Dua Kehidupan

4.8K 280 13
                                    

Suasana hening di rumah besar itu adalah sebuah kewajiban. Pekarangan yang luas, gerbang dan dinding rumah yang menjulang tinggi, air mancur di depan rumah, garasi besar yang menyimpan beberapa motor dan berbagai jenis mobil mulai dari sedan hingga Jeep, lorong-lorong ruangan yang luas, dan bilik-bilik kamar yang mempunyai ukuran yang tak biasa, juga hiasan dan properti super mewah yang menghiasi istana itu melambangkan betapa kayanya sang pemilik rumah.

Dalam salah satu kamar dirumah itu terdapat seorang pria muda yang masih terlelap salam tidurnya. Pria muda itu terdaftar sebagai salah satu siswa kelas tiga di SMA terbaik di Seoul.

"Tuan muda... Sudah saatnya anda berangkat sekolah. Bersiaplah, supir Kim akan mengantarkan anda." Teriak seorang wanita tua yang terlihat memakai pakaian khas ala asisten rumah tangga didepan pintu kamar yang besar itu. Dan itu adalah alarm baginya untuk segera bangun, jika tidak maka wanita itu akan terus berteriak atau bahkan masuk kamar secara paksa dengan kunci yang ia miliki dan itu membuat kepala pemuda itu menjadi pusing setengah mati.

"Baik bik..!!" Teriak pemuda itu dari balik selimut kemudian bangun dari tidurnya untuk memulai hari-harinya yang super membosankan dan menyebalkan.

Setelah selesai dengan ritual paginya, pemuda itu menuruni anak tangga dirumahnya menuju ruang makan. Di meja makan yang super besar dan terlihat mewah itu sudah tersaji berbagai menu masakan dengan kualitas restoran bintang lima yang siap masuk kedalam perut sang pemuda.

"Silahkan makan tuan muda." Wanita tua yang tadi membangunkan pemuda itu membungkuk mempersilahkan sang tuan untuk sarapan.

"Dia ada dimana bik?" Tanya sang pemuda pada wanita tua yang sudah merawatnya sejak kecil dan biasa ia panggil bibik.

"Tuan besar sudah berangkat subuh tadi. Silahkan makan sarapan anda tuan, supir Kim sudah menunggu didepan." Pemuda itu menghampiri meja makan dan mengambil beberapa sendok makanan itu dan mengunyahnya dengan kasar kemudian meminum air mineral yang ada didekatnya.

"Kenapa tuan makan sambil berdiri? Duduklah, itu tak baik untuk kesehatan anda."

"Hei bik, bukankah aku sudah sering bilang padamu. Panggil namaku saja, apa mungkin bibik lupa namaku?"

"Tentu saja tidak tuan."

"Kalau begitu sebutkan nama dan usiaku, supaya aku percaya jika bibik tidak melupakannya."

"Nama anda adalah Amber Joseph Liu, usia 18 tahun."

"Benar sekali, kalau begitu aku berangkat dulu bik." Amber mengambil dua potong kimbab yang ada dimeja kemudian berjalan meninggalkan sang bibik.

"Ah... Dan juga, aku akan naik motor bik, jadi suruh pak Kim istirahat saja." Amber berbalik dan memamerkan kunci motornya.

"Jangan pakai motor, tuan besar akan marah Amber...!!" Teriak sang bibik namun Amber tetap melenggang keluar dengan melambaikan tanganya.

~

Setiap orang memiliki rutinitas pagi yang berbeda. Beberapa orang mengawali hari mereka seperti seorang tuan putri dan pangeran layaknya di negeri dongeng, dan beberapa lainnya mengawali hari mereka layaknya seorang rakyat jelata yang harus menggerakkan badan mereka 24/7 agar bisa melanjutkan hidupnya.
Diantara kedua jenis itu, seorang gadis muda yang tengah mengayuh sepedanya dan meletakkan beberapa susu dirumah-rumah orang asing saat subuh itu memiliki jenis kehidupan yang kedua. Itu bukan pilihannya, tapi dia harus menerima dan menjalani hidupnya dengan penuh semangat.

"Ibu... Apa kau melihat buku paketku?" Teriak seorang gadis muda dari dalam kamarnya yang cukup kecil. Dia mengobrak-abrik kamarnya mencari sebuah buku bergambarkan tabel dan angka didepannya.

My Lovely TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang