalu tidur bersamaku, aku...aku pasti akan membalaskan perbuatanmu itu, lihat saja nanti. Akan aku KOROS!" kesal Aoi dengan penuh penekanan di kata koros/bunuh.
"Awas juga kau [No-Name], gara-garamu temanku jadi malu. Kau akan kubuat menyesal karena sudah membuat pahlawanku jadi marah" kesal Megumi, sedangkan Yoshio yang daritadi memperhatikan tingkah Aoi dan Megumi menatap tak acuh. "Baka" ejeknya.
!!!
Seorang pria terlihat begitu gelisah, ia terus berjalan mondar-mandir dengan wajah bak kepiting rebus karena mengingat semalam.
'Aku tidak tau harus bagaimana jika berhadapan dengan Aoi, apa aku harus bersikap seperti biasa ya?'pikirnya yang tiba-tiba berhenti, lalu tak lama kemudian ide pun muncul seperti lampu yang menerangi jalan.
"Tentu saja aku harus bersikap tenang, di kamusku hanya ada 2 kata, yaitu 'Poker Face' jadi hal seperti itu tidak akan berpengaruh padaku. Hahaha" katanya pada diri sendiri yang membocorkan isi pikirannya secara terang-terangan.
Namun, tiba-tiba saja ada orang yang menyentuh bahunya.
Tap...
"Ano, sudah waktunya" panggil seorang pria paruh baya.
"Ah, Hai'"jawabnya lalu pergi. 'Huft. Ganggu kesenanganku saja' kesalnya dalam hati, meskipun begitu ia tetap menurutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[No-Name]
Science FictionBerita yang menggemparkan, seorang pembunuh yang sulit ditemukan dan seorang hacker yang sulit dilacaki melanda di daerah Yokohama. Seorang pembunuh profesional yang dijuluki [No-Name] dan sampai sekarang masih belum ditemukan dimana keberadaan [No...