"dia tak lagi seperti yang dulu tuan.."
Ia tahu betul siapa yang dimaksud dengan dia, gadis mungil nan ceroboh yang dinikahinya beberapa tahun silam. Ia tersenyum mendengar segala sesuatu yang berkaitan dengan gadisnya. Berdiri tegap memegang selembar kain putih yang diberikan andrew, membersihkan bercak darah dan kotoran yang menutupi wajah tampannya. kali pertama mereka berhadapan setelah bertahun-tahun terpisah, atau lebih tepatnya menghindar."jangan memanggilku seperti itu andrew!" bantahnya.
"baiklah... Alex!"
"atau Kalvian?" lelaki diseberangnya menyunggingkan senyuman. Sangat identik memang, namun andrew sangat memahami karakter keduanya. Alex dengan segala pesona yang mematikan dan kalvian memiliki sejuta keindahan juga kecerobohan.
"tuan alexander..." andrew membungkuk hormat kepada alex, sungguh ia tak menyangka alex tidak benar-benar mati. Memang meragukan jika seorang mikhailov yang memiliki kekuasaan dan kecerdasan meninggal hanya dengan beberapa tembakan. Alex mencengkram kuat bahu andrew, terharu... Andrew masih mengenal jelas dirinya, bahkan jika alex memiliki seribu kembaran dimuka bumi ini, andrew pasti tetap akan mengetahui alexander yang asli.
"brother..." mereka berpelukan, kedua penjahat yang sempat meroket namanya diseluruh penjuru Rusia. Sebelum seseorang mencoba menghancurkan keamanan hidup mereka, musuh dalam selimut dan belum lagi soal percintaan yang tak memiliki jalan keluar hingga beberapa nyawa menjadi korbannya. Royalitas alex, kepatuhan andrew dan persatuan mereka hancur lebur setelah semua orang menganggap semuanya telah berakhir menjadi damai.
Namun, tak ada yang bisa mengelak dari takdir. Mereka dipertemukan lagi dalam sebuah ketidaksengajaan atau rekayasa seseorang...
Andrew mengerutkan keningnya, menjauh dari alex beberapa langkah sambil memijit pelipisnya, "andrew!" panggil alex tanpa mengalihkan pandangannya dari andrew, tingkah laku andrew mengingatkannya pada peristiwa silam. Andrew.. Mata-mata sekaligus tangan kanan alex menemukan jalan buntu, itu artinya musuh bisa jadi lebih kuat dari mereka atau tepatnya lebih licik dan mematikan..
"jawab pertanyaanku andrew!"
Hening...
***
Elizabeth Mansion
Brakkk!!!
Cengkraman kuat dileher will membuatnya tak dapat mengeluarkan sepatah katapun, "apa kau menyembunyikan sesuatu dariku pak tua?" wajah andrew memerah menahan amarah, cengkraman itu membuat beberapa urat ditangannya tercetak jelas..
"sial...!!" andrew melepas kasar cengkramannya, si tua will hanya bisa terbatuk memegangi lehernya.
"kau harus menjelaskannya sekarang will!" tegas andrew.
"apa maksudmu andrew?" huk...huk...
Dada bidang dibalik kaos hitam naik turun seiring emosi yang meluap, kekesalannya dipermainkan. Ambisinya untuk membalas dendam kini buntu ditengah jalan. Ia mengingat dan mendengar dengan baik...
"jawab pertanyaanku andrew!"
"seseorang mempermainkanku, menuntunku kepadamu tuan.."
"apa??"
"aku bekerja kepada seorang pengusaha, untuk melindungi keluarganya dari seseorang... Seseorang yang selalu aku cari, begitupun dengan Anastasia... Seseorang yang telah memporak-porandakan hidup kami.. Hidup kita semua..."
"seseorang yang membunuhmu, tuan alexander!"
"katakan padaku! Kepada siapa kau bekerja?"