Jilid 10

1.6K 31 0
                                    

Si elang kuning Wi Leng thian dan Wiki entah mulai kapan sudah mengendur gerakannya, agaknya terasa tenaga dalam sendiri sudah kewalahan.

Di tengah kabut tebal wajah Leng Ya-thian tampak kelam dan dingin, kedua kacung masih menggeletak diam di tanah, hanya Yim hong-peng saja yang kelihatan tenang, seperti sudah mempunyai pendirian terhadap segala kejadian ini.

Sebagai kepala Thian-hong-jit-eng, Pek-kui-thian membawa elang merah Ang-hau-thian ke dekat Kwe giok-he dan minta dijaga untuk sementara, lalu ia menuju ke tengah kalangan untuk mengamati-amati gerak langkah Cian Tong-lai yang aneh itu.

Dilihatnya elang biru, elang ungu dan elang hijau bertiga terdesak kacau hingga tidak sanggup balas menyerang lagi. Hanya karena pengalaman mereka dan tenaga dalam yang kuat sehingga masih bertahan sebisanya.

Dengan kening bekernyit elang putih Pek-kui-thian berkata kepada elang hitam, "Lakte, apakah dapat kaulihat ciri gerak langkah pemuda ini?"

"Langkah anak muda ini memang sangat ajaib, tapi sukar kupecahkan di mana letak ciri langkahnya yang hebat ini," jawab elang hitam Leng Ya-thian.

Mendadak Pek kui-thian berseru, "Berhenti, Lo-ngo!"

Elang kuning terkejut, ia menghantam sekali terus melompat mundur ke samping Pek-kui-thian dengan nafas terengah.

Wiki juga kelihatan tersengal-sengal.

"Wi-heng," kata Yim hong-peng,"tampaknya tidak sedikit kerepotan yang akan kauhadapi nanti."

"Ai, ada apa semua ini, sungguh aku tidak mengerti........" Wiki menghela nafas.

Yim hong-peng mendengus, "Kawanan elang ini datang ke daerah barat sini, tujuan mereka ialah Lamkiong Peng, apabila Lamkiong Peng menghilang, betapapun Wi-heng sukar memberi penjelasan dan mungkin Boh-liong-ceng yang harus menanggung akibatnya."

Air muka Wiki agak berubah, ia termenung memandang kabut yang mengambang di udara.

Dalam pada itu terdengar si elang putih Pek-kui-thian lagi berkata, "Tampaknya Lo-ji berdua tidak sanggup bertahan lagi, agaknya aku perlu turun tangan sendiri."

Segera ia melangkah maju, kedua tangan bergerak, serentak ia menghantam dengan dasyat.

Elang putih kelihatan lemah lembut, tapi sekali bergebrak ternyata sangat tangkas.

Dengan sendirinya elang kuning dan elang hitam tidak tinggal diam, segera mereka pun ikut menerjang musuh.

Tapi mendadak Pek-kui-thian memberi tanda sambil membentak, "Pencarkan diri!"

Segera kelima elang lain sama menyingkir, tapi cepat menubruk meju ke arah Cian Tong-lai secara serentak. Dengan kerubutan lima orang, hanya beberapa jurus saja kelihatan mulai kewalahan.

Dengan sinis Yim hong-peng berolok-olok pula, "Thian-hong-jit-eng memang hebat, tampaknya beberapa gebrakan lagi murid Kun-lun-pai ini akan........"

Mendadak Wiki menghela nafas, ucapnya dengan menunduk, "Sekalipun kumasuk keanggotaan Pang kalian juga tiada gunanya, kenapa kau mendesak orang sedemikan rupa?"

"Siapa yang mendesakmu?" ucap Yim hong-peng dengan menarik muka.

"Apa pun yang akan terjadi, jiwa dan harta bendaku jelas sukar diselamatkan lagi, ai aku......."

Selagi Wiki berkeluh kesah di sebelah sana Giok he juga sedang bicara dengan Ciok Tim, katanya, "Adik Tim, coba lihat wajah Wiki yang muram durja itu dan sikap Yim hong-peng yang senang itu, dapatkah kau terka apa yang terjadi di antara mereka?"

"Apa yang terjadi di Boh-liong-ceng ini, siapa pun yang akan menang, bagi Wiki tetap sukar terlepas dari tanggung jawab," ujar Ciok Tim.

"Lantas apa lagi?"

Amanat Marga (Hu Hua Ling) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang