TH 22

3.1K 186 1
                                    

Ali berbaring sambil menatap langit-langit kamarnya sambil memikirkan dua wanita yang sudah mencuri hatinya. Walau cintanya lebih besar pada Prilly daripada pada Illy namun Ali tak bisa begitu saja meninggalkan Illy karena hatinya masih benar-benar belum yakin kalau Prilly yang dia pilih. Sekarang semua berbeda Ali tak bisa bertahan lagi disamping Illy,dia begitu sakit menahan semuanya,dia juga tak bisa melupakan Prilly & seperti ini lah cara yang Ali ambil walau hatinya tak bisa. Ali harus mengakhiri hubungannya dengan Illy & menjauhi mereka berdua demi kebaikan bersama.
Dia sudah dua hari tak bertemu bahkan berkomunikasi dengan Illy,walau Illy selalu menghubunginya tetapi Ali tetap bersifat tak acuh pada Illy. Dua hari juga Ali tak pergi kekampus agar tak bertemu dengan Illy karena Ali benar-benar ingin menjauhi mereka berdua untuk kebaikan.
Ali teringat saat omongan Illy yang sakitnya menusuk jantungnya & membuat dia harus meluapkan emosinya pada Illy. Ali sudah menahan sakit karena rindu,ditambah lagi dengan kata-kata Illy yang benar-benar Ali tak bisa terima,hingga akhirnya Ali memutuskan untuk pergi menjauhi keduanya tanpa berfikir panjang.

"Jauhi Prilly. Itu cara satu-satunya kamu bisa lupain dia Li"

Saat Ali mendengar omongan Illy,saat itu Ali langsung melototkan mata tajam dengan wajah yang merah padam memandang kearah Illy yang terlihat tak peduli dengan tatapan marah Ali. Tak ingin berdebat kembali dengan Illy,Ali melangkah meninggalkan Illy.
Illy yang melihat Ali meninggalkannya,terkejut & langsung berlari kecil mengejar Ali yang mulai menjauhinya & memegang lengan Ali saat sudah sejajar dengan Ali.

"kamu kok ninggalin aku sih?"ucap Illy dengan nada manja tak bersalah.

Ali berhenti lalu menoleh kearah Illy dengan wajah yang merah padam"apa maksud kamu nyuruh aku jauhi Prilly?"ucap Ali dengan nada yang meninggi karena tak dapat menahan emosinya.

"Supaya kamu bisa ngelupain dia & cuma cinta sama aku"

"Kan kamu sendiri yang bilang kemarin. Aku tetep boleh temenan sama Prilly. Sekarang malah nyuruh ngejauhin"

"Kalau dengan cara itu kamu bisa lupain dia,kenapa gak?"

"Itu berarti kamu gak percaya sama aku?"

"Gimaan aku bisa percaya. Tadi aja kamu gimana saat mandang dia sampai ngomong kamu mwncintainya. Aku sakit tau Li"

"Dalam hubungan itu harus saling percaya kalau gak saling percaya gak bakal bisa jalan hubungan kita. Soal rasa juga gak bisa dihilangin,gak segampang ngebalikin telapak Ly"

"Makanya aku nyuruh kamu ngejauhin Prilly,supaya bantu kamu juga buat lupain dia"

"Iya ... Aku jauhin dia. Tapi kalau hati aku gak bisa gimana? Itu sama aja kan nyiksa perasaan aku. Sekarang aja aku udah tersiksa Ly. Kalau kamu nyuruh aku buat ngejauhin Prilly,sekarang lebih baik aku juga ngejauhin kamu. Biar kita ngerasain sakit sama-sama"

Usai berbicara Ali kembali melangkah pergi menjauhi Illy. Mendengar ucapan Ali,pupil mata Illy melebar,jantungnya seakan berhenti berdetak membuat nafasnya tercekat & terasa sakit dibagian dada. Air matanya mengalir begitu saja seiring kepergian Ali dari pandangannya namun tak berapa lama dia kembali mengejar Ali yang menuju parkiran & bersiap pergi dari kampus.
Illy berdiri didepan motor Ali yang siap menyala,dia menghalangi Ali yang ingin pergi dengan linangan air mata pilu.

"Aku gak mau kita putus Li"Ucap Illy bergetar disela tangisnya

Ali turun dari motornya & menghampiri Illy yang berdiri kemudian memegang bahu Illy sambil mengusap air mata Illy. Walau Ali masih marah pada Illy namun dia tak pernah meluapkan kemarahannya pada Illy,dia tetap bersifat lembut pada wanita & menyimpan kemarahan itu sendiri.

"Lebih baik begini Ly,daripada harus menyakiti semuanya. Kamu ingin hanya kamu yanh dicintai,kamu hanya ingin kamu yang bahagia. Kamu gak peduli ada orang lain yang ingin merasakan dicintai & mencintai,ingin merasakan bahagia. Kamu gak peduli betapa sakitnya aku menahan perasaan tak bisa memiliki Prilly. Jadi sekarang aku ingin kita semua merasakan sakit,Prilly tak memiliki aku,kamu juga tidak & aku juga tidak memiliki kalian berdua"

"Tapi Li ...?"dengan linangan air mata Illy memegang tangan Ali yang berada dibahunya"aku gak mau kehilangan kamu"

Ali melepas tangannya dari bahu Illy & kembali mengusap wajah Illy yang basah"maafin aku,keputusan ini memang berat,tapi mungkin ini yang terbaik buat kita. Agar tak saling menyakiti"Ali berbalik menjauhi Illy & menaiki motornya,meninggalkan parkiran kampus & meninggalkan Illy yang berdiri kaku sambil masih menangis memadang pinggung Ali yang menjauhi kampus & dirinya.

