Part 12

10.2K 369 0
                                    

Kantor sudah ramai seperti biasanya. Aku melangkahkan kaki memasuki lift yang akan mengantarkan ku ke lantai paling atas dimana ruanganku berada.

Aku membereskan meja kerjaku sebelum memulai bekerja. Biasanya jam segini bu Diana sudah datang ke kantor. Tapi tidak untuk hari ini. Padahal banyak dokument yang harus ditanda tangani bu diana.

Aku membereskan beberapa dokument untuk ku berikan kepada bosku. Sampai jam 10 bu diana belum juga muncul. Aku berniat meletakkan dokumen di meja bu diana. Saat aku memasuki ruangan bu Diana aku sangat terkejut dengan pemandangan disana. Bu diana sedang tertidur di sofa dengan penampilan yang acak-acakan. Sepertinya dia tidak pulang kerumah.

"Bu bangun" aku menepuk pundak bu Diana pelan pelan. Dia menggeliat sebentar di sofa kemudian duduk

"Udah jam berapa ini?" Tanyanya mengumpulkan kesadarannya

"Jam 10 pagi bu" jawabku

"Astaga" usarnya mengacak rambutnya Frustasi

"Jam 1 nanti ibu ada meeting dari klien bu" seruku memberitahu
Bu diana hanya mengangguk.

"Ibu mau pulang dulu atau gimana bu?" Tanyaku sopan

"Saya mandi dikantor saja" ujarnya mengambil perlengkapan mandinya dan berlalu ke kamar mandi

Ruangan bu diana sangat berantakan pagi ini. Semua berserakan. Aku membereskan semuanya dan meletakkan barang barang ke tempatnya. Sofa dan lantai juga aku bersihkan. Kini ruangan bu Diana sudah bersih dan wangi. Aku memesankan secangkir kopi dan serapan pagi ke kantin. Lima belas menit kemudian pemilik kantin datang mengantarkan pesananku keruangan bu Diana.

Aku meletakkan nampan yang berisi kopi san serapan di meja dekat sofa bu diana.

"Kamu masih disini?" Tanya bu diana keluar dari kamar mandi dengan pakaian kerja yang baru. Itulah uniknya bu diana. Dia selalu bawa baju ganti ke kantor. Katanya siapa tau ada pertemuan mendadak pas nggak sempat pulang kerumah.

"Ia bu, ada yang ingin saya sampaikan pada ibu" ujarku.
Bu diana kini mengeringkan rambutnya dengan hairdryer yang juga lengkap diruangannya.

"Apa itu?" Tanyanya masih sibuk dengan aktivitasnya

"Ini mengenai Axel bu, aku sudah memutuskan untuk menerima tawarannya" ucapku tegas. Bu dian terdiam beberapa menit.

"Kamu serius lea? Kamu tidak perlu sejauh itu terlibat"

"Saya serius bu, toh aku hanya berpura pura sebagai kekasihnya aja kan." Jawabku mantap

"Serius nggak masalah sama kamu?"

"Ia bu nggak masalah" jawabku. Bu diana refleks memelukku.

"Makasih ya lea" ujarny melepas pelukannya

"oh ia bu, aku sudah memesankan serapan dan kopi untuk ibu, ibu serapan dulu biar lebih segar" ujarku menunjukkan nampan yang berisi kopi dan serapan diatas meja.

"Wow. Makasih ya Lea, beruntung punya Sekretaris seperti kamu" ujar bu Diana

"Sama -sama bu, saya permisi dulu" ujarku pamit

Aku kembali keruanganku untuk melanjutkan pekerjaanku.
Bu diana sudah pergi menemui kliennya di luar kantor. Aku turun kebawah untuk makan di kantin.

Kantin sudah ramai digerumuni karyawan yang kelaparan. Aku memilih meja yang kebetulan kosong disudut dekat jendela.
Pesananku datang dan diletakkan tepat dihadapanku.

"Terimakasih Bude" ujarku dan mulai menyantap makananku.

"Hei Beb" ujar seseorang dari pintu kantin dengan volume suara yang kuat. Aku menoleh ke sumber suara sama seperti karyawan lainnya yang sedang makan. Dan itu ternyata suara axel.

Thank YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang