Kata 76

808 30 0
                                    

"Putraku," kata ummi, "Suatu saat jika kamu merasa jengkel, kesal, atau marah pada istrimu. Sejenak pandang wajah teduhnya. Lalu katakan dalam hati..."
.
Ya Allah. Apa pantas aku marah pada istriku ini? Padahal ia rela meninggalkan orang tuanya yang telah menyanyangi ia puluhan tahun lamanya. Demi temani dan merawatku setiap hari; lelaki yang baru dikenalnya.
.
Ya Allah. Apa pantas aku marah pada istriku ini? Padahal ia perempuan yang baik; ia memasak untukku, mencuci pakaianku, merawatku dikala sakit, dan ah.... banyak sekali kebaikannya padaku.
.
Ya Allah. Apa pantas aku marah pada istriku ini? Padahal dirinyalah penjaga syahwatku dari dosa. Padahal ialah ibu dari putra putriku. Padahal ialah istri yang sedang berusaha membahagiakanku.
.
Ya Allah. Aku tidak pantas marah pada perempuan mulia ini. Ia adalah teman yang menemani setengah perjalanan hidupku, ia adalah jembatan menuju surga-Mu.

Tentang Kata Dan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang