3. Dangerous Woman

5.6K 326 16
                                    

Somethin' 'bout you...
Makes me feel like a Dangerous Woman...
And somethin' 'bout you...
Makes me wanna do things that i shouldn't...

***

Past

Mata hitam pekat itu selalu mengawasi wanitanya dari kejauhan, mengendap-endap dan mengorek informasi dari sesiapapun. Ia tersenyum manis menatap selembar foto wanita cantik berambut hitam legam dengan lipstik merah menyala dan tak lupa kacamata hitam bertengger dihidung mancungnya makin menyempurnakan penampilannya, berbeda sekali dengan dulu, ia menyeringai mendengar dan melihat langsung perkembangan wanitanya yang cukup pesat, bukan...

Bukan bisnis atau kekayaan yang ia maksud, namun gaya hidupnya, yang dulu lemah lembut sekarang telah berubah menjadi penjahat kelas tinggi. Wanitanya bahkan mencatat rekor pembantaian dan pemasok persenjataan terbesar dibumi moskow, dan tak lupa pemasok obat-obatan dan pemilik beberapa rumah sakit ternama. "Sebagai penerusku, just like the old time, babe." Ia tersenyum simpul, tak menyangka wanitanya yang lugu akan menjadi seperti ini. Seperti dirinya, dahulu...

Dahulu.... Sebelum kejadian naas itu terjadi, petaka beberapa tahun silam terlukis indah diotaknya yang telah mati. Membuatnya meremas kuat tangannya sendiri, keningnya berkerut dan matanya tertutup pertanda ia menahan amarah. Karena peristiwa itulah ia harus terpisah oleh kekasihnya, ia kemudian berdiri meraih jaket hitam dan bergegas pergi dari persembunyiannya.

"Polisi sialan!" Makinya, ia melajukan porche hitamnya dengan cepat. Membelah jalanan yang tak terlalu padat, suara mobil-mobil polisi itu terus mengikutinya kemanapun ia berbelok. Kebut-kebutan terjadi antara dirinya dan beberapa mobil polisi. Rupanya polisi telah mengincar dirinya selama ini. "Mau bermain-main denganku heh, kalian tak tahu siapa diriku?" Ia menyeringai, memiliki ide diotaknya. "Baiklah, let's f*cking start it."

Bruakkkkkkk!!!

Aaaaaarggghhhhhh!!!!

Porche hitam miliknya ditabrak oleh sebuah truk besar, selang berapa lama. Ia tersadar, lalu memegangi kepalanya yang berdarah karena entah terbetur oleh apa, dan yang membuatnya pusing adalah kini ia berada dalam mobil yang terbalik sementara sabuk pengaman masih menempel ditubuhnya. Ia membuka sabuknya dan terjatuh, merayap keluar dari dalam mobil sebelum terjadi ledakan karena bahan bakar yang tumpah hampir mengenai percikan api..

Duarrrr!!!!

Seiring ledakan tubuhnya terpelanting hingga jauh, ia tersungkur. Terbatuk-batuk mencoba untuk berdiri kembali, "kemana larinya polisi-polisi sialan itu? Atau jangan-jangan." Ia memiringkan kepalanya. "Ahh... Persetan." Umpatnya lalu berjalan pelan walaupun terpincang-pincang akibat ledakan tadi yang menyebabkan kaki sebelah kanan miliknya menghantam sebuah pohon.

Tak ada kendaraan satupun dijalan yang sepi ini, satu-satunya yang bisa ia lakukan hanya berjalan. Dengan darah masih menetes dari kepala dan kaki yang pincang. Ia mencoba menembus jalanan yang sepi, tak tahu arah. Ia harus segera melarikan diri dari kerumunan polisi tersebut, "pasti seseorang telah membocorkan identitasku, sial!" Rutuknya sendiri. Hawa dingin menusuk inderanya, meskipun dengan jaket tebal dengan syal yang melingkar dileher tak dapat mengatasi cuaca dingin musim gugur dibelahan bumi paling dingin tersebut.

Satu jam...

Dua jam...

Ia berjalan dan akhirnya sampai ke pusat kota moskow, ia duduk dipinggir sebuah kafe dan mengeluarkan kantung minuman dari dalam sakunya. Menegaknya hingga tandas tanpa sisa lalu membuangnya kesembarang arah, nafas naik turun akibat kelelahan berjalan. Ia bersandar dibalik tembok, memperhatikan seisi kota dengan mata hitam dan alis tajamnya terangkat. Ia memperhatikan lamat-lamat seorang wanita cantik bergaun merah panjang yang mewah dilengkapi dengan high heels yang betaburkan swarovski diatasnya.

Tak berkedip memandang, tak salah lagi itu adalah wanitanya. Yang selama ini telah membuatnya menggila karena tak dapat menemuinya, tak ingin menunjukkan jati dirinya yang sekarang dan yang membuat ia sangat bangga adalah wanita itu menggenggam sebuah barretta, ukuran yang cukup besar untuk seorang wanita dengan tubuh tinggi semampai sepertinya. Ia mengelus dagunya, bertanya-tanya dalam hati apa yang telah dilakukan wanita itu dengan senjatanya.

Senjatanya...

Miliknya....

Dahulu...

Ketika mengejar cintanya yang ketika itu sedang diculik. Sekelibat kenangan pahit terlintas dikepalanya, "My dangerous queen... See you soon dear!" Ia tersenyum simpul, ingin sekali memeluk tubuh mungil itu. Mencumbunya dan menaklukannya..

"My lord!" Panggilan seorang pria membuyarkan lamunannya. Ia berbalik menatap pria tersebut lalu mengernyitkan keningnya, "itukah dirimu tuan?" Ia berdiri dari duduknya, terdiam menatap sosok tegap dengan tubuh yang tak kalah kekar darinya berdiri menjulang dihadapannya, mengenakan jas serba hitam dan kacamata hitam tentunya, tak menyangka teman dalam hidupnya sejak kecil mengenali masih mengenali dirinya. "Ya, andrew. Ini aku!"

.........

Italy - 2005
Pallazo Navona Hotel

Beberapa maid menghidangkan cocktail udang dan ember sampanye, sementara pria tampan nan arrogan tersebut terus mengelus ponsel miliknya yang terdapat foto anastasia dengan gaun merah menyala. "indah bukan?" lelaki tua yang duduk disebelahnya mencoba untuk meyakinkannya. "bukan hanya indah, namun juga mematikan" balasnya ketus. "aku kira kau menyukai tantangan" rayu lelaki tua tadi.

"aku pernah bertemu dengannya."

"benarkah?" lelaki tua itu memantikan api kecerutunya. "hmm... Ketika dikediaman albert, Ia menodongkan pistolnya tepat dikeningku" jawabnya kesal.

"hahaha!"

"sialan kau pak tua! Kau mengejekku!" cecarnya. "haha.. Seorang wanita menodongkan pistolnya kearahmu dan kau membiarannya, itu bukan kau yang ku kenal" ejeknya lagi. "justru itu yang membuatku ingin menaklukannya" ia menghisap dalam-dalam rokoknya. Menyusun rencana agar dapat memiliki wanita tersebut bagaimanpun caranya.

Masih mengelus layar ponsel miliknya, senyum licik terukir dibibir sexynya. "see u soon La Mia Donna!"

 "see u soon La Mia Donna!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Theo James

Bring Me HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang