Ali berlari menyusuri lorong rumah sakit dengan wajah panik,Ali begitu takut kalau Prilly kenapa-kenapa,Ali rasanya tak siap mendengar hal yang tak diinginkan tentang keadaan Prilly.
Ali melihat pak Andi papanya sedang duduk sambil menunduk dikursi depan ruang ICU,dengan cepat Ali menghampiri pak Andi dengan nafas yang turun naik.
Pak Andi mendongak saat bahunya dipegang oleh Ali kemudian berdiri dengan bertepatan seorang dokter muda keluar dari ruang ICU tempat Prilly dirawat.Mereka menghampiri dokter muda itu dengan wajah yang takut menunggu kabar keadaan Prilly didalam sana.
"Permisi,keluarga pasien?"tanya dokter yang bernama Ilham itu karena terlihat dari name tagenya.
"Saya Ali,suaminya dok"jawab Ali cepat
"Mas Ali bisa ikut saya keruangan saya sebentar?"
"iya dok"Ali menoleh sebentar pada pak Andi"Ali tinggal dulu ya pah"ucap Ali lagi sebelum meninggalkan papanya didepan ruang ICU.
"Silahkan duduk mas Ali"
"Terimakasih dok"
"Mba Prilly tidak apa-apa mas,dia cuma kecapean karena lagi masa ngidam. Karena tidak ada asupan makanan yang masuk & badannya lemah makanya pusing & akhirnya pingsan"
Pupil mata Ali melebar saat mendengar Prilly ngidam,dia tak bisa berkata sepatah katapun karena terkejut dengan kata-kata dokter Ilham.
"mak ... Mak ... Maksud dokter,istri saya hamil?"tanya Ali dengan terbata & suara yang lirih menahan tangis karena bahagia.
"Iya mas,mba Prilly hamil. Usia kandungannya lima minggu,masih rentan dengan segalanya. Jadi mba Prilly tidak boleh kecapean,tidak boleh setres serta tidak boleh dulu terlalu banyak gerak ya mas. Setelah mba Prilly siuman sudah boleh pulang kok apabila keadaannya sudah stabil,ini saya beri vitamin sama obat anti mual supaya mba Prilly tak kekurangan asupan makan"
"Iya dok. Terimakasih"Ali mengambil resep obat yang diberikan dokter Ilham dengan tangan gemetar"kalau begitu saya permisi"ucap Ali lagi kemudian beranjak keluar dari ruang dokter Ilham.
Sepanjang jalan menuju ruang ICU Ali selalu tersenyum sambil memandang bungkusan plastik yang berisi obat untuk Prilly,itu bukan obat untuk mengobati sakit biasa tetapi obat untuk ibu hamil & Prilly mengandung anak Ali sudah berjalan lima minggu. Tiga bulan menjalani rumah tangga bersama,tak ada sepatah katapun keluar dari mulut mereka membahas seorang anak,bukan tak menginginkannya tetapi mereka hanya menyerahkan semua kepada yang maha menciptakan segalanya,mereka sudah berusaha & berdoa dalam diam mereka namun baru sekarang Allah memberi mereka kepercayaan untuk mempunyai calon anak yang ada didalam kandungan Prilly & Ali sangat bahagia mendengar Prilly hamil.
Sesampainya diruang ICU,Ali bertemu tak hanya dengan papanya namun dengan mertua & iparnya yang tak lain adalah mantan istrinya yaitu Illy dengan menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan namun Ali tak peduli,dia hanya ingin berbagi kebahagiaan ini dengan keluarganya.
Ali menghampiri kedua mertuanya kemudian mencium punggung tangan kedua mertuanya."Gimana Ali keadaan Prilly?"tanya mami Nina yang terlihat cemas
"Alhamdullillah Prilly baik-baik aja mi. Dia hamil"jawab Ali dengan senyum bahagianya & linangan air mata yang sedari tadi sudah menggantung dipelupuk mata.
Semua yang berada disana terlihat terkejut namun sesaat kemudian semua berucap syukur & berbahagia terkecuali Illy yang hanya diam menahan sakit yang teramat karena mendengar Prilly hamil anak Ali sedangkan dia jangankan hamil anak Ali,bahkan seminggu lagi proses persidangan mereka akan dimulai.
"Alhamdullillah ya Li. Sudah berapa minggu kandungannya Li?"tanya mami Nina sangat bahagia
"Lima minggu mi. Setelah Prilly siuaman nanti sudah boleh pulang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Heart's
FanfictionMencintai wanita kembar dengan karakter berbeda namun dapat membuat hatinya berdebar & merasakan kenyamanan saat bersama dengan mereka. Siapakah yang akan dipilih Tengku Rafathar Aliandra? Prilly Amanda Wijaya cewek jutek & dingin yang memakai kacam...