Ali memejamkan matanya saat kata-kata Illy itu terlintas difikirannya & mencoba mengusirnya. Keputusannya sudah bulat,dia tak ingin dua wanita yang dia cintai saling menyakiti hanya karena dirinya & keputusannya untuk menjauh itu sudah sangat benar,walau tak sejalan dengan hatinya.

Drrrttt ... Drrrttt ... Drrrttt ...
Handphone Ali yang berada diatas nakas berdering membuat Ali menoleh namun dia tak bergeming karena dia yakin itu pasti Illy yang menghubunginya. Deringan yang berkali-kali membuat dia terganggu namun juga tak dia hiraukan sampai berhenti,sesaat kemudian terdengar kembali dering namun bukan dering panggilan melainkan dering pesan masuk.
Ali segera meraih handphonenya,walau dia yakin itu dari Illy tetapi semua pesan Illy selalu dia baca walau tak dia balas. Saat membuka pesan itu,Ali mengerutkan dahinya saat ada pesan masuk dengan nomor baru yang tak dia kenal.

'Bisa gue ketemu sama lo? Kalau bisa. Temui gue dicafe joeluck sekarang. By Said'

Ali terdiam seketika sesaat membaca isi pesan dari Said,dia berfikir dari mana Said mengetahui nomor ponselnya sedangkan dia tak pernah berkomunikasi dengan Said. Jangankan berkomunikasi,saat bertemu dengannya pun Ali tak pernah ingin bertatap muka apalagi berkomunikasi.
Ali berfikir sejenak,apakah dia menerima tawaran Said untuk bertemu atau tidak,namun tak ada salahnya dia bertemu dengan Said toh selama ini mereka tak ada masalah yang jadi masalah karena Ali begitu cemburu melihat kedekatan Prilly dengan Said.

'Ok gue kesana'

Setelah berfikir beberapa saat akhirnya Ali mengetik balasan pesan untuk Said & bersiap-siap untuk menemui Said.
Ali melajukan motornya membelah jalanan disore hari yang ramai menuju cafe joeluck seperti janjinya dengan Said.

Ali memasuki cafe & mendapati Said yang sudah berada dicafe itu. Dia menghampiri Said yang berdiri saat menyadari kedatangan Ali.

"Duduk Li"

"Makasih"

"Maaf gue ganggu lo"

"Gak pa-pa. Emang ada apa Id"

"Gue cuma mau ngomong sama lo"

"ada apa ya?"

Said menarik nafas kemudian menghembuskan perlahan"gue mencintai Prilly Li"

Mendengar ucapan Said,Ali menahan nafasnya sejenak karena tiba-tiba dia merasakan dadanya berdenyut nyeri"trus apa hubungannya sama gue. Kenapa lo manggil gue,seharusnya lo ngomong langsung sama Prilly"ucap Ali bersikap biasa dengan menutupi hati yang begitu nyeri

"Gue sudah ngomong sama Prilly tapi Prilly selalu berkata gak bisa karena cintanya sama lo sangat besar. Padahal dengan nyata lo udah milih Illy"

"Gue udah menjauh dari Illy bahkan Prilly. Gue gak mau mereka sakit karena gue"

"Maaf ya Li,gue tau berapa besar cinta Prilly buat lo bahkan cinta Illy pun kalah dengan besarnya namun perasaan itu dia bentengi sekuat mungkin agar tak merusak hubungan lo sama Illy"

"Jadi gue harus gimana?"

"Lo berhak deket sama siapapun termasuk Prilly & Illy,tapi jangan pernah menyentuh hidup seseorang kalau itu hanya akan menghancurkan perasaannya,jangan pernah menatap matanya jika semua yang lo lakuin hanya bohong. Hala yang paling kejam adalah membiarkan doi jatuh cinta sementara lo gak cinta sama doi"

"maksud lo apa?"Ali berdiri dengan nada emosi dengan tangan yang mengepal sempurna saat mendengar ucapan Said padanya. Said telah menuduhnya memberi harapan palsu pada Prilly & itu membuat Ali tersinggung"Lo nuduh gue memberi harapan palsu pada Prilly. Iya? Lo gak tau gimana perasaan gue,setelah gue tau wanita yang gue cintai adalah kembar,itu ngebuat hati gue sakit. Apa lagi saat gue harus memilih yang gue gak bisa milih,kalau lo diposisi gue lo pasti ngerti"ucap Ali lagi,kemudian berlalu meninggalkan cafe tersebut.

"Gue tau sekarang siapa yang lo cinta Li"ucap Said dengan senyum sambil memandang punggung Ali yang menghilang meninggalkan cafe.

Muna FazrI
29 April'17

Two Heart'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang