Kata 12

3.3K 134 0
                                    

Entah siapa, yang menobatkan malam minggu sebagai malam-nya para pecinta. Malam itu, muda-mudi bergandengan di tengah gempita, memamerkan kemesraan di jalanan raya. Malam itu, dua sejoli saling menggenggam di meja cafe, bercengkrama tentang mimpi-mimpi masa depan...
.
Dan malam itu, anak gadis mencium tangan ibu bapaknya di beranda rumah, saat ia diajak jalan-jalan oleh kekasihnya. Tentu saja, sebelum itu, sekantong martabak dan sebungkus rokok menjadi tiketnya...
.
Tidak. Aku tidak akan menceritakan tentang mereka. Aku tidak akan berbusa-busa untuk berceramah bahwa hubungan pra-nikah, semanis apa pun kisahnya, adalah jalinan yang sama sekali tak diridhai Allah. Aku yakin kau sudah sering mendengar nasihat perihal itu, kan? Sayang, hati kita seakan tak ada ruang untuk menerima kebenaran Ilahi. Sebab apa? Sebab mungkin, hati kita sudah disesaki oleh kenikmatan duniawi.
.
Malam ini, izinkan aku berbicara tentang mereka. Siapa? Mereka yang meski sendiri, namun tetap menghadiahkan cinta pada orang yang layak. Mereka habiskan malam ini untuk berbincang, menelpon, atau curhat ini itu pada orangtuanya. Sebab ia sadar, suatu saat, kala ia dipinang, ia akan meninggalkan ibu bapaknya. Ya, ia tidak mau mengabiskan waktu dengan seseorang yang cintanya hanya sebatas ucapan 'I Love U' belaka. Ia lebih memilih bersama orangtua, sebab cinta mereka tak perlu lagi diragukan.
.
Malam ini, izinkan aku berbicara tentang mereka. Siapa? Mereka yang masih sendiri, namun tetap mensyurgakan bagi sesama. Mengisi malam ini dengan menuntun adik-adik kecil mengeja Iqra', atau berkumpul di majlis ilmu, dan atau membuat lingkaran bersama aktifis dakwah demi menyelamatkan ummat dari sesat arah.
.
Malam ini, izinkan aku berbicara tentang mereka. Siapa? Mereka yang meski sendiri, namun tetap berduaan dengan Allah. Menjadikan malam ini sebagai waktu bercengkrama dengan Rabb-nya. Ia tenggelam dalam sujud-sujud panjang. Ia terhanyut dalam dzkir-dzikir khusu'. Ia melirihkan bacaan Quran sembari menyusut pipi, menikmati ibadah sepenuh hati.
.
Kepada mereka, bersyukurlah. Sebab Allah, telah memberikan karunia yang begitu indah. Duhai, saat sebagian orang berlomba tuk menikmati cicipan dunia, kau sedang berlomba tuk memasak hidangan surga. Ah percayalah, malam ini, para penduduk langit sedang mendoakanmu.
.
Mendoakan?
.
Iya. Mereka berdoa, kau yang mencintai Allah, semoga dipertemukan dengan pangeran yang juga mencintai Allah. Seseorang yang menemanimu tak hanya di malam minggu, tapi juga di setiap malam, hingga surga mengucapkan salam. Assalaamu'alaikum bimaa shabartum. Keselamatan bagi kalian, atas sabar kalian.
.
Selamat bersabar, ya. Selamat menghabiskan malam minggu dengan cinta. Karena Allah. :)

Tentang Kata Dan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang