Should I?

1.3K 179 27
                                        

Ciyee.... Yang tadi pagi disuguhin teh anget manis sama KryBer.
Gimana kabar kalian? masih bernafaskah? masih baperkah? masih senyum-senyum sendirikah?
Kkkk~

Nih aku tambahin yang manis-manis buat kalian.

Ps. Jangan timpuk diriku saat baca bagian akhirnya yeay~^^





Krystal berjalan menuju ruangannya dengan lesu setelah selesai mengajar disalah satu kelas Prof Cho. Langkahnya terhenti saat melihat Irene yang juga berjalan ke arahnya. Irene menyapa Krystal begitu pula dengan dirinya. Namun terdapat atmosfir aneh yang keluar dari diri mereka saat itu. Dari luar terlihat hangat dan akrab, tapi itu bukan yang sebenarnya.

Selama dua hari terakhir pikiran Krystal penuh dengan pertimbangan akan beasiswa Standford yang ditawarkan oleh Prof Cho. Seleksi beasiswa tersebut akan dilakukan dua minggu lagi, dan jika Krystal ingin ikut berarti ia harus membuat rancangan proposal untuk rencana studynya nanti. Karena proposal itu juga menjadi salah satu faktor penilaian diterima atau tidaknya pengajuan beasiswa Krystal itu.

Krystal memainkan ballpoint yang ia pegang dengan pikiran yang kalut. Akhir-akhir ini ia tak banyak bicara, yang ia lakukan hanyalah melamun.

"Krys, Krystal..." Luna mulai bosan karena Krystal hanya duduk dan diam.

"Lun. Apa yang harus aku pilih? Pilihan mana yang harus aku ambil? Haruskah aku pergi? Ataukah tinggal? Aku tidak tahu pilihan mana yang baik untukku." Krystal mulai putus asa dengan hal yang ia hadapi.

"Di dunia ini tidak ada pilihan yang bisa memberikanmu kepastian dengan tingkat kebenaran 100%. Apapun pilihanmu kau harus melakukannya dengan sepenuh hati. Entah pergi atau tinggal yang harus kau lakukan adalah yakin."

"Tapi aku bingung." Krystal mengacak rambutnya dan membenturkan kepalanya pada meja cafe.

"Apa yang kau takutkan untuk pergi? Aku pikir itu adalah keinginanmu sejak SMA dulu, kuliah diluar negeri dan mendapat gelar di sana. Kau takut Amber akan marah? Atau takut dia akan meninggalkanmu jika kalian LDR nanti?"

"Keduanya." lirih Krystal. Namun dibalik itu ada hal lain yang tidak Krystal ungkapkan, yaitu mengenai kehadiran Irene yang semakin membuatnya risau.

"Jika dia benar-benar mencintaimu dia pasti akan memahamimu. Menjalin hubungan itu tidak hanya sekedar berdekatan secara fisik. Komunikasi, kepercayaan, saling memahami dan mendukung itu yang penting." Krystal diam mendengar setiap kata yang Luna keluarkan.

"Cobalah percaya padanya, dan yakinkan dirimu. Katakan pada Amber, bicarakan baik-baik. Kesempatan tidak datang dua kali Krys. Apapun keputusanmu nanti yang bisa aku lakukan hanyalah mendukung dan mendoakan yang terbaik untukmu." Krystal diam dan berpikir sangat keras.

"Aku harus pergi, ada urusan di rumah. Kau pikirkanlah dengan matang. Hemm." Krystal hanya mengangguk dan Luna pun keluar dari cafe meninggalkan Krystal yang sedang bimbang itu.

~

Minggu pagi Krystal terlihat menunggu kedatangan Amber didepan rumahnya. Hari itu mereka berdua memiliki janji untuk pergi kencan setelah sekian lamanya.

Setelah memempuh perjalanan selama hampir 40 menit mereka pun sampai disebuah mall terbesar di Seoul.

"Aku tidak mau pakai mobil lagi. Lebih enak naik motor." Kesal Amber karena terjebak macet selama perjalanan.

My Lovely TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang