Raja Angkasa

84 7 1
                                    

Dibuat oleh RizqFaa

Matahari sudah sepenuhnya naik, namun lapisan tajuk kanopi yang ditumbuhi paku-pakuan besar menghalangi sinarnya menyentuh lantai hutan. Seekor mamalia bertelinga panjang melompat-lompat anggun menyusuri celah-celah pepohonan. Bulunya berwarna cokelat muda memiliki corak indah dengan warna yang lebih gelap. Bagian ujung ekornya terlihat seperti lidah api, berwarna merah menyala sedang bagian bawah tubuhnya putih bersih, bahkan kotornya tanah tidak menambah warna baru disana.

Kelinci itu berhenti melompat, menemukan makanannya yang ia cari dari tadi. Baru beberapa daun ia lahap, ia memutuskan berhenti . Telinga kelinci itu berdiri, mendengar sesuatu yang asing di kejauhan. Kepalanya sedikit menoleh kekiri dan kekanan, namun suara yang ia dengar tadi telah menghilang. Kelinci indah itu memutuskan kembali memakan pucuk daun dari semak-semak dengan tenang.

"Ossy, Apa yang kau lakukan?!!"

Suara asing yang sangat lantang mengagetkan hewan dengan ekor unik itu dan membuatnya meninggalkan makanannya.

"Ah sial, aku hampir mendapatkannya," seorang gadis berusia sekitar delapan belas tahun membanting anak panahnya dengan kesal. Lalu menatap sebal temannya yang tadi berteriak kencang, "Apa yang kau lakukan ha?!"

"Seharusnya aku yang bertanya kepadamu," San, pemuda berusia sekitar dua sampai tiga tahun lebih tua dari Ossy bergerak mendekat, "jangan bilang kau ingin memburu kelinci lidah-api itu lagi?"

Ossy memalingkan pandangannya, "Siapa bilang?"

"Kau sendiri yang bilang, omong-omong," San maju, dengan sekejap merampas busur yang Ossy genggam, "aku masih mengingat ambisimu tentang menjual kelinci lidah-api ke kota dan ingn menjadi lebih kaya. Rupanya kau benar-benar melakukannya."

"Itu hanya gurauan, aku bahkan mengatakannya sambil tertawa," ucap Ossy sebal, "dan astaga, apakah isi kepalamu hanya berisi hal hal yang tidak penting seperti itu?"

"Ini penting. Karena kalau lepas pengawasan, entah makhluk apa lagi yang akan kau buru. Kau hampir setiap hari kabur dan selalu saja pergi melanggar batas hutan yang telah ditetapkan kepala suku. Berterimakasihlah aku tidak mengadu pada orangtuamu, jika tidak--"

"Baik baik baik!" Ossy berseru memutus perkataan San yang jika tidak diberhentikan akan terus berlanjut hingga senja. "Sekarang, giliranku bertanya. Mengapa kau mendadak menyusulku ke mari? Seharusnya kau.meyakinkan orangtuaku kalau aku masih duduk manis di dalam kamar. Ini tidak seperti biasanya."

Raut San berubah, "Setelah melihatmu sedang memburu hewan langka itu, aku menyesal bersusah payah menyusulmu ke mari."

"Memangnya ada apa? Kabar apa yang kau bawa?" Sebaliknya, mata Ossy berbinar antusias.

Situasi nya tidak tepat, batin San dalam hati, bisa jadi Ossy menggila setelah ini. Tapi ... ah sudahlah, seluruh penduduk desa juga sudah tahu.

San menghela napas.

"Ada hewan yang terjatuh di tengah kampung."

"Hah?" Ossy mengernyitkan dahinya, "hanya itu kabar yang kau bawa?"

"Ya, sebenarnya hanya itu--"

"Kalau begitu apa pentingnya bagiku? Aku ingin berburu lagi. Kau, pulanglah." Ossy merebut kembali busur panahnya yang masih berada di tangan San dan mengambil anak panah yang ia banting ke tanah sewaktu San mengagetkannya tadi.

"Kau tidak penasaran dengan hewan yang membuatku terburu-buru menemuimu seperti ini?"

Ossy memasang raut meremehkan, "Tebakanku hanya sekelas kelinci lidah-api atau sedikit lebih langka dari itu. Apa yang bisa diharapkan dari hewan yang terdampar di tengah kampung?"

Battle OS Mitos IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang