Dibuat oleh RahmiAgustina
Dingin malam begitu menusuk kulitku ketika selama tiga hari menempuh perjalanan dan menjadi seorang pelancong. Suara dari perut dan keringnya tenggorokan begitu kurasakan ketika aku baru saja menyadari bahwa perbekalan dari tempat yang sebelumnya kusinggahi telah habis.
Seketika aku mulai menyerah dan menerima nasib jika pada akhirnya aku akan membusuk di tengah hutan ini.
Masih dalam keadaan yang sama, kakiku terasa begitu letih dan malam terlihat semakin kejam dan sunyi hanya bertemankan dengan suara binatang hutan. Segera mencari tempat perlindungan untuk tidur dan menunggu waktu pagi, akhirnya kuputuskan untuk tidur di atas pohon setelah mengikat tubuhku dengan erat agar tidak terjatuh.
“Apa dia manusia?”
Suara dari bawah pohon tiba-tiba mengusikku. Tentu saja aku manusia, sialan kau. Aku tidak peduli dan tetap melanjutkan tidurku. Dalam kondisi seperti ini lebih baik untuk beristirahat dan bersiap untuk mencari makanan hutan besok pagi.
Bugh!
Sesuatu mendorong dan membuatku terjatuh menghantam tanah yang keras. Sakit sekali dan hal ini membuatku ingin membunuh siapa pun yang telah mengganggu tidurku. “Siapa yang berani meng--”
Bugh!
Kalimatku terpotong ketika seseorang memukul kepalaku dengan keras. Aku terjatuh lagi, hampir tak sadarkan diri dan tiba-tiba seperti ada orang lain yang mengangkat tubuh beserta barang-barangku ke dalam kereta kuda.
Aku ingin memberontak dan pergi untuk menyelamatkan diri, tetapi aku tidak bisa. Aroma lezat dari kereta membuatku harus bertahan di sini, setidaknya hingga rasa nyeri di kepala menghilang.
Kuharap mereka akan membawaku ke tempat yang lebih jauh dan memberiku kesempatan untuk mencuri makanan mereka.
“Kau lihat wanita yang kita temukan tadi? Dia cantik sekali, etis Cina”
“Yeah, nilai jualnya sangat tinggi, tetapi aku tidak--”
Kereta seketika berhenti ketika aku mencoba untuk menguping pembicaraan mereka.Tidak!
Ini tidak akan terjadi.
Ok, Tidak! Kau harus cepat kabur dari sini Amaara.
Sambil menahan rasa nyeri aku segera bangkit, mengambil tas ransel, dan mencuri makanan serta air secukupnya untuk perbekalan melarikan diri. Bukan, ini bekal untuk bertahan hidup karena aku tidak ingin dijual oleh mereka--orang yang menculikku.
Ini makanan khas jawa, baiklah kemungkinan besar mereka adalah orang jawa. Aku menyipitkan mata kecilku dan segera membuka tirai lalu melompat dari kereta tersebut.
Sebelum mereka berjalan kebelakang dan melihat tawanannya sudah tidak ada di kereta mereka.
Dengan lihai aku segera berlari ke balik pohon besar memerhatikan siapa yang telah mencoba untuk menculikku, benar saja mereka adalah orang jawa pribumi, pergi menuju wilayah pemukiman bangsa Arab. Kupikir jika aku tidak melarikan diri dari mereka, maka mereka pasti akan menjualku pada orang-orang Arab itu.
Tidak akan pernah terjadi! Aku sudah mengatakannya, bukan?
Terburu-buru segera kubuka gumpalan kain berisi makanan dan minuman hasil curianku lalu menyantap mereka dengan rakus, tanpa sadar bahwa sosok aneh sedang mengamati perangaiku dari jarak yang cukup jauh.
“Kau mencoba mencuri sesuatu dari orang yang mencoba untuk menolongmu?”
Terkejut dengan apa yang kudengar, aku pun segera menoleh, mencari tahu sosok apa yang ada di balik punggungku.
“Arrgh!” Suara teriakanku tertahan seperti sesuatu sedang mencekekku. Aku ketakutan, mata sipitku semakin mengecil karena sosok yang berdiri gagah di hadapanku.
Makhluk dengan wujud yang aneh, berkepala naga, bertubuh layaknya unta, dan dengan empat kaki layaknya kaki kambing. Tubuhku bergetar ketika ia mencoba untuk melangkah lebih dekat.
“Kau dari etis Cina, harusnya percaya dan tidak mencuri makanan dari mereka, karena kau tidak tahu apakah bagaimana susahnya mereka mendapatkan makanan tersebut.”
“Mereka ingin menjualku pada orang Arab!” pekikku, berusaha melawan rasa takut.
Makhluk itu menggeleng. “Mereka tidak jadi melakukan hal jahat padamu karena sadar bahwa hal itu akan membuat hubungan antara etnis Cina, Jawa, dan Arab akan saling bergesekan.”
Aku tidak mengerti, lebih tepatnya aku memikirkan siapa sebenarnya makhluk ini, mengapa ia begitu peduli dengan etnis-etnis kami. Dan juga ... tubuhnya aneh, maksudku perpaduan antara ketiga etnis.
“Tinggalkan makanan dan minuman yang kau curi itu di sini lalu berpuasa lah sehari, dan setelah itu aku akan memberikan makanan untukmu.” Makhluk itu duduk di hadapanku dan ini aneh, keberadaan dirinya di sekitarku memberikan kehangatan untukku.
“Siapa kau sebenarnya?” tanyaku penasaran dan waspada, kau tahu kita tidak boleh mempercayai seseorang semudah itu, bukan?
“Aku Warak Ngending, perwujudan kedamaian dari ketiga etnis tersebut dan etnismu adalah salah satunya.” Makhluk itu menatapku lembut. “Jika terjadi perselisihan di antara kalian maka, keberadaanku pun juga akan turut punah.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Battle OS Mitos Indonesia
RandomBattle OS member Fantasticcomm dengan tema "Mitos Indonesia"