Ivanovic Mansion - Mosscow Russia
Alexander tengah memeriksa beberapa dokumen diruangan kerja pribadi miliknya, seperti ruangan kerja pada umumnya, hanya ada setumpuk buku yang berjajar rapi mengelilingi dinding ruangan yang disangga oleh kayu jati, terkesan maskulin dengan cat berwarna cokelat tua. Rapi, tak ada sebutir debu dan sangat tenang. Ana selalu menjaga tempat favorit milik alex tersebut, sepeninggal alex, ana selalu memakai ruangan itu untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Ceckle
Kenop pintu berbunyi, pintu terbuka menampilkan seorang wanita berambut hitam legam yang sedang tersenyum manis padanya.
"cappucino.." ana membawa secangkir kopi hangat dan menaruhnya dimeja yang disambut senyuman oleh alex."terimakasih.."
Ana menjatuhkan tubuhnya dipangkuan alex, mengalungkan lengannya kebelakang leher alex sementara alex tengah memegangi pinggang ana dengan meremasnya sedikit. Menimbulkan lenguhan dibibir ana.."kau tak ingin membangunkanku bukan mon amour?"
Alex menekankan kata terakhirnya dengan suara serak dan terkesan seksi, membuat ana merasa kupu-kupu beterbangan diperutnya.
"kiss me!" titah ana yang disambut baik oleh alex dengan segera melahap bibir mungil itu, desahan-desahan kecil mulai mengisi ruangan yang nampak tak berpenghuni tersebut. Beberapa menit membuat bibir keduanya terasa bengkak, alex melepaskan pagutannya dan menatap mata indah itu dengan penuh birahi.
"kau ingin melakukannya disini?" tanya alex dengan nafas tersengal, ana menggeleng menolak ajakan alex. Melihatnya alex tersenyum dan menyelipkan beberapa helai rambut ketelinga ana.
"dimana damian dan evelyn?"
"ketoko bunga alena" balas ana datar tanpa mengalihkan perhatiannya kepada alex.
Tok... Tok... Tok...
Mereka menoleh kearah sumber suara, ana bengkit dari duduknya dengan perlahan sementara alex menggoda ana dengan mengedipkan sebelah matanya yang dibalas pelototan oleh ana.
"masuk!" teriak ana.
Nikolai membawa beberapa berkas dan menyerahkannya kepada alex.
"apa ini?" tanya ana.
"seperti yang tuan dan nona bisa lihat, sepertinya pemerintah mulai memergoki kegiatan kita." terang nic
Alex menghembus nafas kasar, "dalam sejarah Ivanovic, tak pernah sekalipun polisi atau pemerintah ikut campur dalam urusan kami. Kecuali..."
Ana dan nikolai menoleh kearah alex setelah ia menghentikan kalimatnya, alex memijit pelipisnya..
"kecuali apa alex?" tanya ana tak sabar.
"baiklah.. Aku mulai kebingungan, kalian adalah pemegang perusahaan terbesar.. Lalu, bagaimana mungkin ada seseorang yang dapat membayar lebih mahal darimu" ana mengernyitkan keningnya, itu benar adanya. Ivanovic adalah perusahaan terbesar yang pernah ada.. Alex sendiripun tak habis pikir, selama kepemimpinannya, pemerintah tak pernah mengusik kegiatan illegal miliknya.
"my lord, ada kemungkinan pemerintah dapat memergoki aksi kita. Mencari bukti dan menutup sebagian usaha yang illegal." jelas nic dan membuat mereka bertiga bertanya-tanya.
Alex menganggukan kepala, "hm... Nikolai! Hentikan sementara kegiatan penjualan persenjataan dan obat-obatan!"
"bagaimana dengan kasino dan beberapa bar?" tanya nic.
"biarkan tetap seperti itu, rumah sakit dan perhotelanpun harus tetap berjalan. Kita akan menghentikan sementara kegiatan illegal, dan yang legal... Tetap jalankan! Aku ingin semua orang yang bekerja padaku diperiksa hari ini juga! Hubungi andrew untuk kemari dan menghadapku! Aku akan menghubungi sepupuku" suara alex dengan lantang, nikolai mengangguk patuh lalu berlalu pergi sementara ana dan alex mengumpulkan semua informan.